PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2103
PADA
SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 BAWU,
KEMUSU,
BOYOLALI
PROPOSAL
TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh
Gelar Magister Administrasi
Pendidikan
Oleh:
SRI WAHYUNI
Q 100 160 080
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2103
PADA
SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 BAWU,
KEMUSU,
BOYOLALI
PERNYATAAN
Saya yang
bertandatangan di bawah ini,
Nama : Sri Wahyuni
NIM :Q100 160 080
Program : Magister Administrasi Pendidikan (MPd)
Judul Tesis
: PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM
2103 PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 BAWU, KEMUSU, BOYOLALI
Menyatakan dengan
sebenarnya bahwa proposal tesis yang saya serahkan
ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain,
kecuali yang tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti tesis ini hasil plagiat,
saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku.
Surakarta, Desember 2016
Yang membuat
pernyataan,
Sri Wahyuni
Q100 160 080
Usulan Penelitian
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2103
PADA
SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 BAWU,
KEMUSU,
BOYOLALI
Diajukan
Oleh:
SRI
WAHYUNI
Q100 160 080
Telah
Disetujui Oleh:
Pembimbing
Prof. Dr. Bambang Sumarjoko
NIK
Tanggal
Persetujuan: Desember 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN
PERNYATAAN........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
A. JUDUL TESIS............................................................................................. 2
B. PENDAHULUAN............................................................................................ 2
1.
Latar Belakang Penelitian............................................................................ 2
2.
Rumusan Masalah........................................................................................ 5
3.
Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6
4.
Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
C. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 7
1.
Kajian Teori.............................................................................................. 7
a. Model Pembelajaran
Tematik……........................................................... 7
1) Pengertian Model Pembelajaran .................................................... 7
2) PengertianPembelajaran Tematik................................................... 8
3) Prinsip Dasar
Pembelajaran Tematik.............................................. 8
4) Arti Penting
Pembelajaran Tematik................................................ 9
5) Ruang Lingkup
Pembelajaran Temtaik .......................................... 9
6) Karakteristik
Pembelajaran Tematik...............................................
9
7) Langkah-Langkah
Pembelajaran Tematik..................................... 10
a)
Perencanaan Pembelajaran Tematik...................................... 10
b)
Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Pendekatan Tematik............................................................... 10
c) Mengevaluasi Pembelajaran Tematik.................................... 10
b. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah.............................................. 11
2.
Penelitian
Terdahulu.................................................................................... 12
D. METODE PENELITIAN........................................................................... ... 20
1. Jenis dan DesainPenelitian......................................................................... 20
a. Jenis Penelitian..................................................................................... 20
b. Desain Penelitian.................................................................................. 21
2. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 21
a. Tempat Penelitian................................................................................. 21
b.
Waktu Penelitian.............................................................................. 22
3. Data, Sumber Data dan Narasumber......................................................... 22
a.
Data Penelitian................................................................................. 22
b.
Sumber Data................................................................................... 23
c. Narasumber....................................................................................... 23
4. Kehadiran Peneliti................................................................................... 23
a. Peneliti Sebagai Siswa................................................................ 24
b. Peneliti Sebagai Instrumen......................................................... 24
5. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 24
a. Observasi Partisipan................................................................... 24
b. Wawancara Mendalam............................................................... 25
c.
Studi Dokumen......................................................................... 26
6. Teknik Analisis Data........................................................................... 27
a.
Reduksi Data................................................................................. 28
b.
Penyajian Data............................................................................... 28
c.
Penarikan Kesimpulan................................................................... 29
7. Jaminan Khusus Data........................................................................... 29
8. Keabsahan Data................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 30
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 33
PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2103
PADA
SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 BAWU,
KEMUSU,
BOYOLALI
PROPOSAL
TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh
Gelar Magister Administrasi
Pendidikan
Oleh:
SRI WAHYUNI
Q 100 160 080
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
A.
JUDUL TESIS
Pengelolaan Pembelajaran
Tematik Kurikulum 2103 pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu,
Boyolali.
B.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Penelitian
Dalam upaya
untuk memajukan suatu kehidupan bangsa dan negara sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan maka di dalamnya terjadi proses pendidikan atau proses belajar
mengajar akan memberikan pengertian pada pandangan dan penyesuaian bagi
seseorang atau si terdidik ke arah kematangan dan kedewasaan. Dengan proses ini akan membawa pengaruh
terhadap perkembangan jiwa dan potensi seseorang siswa kearah yang lebih
dinamis baik terhadap bakat atau pengalaman, moral, intelektual, maupun fisik.
Di dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang
paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif. Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (FIP-UPI, 2007: 137). Pembelajaran menurut
Permendiknas No 41 tahun 2007, adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara
efektif dan efsien.
Landasan
yuridis yang mendasari pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar adalah
kebijakan Menteri Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Permendiknas No 41
tahun 2007. Metode pembelajaran
digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi
dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
mata pelajaran.
Menurut Harsanto
(2007: 150), pembelajaran
tematik akan dapat mengutuhkan konsep
dan Informasi yang
dipelajari siswa. Proses
pembelajaran tematik juga dapat
menghindari bahan ajar yang saling tumpang
tindih sehingga tidak
membosankan siswa. Materi pembelajaran
yang dibahas tidak
hanya dari bidang studi
IPS, tetapi juga
dibahas dan bidang
studi PPKN dan
sebagainya. Dalam menyusun pembelajaran
tematik, antarguru bidang
studi dapat bekerja sama untuk membagi tugas dan
perannya. Bagi guru Sekolah Dasar yang menjadi guru kelas,
pembelajaran tematik akan
lebih mengefisienkan waktu
dan bahan karena ia
tidak harus mengulang dua kali bahan pembelajaran yang sama dalam bidang
studi yang berbeda.
Pembelajaran tematik, menjadi wacana baru,
yang dianggap baik
untuk diterapkan di SD,
tentu mempunyai beberapa
alasan, antara lain:
pola pikiran anak yang masih
holistik artinya usia siswa sekitar 4-10 tahun pola pemikirannya masih satu
kesatuan. Berikutnya, usia
siswa SD masih
bersifat operasional
kongkrit (Karli, 2011:
2). Menurut Suliharti
(2007: 2) kondisi
perkembangan psikologis
siswa ini terkait
erat dengan psikologi
belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi/materi
pembelajaran yang diberikan kepada
siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap
perkembangannya. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal cara
pencapaian tujuan pembelajaran dan kegiatan yang harus ditempuh siswa dalam
mempelajarinya.
Hasil supervisi
akademik yang dilakukan oleh Salimudin (2011: 34) pada Semester genap
tahun pelajaran 2009/2010
terhadap guru kelas
rendah di 12 sekolah binaan di gugus Cut Nya Dien, UPTD
Pendidikan Kecamatan Wanasari, Kabupaten
Brebes, belum optimal.
Dari 36 guru
di kelas rendah
yang menerapkan pembelajaran tematik
40%, selebihnya melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
mata pelajaran. Hal
ini, menunjukkan bahwa
kemampuan guru kelas rendah
dalam mengimplementasikan pembelajaran
tematik masih terasa kurang.
Padahal guru yang
baik adalah guru
yang melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), bukan hanya sebatas
melaksanakan kewajiban menyampaikan materi ajar kepada peserta didik.
Hendrawati (2010:
108-109) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, pembelajaran terpadu atau
tematik ini masih mengalami masalah dan
hambatan. Pelaksanaan pembelajaran
tematik di kelas I-III
tidak berjalan sesuai
dengan ketentuan Standar Isi,
karena guru-guru mengalami
kesulitan dalam menyusun silabus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan
dalam Standar Isi. Selain itu guru-guru
mengalami kesulitan dalam
mengalokasikan waktu yang
harus dipergunakan dalam seminggu,
karena tidak ada ketentuan alokasi waktu
untuk setiap tema yang
ditetapkan. Hal ini
disebabkan guru-guru belum memahami esensi dan
praktek pembelajaran tematik.
Mereka umumnya belum
mendapat pelatihan yang cukup
memadai dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik. Keberhasilan
pembelajaran tematik ditentukan
pula oleh kemampuan
dan pemahaman guru mengenai
pembelajaran tematik, disamping
latar belakang pendidikan
guru juga memberikan pengaruh
yang cukup berarti. Hal
ini menyebabkan pelaksanaan pembelajaran tematik belum bisa dilaksanakan
secara utuh.
Beberapa permasalahan
lain dalam implementasi
pembelajaran tematik
misalnya, guru mengalami kesulitan mengintegrasikan beberapa
pelajaran, guru masih memisahkan
mata pelajaran dengan alokasi jam
pelajaran yang jelas, serta dalam hal
pelaksanaan tesnya dilakukan
secara terpisah berdasarkan
tes terstandar. Tantangan yang
lain adalah bahwa
pembelajaran tematik
membutuhkan lebih dari satu buku teks,
dan guru masih menggunakan buku teks yang
terpisah. Guru-guru sebaiknya menambah materi tentang
kurikulum yang mendukung
pembelajaran tematik.
Berangkat dari
latar belakang penelitian
tersebut di atas, menjadi
suatu hal yang menarik untuk mengkaji tentang
pengelolaan pembelajaran tematik
di sekolah ini. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya dapat dijadikan
sebagai suatu model percontohan bagi
sekolah-sekolah lain. Berdasarkan
latar belakang permasalahan di atas peneliti
mengangkat judul “Pengelolaan
Pembelajaran Tematik Kurikulum 2103 Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Bawu,
Kemusu, Boyolali”.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah: Bagaimana karakteristik pengelolaan
pembelajaran tematik kurikulum
2103 pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali? Fokus
tersebut selanjutnya dijabarkan
menjadi beberapa sub
fokus sebagai berikut:
a.
Karakteristik perencanaan
pembelajaran tematik kurikulum
2103 pada siswa kelas IV di SD Negeri 3
Bawu, Kemusu, Boyolali.
b.
Karakteristik pengorganisasian pembelajaran
tematik kurikulum 2103 pada siswa
kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu,
Boyolali.
c.
Karakteristik pelaksanaan
pembelajaran tematik kurikulum 2103 pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
d.
Karakteristik evaluasi
pembelajaran tematik kurikulum 2103 pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
fokus permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan umum
dan tujuan khusus.
Tujuan umum penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik
pengelolaan pembelajaran tematik
kurikulum 2103 pada siswa kelas IV di
SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
Adapun tujuan khusus
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendeskripsikan karakteristik
perencanaan pembelajaran tematik
kurikulum 2103 pada siswa kelas IV di
SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
b.
Untuk
mendeskripsikan karakteristik pengorganisasian pembelajaran tematik kurikulum 2103 pada siswa
kelas IV di SD Negeri 3 Bawu, Kemusu,
Boyolali.
c.
Untuk
mendeskripsikan karakteristik pelaksanaan pembelajaran tematik kurikulum 2103
pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Bawu,
Kemusu, Boyolali.
d.
Untuk mendeskripsikan karakteristik
evaluasi pembelajaran tematik
kurikulum 2103 pada siswa kelas IV di
SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
4.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang
dilaksanakan ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan bagi
dunia pendidikan baik
yang bersifat praktis
maupun teoritis. Adapun manfaat
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Manfaat Praktis
1)
Bagi Guru
a)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru kelas untuk dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi dalam pengelolaan
pembelajaran tematik.
b)
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru
kelas di Sekolah Dasar untuk dijadikan sebagai model acuan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik.
2)
Bagi Kepala Sekolah
a)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi kepala sekolah
untuk dapat digunakan
sebagai tambahan informasi
mengenai pengelolaan pembelajaran tematik di sekolah.
b)
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
digunakan oleh kepala
sekolah untuk dijadikan bahan
acuan dalam mengembangkan
pembelajaran tematik di sekolah masing-masing.
3)
Bagi Komite Sekolah
a)
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi Komite
Sekolah untuk dijadikan
sebagai bahan masukan
dalam pengembangan program sekolah.
b)
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi Komite
Sekolah untuk menambah
pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran tematik di sekolah.
b.
Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan teori
atau keilmuan dalam
merencanakan, melaksanakan,
dan evaluasi pembelajaran,
khususnya teori pembelajaran tematik di SD.
C.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Kajian Teori
a.
Model Pembelajaran Tematik
1)
Pengertian Model Pembelajaran
Soekamto, dkk (Trianto,
2011: 142) mendefinisikan model pembelajaran sebagai
suatu kerangka konseptual
yan melukiskan tahapan yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi debagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut peneliti,
model pembelajaran adalah
pedoman yang digunakan pendidik
dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran. Model
pembelajaran ini harus
disesuaikan dengan lingkungan
belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2)
Pengertian Pembelajaran Tematik
Definisi pembelajaran
tematik menurut Sukayati (2009: 13),
merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD)
dan indikator dari kurikulum/Standar Isi
(SI) dari beberapa
mata pelajaran menjadi satu
kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.
Berdasarkan beberapa pengertian
di atas maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada
siswa.
3)
Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Secara umum prinsip
pembelajaran tematik dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa prinsip yang secara rinci akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Prinsip pemilihan dan penggalian tema
b)
Prinsip
pengelolaan pembelajaran
c)
Prinsip
evaluasi
d)
Prinsip
reaksi
4)
Arti Penting Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto (2011: 158)
dalam pembelajaran tematik
ada beberapa alasan yang mendasari bahwa pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan
belajar mengajar, antara lain:
a)
Dunia
anak adalah dunia nyata
b)
Proses pemahaman
anak terhadap suatu
konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisasi
c)
Pembelajaran
akan lebih bermakna
d)
Memberi
peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
e)
Memperkuat
kemampuan yang diperoleh
f)
Efisiensi
waktu
5)
Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pengembangan
pembelajaran tematik meliputi seluruh
mata pelajaran pada
kelas I, II
dan III sekolah
dasar, yaitu pada
mata pelajaran Pendidikan Agama,
Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan
Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan
Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Kunandar, 2011:
340).
6)
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model
pembelajaran di sekolah
dasar, menurut Kunandar (2011:
341-342) pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut:
a) Berpusat pada siswa
b)
Memberikan
pengalaman langsung
c)
Pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas
d)
Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran
e)
Bersifat
fleksibel
f)
Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
g)
Menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
7)
Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah pembelajaran tematik
pada dasarnya mengikuti langkah-langkah pembelajaran
terpadu. Secara umum
langkah-langkah tersebut
mengikuti tahap-tahap yang
dilalui dalam setiap
model pembelajaran yang meliputi
tiga tahap, yaitu:
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi (Prabowo,
2000: 6 dalam
Trianto, 2011: 168).
a)
Perencanaan
Pembelajaran Tematik
Model
pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran
yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau
topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan
dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait
(Fogarty,1991 : 54).
b) Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Tematik
Dengan
mengadaptasi pendapat Gillians Collins & Hazel Dixon (2001), prosedur
pembelajaran tematik berindikator SPICES dalam rangka implementasi kurikulum
2013 memiliki tiga tahap, yaitu:
1. Tahap
Pendahuluan, meliputi :
a. Penetapan
tema dan pengembangan sub tema
b. Penyampaian
tujuan pembelajaran, indikator kompetensi, dan karakter yang akan dicapai
c. Appersepsi
2. Tahap
Inti, mencakup :
a.
Pengumpulan
informasi
b.
Pengolahan
informasi
c.
Penyusunan
laporan
3. Tahap
Penutup, mencakup :
a.
Penyajian
informasi
b.
Evaluasi
c) Mengevaluasi Pembelajaran Tematik
Dalam evaluasi pembelajaran tematik
lebih menekankan pada aspek proses dan usaha pembentukan efek iringan atau
karakter seperti kemampuan bekerja sama, tenggang rasa dan sebagainya. Evaluasi
menekankan evaluasi prosesdan evaluasi hasil. Teknik evaluasi yang digunakan
dalam kurikulum 2013 adalahauthentic assesment. Salah satu teknik penilaian
yang dapat digunakan adalah penilaian berbasis kelas.
b.
Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah
Perkembangan merupakan hal yang berkesinambungan dalam fase-fase atau periode tertentu. Bagi Indonesia,
kriteria umur yang
ditetapkan adalah ±
7 tahun untuk dapat
masuk Sekolah Dasar. Menurut Piaget tahap perkembangan
kognitif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Tahap perkembangan kognitif
Piaget
2.
Penelitian Terdahulu
Ada
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain penelitian:
a. Research
from Leonard Mwalimu Nkosana (2013) by title “Theoretical Insights into
Curriculum Reform in Botswana”. This paper examines the
technicist approach to
curriculum innovation and argues that
the approach is wanting in
that it ignores a number of important
factors. These factors which
determine whether an
innovation will succeed
or fail include:
the characteristics of the
innovation, local factors,
external factors, and
the importance of
the context and
culture. These are exemplified
by what has
happened to the
Botswana General Certificate
of Secondary Education given
recent curriculum and
assessment innovation. The
results of this study clearly
demonstrate that the above
factors are crucial if
curriculum reform is to
achieve its desired objectives. This
study concludes that because local
context and culture, such as
teacher-dominated classroom cultures and
the availability of material
resources in schools, are usually
not taken into consideration, curriculum reform often fails.
Penelitian ini membahas pendekatan teknis inovasi kurikulum
dan pendekatan ini ingin mengabaikan sejumlah faktor penting. Faktor-faktor
yang menentukan apakah suatu inovasi akan berhasil atau gagal meliputi:
karakteristik inovasi, faktor-faktor lokal, faktor eksternal, dan pentingnya
konteks dan budaya. Ini dicontohkan oleh apa yang telah terjadi pada Pendidikan
Menengah Sertifikat Jenderal Botswana yang diberikan kurikulum baru dan inovasi
penilaian. Hasil dari penelitian ini jelas menunjukkan bahwa faktor-faktor di
atas penting jika reformasi kurikulum untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa konteks dan budaya lokal, seperti budaya
kelas guru yang didominasi dan ketersediaan sumber daya material di sekolah,
biasanya tidak dipertimbangkan, reformasi kurikulum sering gagal.
b.
Research from Djuwairiah Ahmad (2014) by title “Understanding
the 2013 Curriculum of English Teaching through the Teachers‟ and Policymakers‟
Perspectives”. This study focused
on the 2013
Curriculum (K-13) implementation at the four
targeted senior secondary schools
of K-13 implementation in
Makassar, South Sulawesi,
Indonesia. It involved
three policymakers and 11 English teachers using explanatory model of
mixed-method design (quan-QUAL). The data were
collected in 19 months from 2012
to 2014 and analyzed in
multi-stages. The study found and concluded that the issues
underlying the change from the School-Based Curriculum (SBC) to K-13 were the
failure of the former curricula, the
anticipation demographic and
economic circumstances in the future,
and the benefits offered within the
change. In line with
the teachers’ knowledge
and belief system
towards the change,
their perception on the
K-13 led to
two main trends:
(1) positive, innovative,
creative and give
impact to the transformation from
traditional view of
learning to a
modern pedagogic dimension;
and (2) negative
and superficial that only
change in conceptual
level and would likely
to have the
same effects with the
previous changes. The teachers’
interpretation on the
K-13 also led
to two main
trends: (1) the correct and comprehensive interpretation when dealing with
the general concepts
in K-13 in ELT practices;
and, (2) the partial interpretation towards the
applicative concepts according to their understanding, procedural knowledge
and the convenience of the application offered by the changing elements. The implementation of K-13 in ELT practices was found to be partial,
biased and tended to be traditional from the planning to the assessing process.
The constraints to
successful implementation of K-13 were
found to root
in the teachers’
fixed mindset and within the
implementation.
Penelitian ini difokuskan pada Kurikulum 2013
(K-13) pelaksanaan di empat sasaran senior yaitu sekolah menengah yang
menerapkan pelaksanaan (K-13) di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Penelitian ini melibatkan tiga pembuat kebijakan dan 11 guru bahasa Inggris
dengan menggunakan model desain metode campuran (quan-QUAL). Data dikumpulkan
dalam 19 bulan yaitu pada 2012 - 2014 dan dianalisis dalam tahap yang beragam.
Studi ini menemukan dan menyimpulkan bahwa masalah yang mendasari perubahan
dari Sekolah Berbasis Pendidikan (KTSP) ke K-13 adalah kegagalan kurikulum
lama, antisipasi keadaan demografi dan ekonomi di masa depan, dan manfaat
ditawarkan dalam perubahan. Sejalan dengan sistem pengetahuan dan keyakinan
guru terhadap perubahan, pendapat mereka tentang K-13 menyebabkan dua
kecenderungan utama: (1) positif, inovatif, kreatif dan memberikan dampak
terhadap transformasi dari pandangan belajar tradisional dimensi pedagogik
modern; dan (2) negatif dan dangkal yang hanya berubah dalam tingkat konseptual
dan akan cenderung memiliki efek yang sama dengan perubahan sebelumnya.
Interpretasi guru pada K-13 juga menyebabkan dua kecenderungan utama: (1)
kecocokan dan interpretasi yang luas ketika berhadapan dengan konsep-konsep
umum dalam K-13 dalam praktik ELT; dan, (2) interpretasi parsial terhadap
konsep aplikatif sesuai dengan pemahaman mereka, pengetahuan prosedural dan
kenyamanan aplikasi yang ditawarkan oleh unsur-unsur yang berubah. Pelaksanaan
K-13 di ELT praktek ditemukan menjadi parsial, bias dan cenderung tradisional
dari perencanaan proses menilai. Kendala untuk keberhasilan pelaksanaan K-13
ditemukan akar dalam mindset tetap guru dan dalam pelaksanaannya.
c.
Research from Ibrahim and Cut Morina Zubainur (2015) by
tittle “Integrative Curriculum in Teaching
Science in The Elementary School”. This study aimed to develop a curriculum for teaching science in the Integrative Science in elementary school, as
well as foster an attitude wise on students
to the cultural values that are
integrated. Implementation of
integrative curriculum is
expected to drive
the implementation of the curriculum of characters that are beneficial
to the students, such as: understanding
and mastery of
teaching materials, the
growth of the
student's personal attitude toward wise
on religious values
and culture of Aceh
are integrated. The main objective While
the schools prepare
learning device or
media integrative learning curriculum for
elementary schools as
a guideline for
teachers. Curriculum development
method consists of three phases: (1) the initial assessment phase, (2) design
phase, (3) the implementation
phase. As for
assessing the quality
of the curriculum
is an integrative manner stare validity, practical,
and effective in implementation in
the thematic learning in
primary school. The results
are found to
exist Integrative Curriculum device
and its components are
valid for use
by teachers in
the learning process
of primary school students.is to
implement integrative values
of Islamic Shari'a
in thematic learning
in elementary school as expected by parents guardians and community. The
teacher's role in implementing character education, which provides guidance and
examples in the learning process so that there is a change in attitude to the
students.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan kurikulum untuk ilmu pengetahuan mengajar Ilmu Integrasi di
sekolah dasar, serta menumbuhkan sikap bijaksana pada siswa dengan nilai-nilai
budaya yang terintegrasi. Implementasi Kurikulum integrasi diharapkan untuk
mendorong pelaksanaan kurikulum karakter yang bermanfaat bagi para siswa,
seperti: pemahaman dan penguasaan bahan ajar, pertumbuhan siswa pribadi sikap
terhadap bijaksana pada nilai-nilai dan budaya Aceh agama yang terintegrasi.
Tujuan utama sekolah sementara adalah
mempersiapkan pembelajaran perangkat atau media pembelajaran integrasi
kurikulum untuk sekolah dasar sebagai pedoman bagi guru. Pengembangan kurikulum
Metode ini terdiri dari tiga tahap: (1) tahap penilaian awal, (2) tahap desain,
(3) tahap implementasi. Seperti untuk menilai kualitas kurikulum adalah integrasi
cara tatapan validitas, praktis, dan efektif dalam pelaksanaannya dalam
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Hasilnya ditemukan ada perangkat
Kurikulum Integrasi dan yang komponen yang valid untuk digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran sekolah dasar students.is untuk menerapkan
nilai-nilai integrasi dari syariat Islam dalam pembelajaran tematik di SD
seperti yang diharapkan oleh orang tua wali dan masyarakat. Peran guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter, yang memberikan panduan dan contoh dalam
pembelajaran proses sehingga ada perubahan sikap terhadap siswa.
d.
Research
from Sugiman and Hardi Suyitno (2016) by title “Readiness Of Teachers Of
Extraordinary School In Central Java In Mastering Of The Teaching Materials And
Implementing Of Curriculum Of 2013 (A case in mathematics teaching at Extraordinary School). Extraordinary
School (ES) is a school that educates for students with disabilities. The
purpose of this research: Describing the readiness of teachers of extraordinary
schools in Central Java – Indonesia in implementing of Curriculum of 2013,
especially in: (a) changes in mindset of teachers related
to the implementation of Curriculum of 2013, (b) mastering of the
teaching materials, (c) implementing
of Curriculum of 2013 in
extraordinary schools through
a scientific approach and
integrated thematic, (d)
the skills of ES teachers at Central Java
in making lesson plan, and (e) change the raw scores into Report Value.
This article based on a qualitative research, so
that the data collection was
done through questionnaire, observation
and open interviews intensively, which was forwarded by triangulation. The
research methods include: (1) data
reduction, (2) data
display, (3) data
interpretation, and (4) conclusion/verification. The results of
this research: in principle the ES teachers were ready to implement the curriculum in 2013: (1)
there was a positive change in
mindset of teachers of
extraordinary schools in Central
Java associated with the implementation of Curriculum
of 2013, (2) the
majority of teachers
already mastered the
material, (3) teachers
were encountered many difficulties in implementing/teaching the
materials of extraordinary schools through
a scientific approach
and integrated thematic,
(4) the teachers
were confused in making a lesson plan that includes
scientific approach, (5) In the process of implementing the curriculum of 2013,
the teachers feel less skilled in converting raw scores into Report Value.
As an
additional result, there
were many teachers
of extraordinary schools
who want a training,
workshops, practices, and
assistance in classes
on how to
teach the material
to students of extraordinary schools, which was implemented through a scientific approach
and integrated thematic, and then
forwarded to the assistance specifically related to how to change the raw value
into Report Value.
Penelitian di atas berfokus pada Sekolah
Luar Biasa (ES) adalah sekolah yang mendidik
bagi siswa penyandang cacat. Tujuan Penelitian ini: Menggambarkan kesiapan guru
sekolah luar biasa di Jawa Tengah Indonesia dalam melaksanakan Kurikulum 2013,
khususnya pada: (a) perubahan pola pikir guru yang terkait dengan pelaksanaan
Kurikulum 2013, (b) penguasaan bahan ajar, (c) penerapan Kurikulum 2013 di
sekolah-sekolah luar biasa melalui pendekatan ilmiah dan tematik terpadu, (d)
keterampilan guru ES di Jawa Tengah dalam membuat rencana pembelajaran, dan (e)
mengubah skor mentah menjadi laporan nilai. Artikel ini berdasarkan pada
penelitian kualitatif, sehingga pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner,
observasi dan wawancara terbuka secara intensif, yang diteruskan oleh
triangulasi. Metode penelitian meliputi: (1) reduksi data, (2) display data,
(3) interpretasi data, dan (4) kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini:
pada prinsipnya guru ES siap untuk menerapkan kurikulum tahun 2013 yaitu: (1)
ada perubahan positif dalam pola pikir guru sekolah luar biasa di Jawa Tengah
terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013, (2) sebagian besar guru sudah
menguasai materi, (3) guru mengalami banyak kesulitan dalam
melaksanakan/mengajar materi sekolah luar biasa melalui pendekatan ilmiah dan
tematik terpadu, (4) guru merasa bingung dalam membuat rencana pelajaran yang
mencakup pendekatan ilmiah, (5) Dalam proses penerapan Kurikulum 2013, para
guru merasa kurang terampil dalam mengkonversi skor mentah menjadi laporan
nilai. Sebagai hasil tambahan, ada banyak guru sekolah luar biasa yang
menginginkan pelatihan, workshop, praktek, dan bantuan di kelas tentang cara
mengajar materi untuk siswa dari sekolah luar biasa, yang dilaksanakan melalui
pendekatan ilmiah dan tematik terpadu, dan kemudian diteruskan ke bantuan
khusus yang berkaitan dengan cara mengubah nilai mentah menjadi laporan nilai.
e.
Research from Heri Retnawati, Samsul Hadi and
Ariadie Chandra Nugraha (2016) by title “Vocational High
School Teachers’ Difficulties
in Implementing the Assessment in Curriculum 2013 in
Yogyakarta Province of Indonesia”. The
study aims to
describe vocational high
school teachers’ difficulties
in implementing the assessment
within Curriculum 2013,
which has been implemented since July 2013 in several
Indonesian schools and which might have been
in effect in
all schools around 2014. The study