Media Pembelajaran
Media Pembelajaran ICT
MEDIA PEMBELAJARAN
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin
Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media
juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa,
sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan
media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Heinich, Molenda, Russel (1996:8) menyatakan
bahwa : “A medium (plural media) is a channel of communication, example
include film, television, diagram, printed materials, computers, and
instructors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi,
diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur). AECT (Assosiation of
Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagai
segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta
peralatanya.
Dari berbagai batsan di atas dapat
dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran pada diri siswa.
Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran
berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat
menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media
pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan
diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat
menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
Tiap-tiap media mempunyai
karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam memilih media, orang
perlu memperhatikan tiga hal, yaitu :
- Kejelasan maksud dan tujuan pemelihian tersebut
- Sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih
- Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel
(1996:8) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain :
media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer,
komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media dalam pembelajaran
adalah :
- Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
- Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
- Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
- Lingkungan sebagai media pembelajaran
Untuk menggunakan media sesuai
dengan materi pelajaran perlu dikatahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang
ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut :
1. Media
grafis
Termasuk didalamnya media visual,
yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi
visual.
2. Media
audio
Media jenis ini berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambnag auditif, baik verbal maupun non verbal.
3. Media
proyeksi diam
Media jenis ini mempunyai persamaan
dengan media grafis, dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan
media yang bersangkutan.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau
proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada
penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Ramiszowski
mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some transmitting
source which may be a human being or inanimate object), to the receiver
of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam
pembeljaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni
- Tujuan
Media yang dipilih hendaknya
menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini
adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain
merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
- Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari
adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan
slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang
menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson
menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan
meningkatkan pencapain akademik.
- Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila
tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa
tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar
dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan
menggunakan media auditif.
- Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat
tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan
jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan
belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi
keperluan siswa dan guru.
- Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan
hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan
Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat
bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat
bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan
dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan,
serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat
mempercepat pembelajaran atau tidak.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
(2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
(2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.
Manfaat
dan kendala ICT
|
Pembangunan
suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut sumberdaya (resources), baik
sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human
resources). Tetapi apabila dipertanyakan mana yang lebih penting diantara
kedua sumberdaya tersebut, maka sumberdaya manusialah yang lebih penting.
Sumber daya manusia merupakan penggerak dalam pembangunan suatu bangsa
Dengan kata lain kemajuan suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Karena pentingnya sumberdaya
manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia maka hal ini termuat didalam
undang-undang dasar 1945, alinea ke empat bagian pembukaan menyatakan bahwa:
“….Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia, dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan…. Dari pernyataan tersebut berarti bahwa pemerintah
mempunyai komitmen dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Melalui pendidikan dapat dibangun suatu masyarakat Negara
Indonesia yang berdaulat dan diterima keberadaannya dilingkungan
internasional.
Peranan pendidikan semakin strategis dalam menghadapi pasar global. Dampak globalisasi mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas dalam dunia pendidikan dan tenaga kerja sebagai akibat mekanisme pasar. Lembaga pendidikan harus menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu memenuhi tuntutan permintaan pasar tenaga kerja yang cenderung berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Hanya bangsa yang berkualitas yang akan mampu bersaing. Kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia juga ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa tersebut. Kenyataan menunjukan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dipenuhi berbagai persyaratan salah satunya adalah memiliki sarana prasa prasarana yang memenuhi standar seperti pemanfaatan ICT dalam pendidikan. Dengan hadirnya ICT dunia pendidikan bisa membawa dampak positif apabila teknologi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi bisa menjadi masalah baru apabila sekolah tidak siap. Untuk itu, perlu dilakukan suatu kajian tentang dampak positif dan negatif dari pemanfataan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) sebagai media komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan Tujuan dari penulisan ini adalah (1) untuk mengetahui pemanfataan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) sebagai media komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengetahui manfaat atau dampak positif dan negatif ICT bagi pendidikan. II. Mutu Pendidikan dan Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) Sebagai Media Komunikasi dalam Pendidikan Perkembangan teknologi komunikasi begitu cepat sehingga berdampak pada berbagai sendi kehidupan manusia. Dalam memasuki ere globalisasi sekarang ini, lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab membersiapkan dan menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi semua tantangan perubahan yang ada disekitarnya yang berjalan sangat cepat. Bahkan sebagai dampak globalisasi mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas dalam dunia pendidikan maupun tenaga kerja. Kondisi tersebut menuntut perlu adanya suatu sistem pendidikan yang bermutu yaitu sistem pendidikan yang mampu menyediakan sumberdaya manusia yang dapat bersaing dalam menghadapi persaingan global. Karena itu pendidikan perlu diarahkan agar mampu menyediakan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan zaman secara efektif sejak usia sekolah dengan memanfaatkan kemajuan terknologi.
Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai
faktor. Secara teoritis menurut Purwadhi (2000) dan Nickerson (1985), salah
satu unsur yang harus diperhatikan dalam mendesain proses pembelajaran yang
efektiv, salah satunya adalah media pengajaran. Selain itu, proses
pembelajaran juga merupakan bagian dari proses komunikasi. Dengan demikian
efektivitas dan mutu pembelajaran atau pendidikan juga ditentukan oleh unsur-unsur
komunikasi antaralain sumber, audience, media dan feed back.
Media komunikasi merupakan suatu alat dimana komunikator menggunakan nya untuk mengirim pesan kepada komunikan. Dalam pendidikan, media komunikasi biasanya disebut sebagai media pengajaran. Media komunikasi dalam pendidikan merupakan segala bentuk alat dan sumber belajar yang digunakan untuk membantu memperlancar proses belajar mengajar. Sumber belajar meliputi buku-buku, majalah, manusia, perpustakaan, labolatorium dan ICT seperti internet dan lain-lain. Media pendidikan digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa (Nana Syaodih, 1996). Tanpa media pendidikan, efektifitas belajar maupun mutu pendidikan tidak akan tercapai, demikian pula dengan jika tersedia media pendidikan tetapi kita tidak memiliki kemampuan pemilihan media mana yang paling efektif dan efisien maka efektifitas pembelajaran pun tidak dapat tercapai.
Sementara itu, Winn (1996) menambahkan ada tiga
peranan media dalam pendidikan,
1) media pembelajaran yang dalam
hal ini berfungsi sebagai penyampaian pesan khusus,
2) sebagai pembentuk lingkaran
perantara dimana media membantu siswa melakukan eksplorasi dan membentuk
pemahaman suatu pengetahuan, dan
3) mengembangkan kemampuan
kognitif, dinama media dipergunakan sebagai model atau perluasan mental
kemampuan
Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa media
yang paling efektif digunakan untuk mencapai mutu pendidikan dalam memasuki
ere globalisasi sekarang ini adalah dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT). ITC adalah istilah umum yang mengacu pada teknologi
yang digunakan untuk mengumpulkan, mengedit, mendapatkan informasi dalam
berbagai bentuk (SER, 1977dalam Nurdin Ibrahim).
Ada lima perspektif yang bisa dilihat dalam peranan
ICT dalam perannya sebagai media pembelajaran (Clark, 1996 dalam Ebersole,
2000), yaitu:
1) media sebagai teknologi,
2) media sebagai alat atau tutor atau guru,
3) media sebagai agen sosialisasi,
4). Media sebagai motivator untuk belajar, dam
5) Media sebagai alat mental untuk berpikir dan
memecahkan masalah.
III. Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi (ICT) Sebagai Media Komunikasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Secara umum, penggunaan ICT dalam pendidikan dideskripsikan sebaai berikut :
1) ICT sebagai objek pembelajaran
yang kebanyakan terorganisir dalam kursus-kursus spesial. Apa yang dipelajari
tergantung pada bentuk pendidikan dan level siswa. Pendidikan ini
mempersiapkan siswa untuk menggunakan ICT dalam pendidikan, keterampilan masa
depan dan dalam kehidupan sosial.
2) ICT sebagai ”alat bantu
(tool)”, yaitu digunakan sebagai alat, misalnya ketika membuat tugas-tugas,
mengumpulkan data, dan dokumentasi dan melaksanakan penelitian. Umumnya ICT
digunakan dalam memecahkan permasalahan secara independen.
3) ICT sebagai medium proses
pembelajaran, dimana guru dapat mengajar dan murid dapat belajar.
Hasil penelitian Kurniawati et,al (2005) menunjukan
bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT
khususnya edukasi net antara lain :
1) Memudahkan guru dan siswa dalam
mencari sumber belajar alternatif,
2 ) Bagi siswa dapat memperjelas
materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar
juga ada animasi menarik,
3) Dapat berlatih soal dengan
menanfaatkan uji kompetensi,
4) Cara belajar lebih efisien,
5) Wawasan bertambah,
6) Meringankan dalam membuat
contoh soal,
7) Mengetahui dan mengikuti
perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi,
8) Membantu siswa dalam
mempelajari materi secara individu selain disekolah,
9) Membantu siswa melek ICT
Adapun manfaat ITC khususnya internet/ edukasi-net
bagi pengembangan profesional guru yaitu meningkatkan pengetahuan, membagi
sumber diantara rekan sejawat/ sedepartemen, .bekerjasama dengan guru-buru
dari luar negeri, kesempatan untuk menerbit/mengumumkan informasi secara
langsung, mengatur komunikasi secara teratur, berpartisipasi dalam forum
dengan rekan sejawat baik lokal maupun nasional dan internasional
Manfaat sebagai sumber bahan yaitu dapat mengakses rencana pembelajaran dan metodologi baru, sebagai bahan baku dan bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran, menginformasikan berbagai sumber. Mendorong minat guru/tutor untuk meningkatkan motivasi siswa apabila lebih terfokus untuk belajar.
Manfaat bagi siswa yaitu:
1) mendorong siswa belajar sendiri secara cepat,
sehingga meningkatkan pengetahuan, belajar berinteraktivitas dan
mengembangkan kemampuan dibidang penelitian.
2) dapat memperkaya diri siswa dalam meningkatkan
komunikasi dengan siswa lain dan meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang
ada diseluruh dunia.
Berdasarkan manfaat ICT terhadap guru, siswa maupun
sebagai sumber bahan maka terlihat bahwa dengan memanfaatkan ICT sebagai
media pendidikan dapat meningkatkan kulitas pendidikan baik kulitas guru,
siswa maupun bahan ajar.
IV. Masalah-Masalah dalam Penerapan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT). Dampak positif teknologi terhadap dunia pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Berbagai pendapat pakar dari berbagai disiplin ilmu sepakat bahwa kehadiran teknologi baru seperti internet dan lain-lain akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Namun perlu disadari bahwa kehadiran teknologi tersebut di sekolah juga menimbulkan masalah baru apabila sekolah tidak siap antara lain : 1) Sarana disekolah belum memadai Tidak semua sekolah mempunyai sarana yang menjadi prasarat pemanfaatan teknologi tersebut. Kondisi tersebut, akhirnya sekolah tersebut menjadi enggan untuk menerapkan ICT di sekolahnya
2) Keterbatasan biaya dan tenaga operasional
Untuk bisa memanfaatkan ICT perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media tersebut, karena tidak setiap guru mampu mengoprasikan media tersebut. Berbagai sekolah yang mempunyai kemampuan baik tenaga maupun biaya tidak menjadi masalah, tetapi bagi sekolah yang miskin dan tenaga guru pas-pasan, kondisi ini merupakan masalah baru yang sangat sulit mengatasinya. Keterbatasan tenaga operasional untuk melakukan penjadwalan, perawatan dan pengoperasioan ketika guru akan memanfaatkan media menjadi masalah. Akhirnya guru malas untuk memanfaatkan media tersebut.
3) Kepala sekolah dan guru kurang sadar akan
pentingnya media pendidikan
Secara umum kondisi sekolah di Indonesia memang kesulitan untuk mencari tambahan biaya untuk kegiatan yang diluar kegiatan rutin. Pemanfaatan media pendidikan bagi sekolah kesannya hanya mahal dan menakutkan sehingga kalau sekolah tersebut pemimpinnya dan guru-gurunya kurang sadar pentingnya media pendidikan, akan semakin jauh dari harapan untuk memanfaatkan media pendidikan
4) Beban orang tua siswa lebih berat
Beberapa sekolah telah mempunyai kesadaran tentang pentingnya media. Namun seringkali untuk memenuhi media tersebut, salah satu sumber dana yang dilakukan sekolah adalah dengan membebankan kepada orang tua siswa. Tentu saja hal ini akan menjadi beban yang tida ringan bagi orang tua siswa.
5) Kondisi keamanan sekolah kurang memadai
Penerapan ICT akan lebih baik jika kondisi keamanan sekolah baik. Namun akan menjadi masalah jika menerapan ICT dilakukan pada sekolah yang kurang aman. Peluang terjadi kasus pencurian akan semakin tinggi disamping itu, pihak sekolah akan terbebani dengan adanya media ICT tersebut karena harus menjaga keamanan. Kalau keamanan saja tidak terjamin bagaimana mau bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan/ pembelajaran.
6) Persepsi yang salah terhadap media pembelajaran
Alasan yang sering didengar, mengapa guru enggan memanfaatkan media pembelajaran karena dengan memanfaatkan media tersebut jam pelajaran siswa menjadi terganggu. Kondisi memang cukup memperihatinkan. Artinya persepsi guru terhadap media pembelajaran salah. Padahal seharusnya justru dengan bantuan media, materi yang disampaikan lebih jelas dan konpreherensif karena pemehaman siswa diharapkan hampir sama.
7) Guru merasa terbebani
Untuk bisa mengajar dengan memanfaatkan media, memang dituntut guru harus lebih kreatif serta persiapan pengajaran lebih matang. Sebelum menggajar menggunakan media, guru dirumah sudah harus mencobanyanya sehingga nantinya disekolah guru sudah terbiasa dan tidak canggung lagi. Untuk itu, guru perlu menyiapkan waktu, tenaga dan biaya agar bisa berjalan dengan baik. Namun kenyataan banyak guru yang beralasan tidak menggunakan media ICT karena tidak ada waktu atau biaya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar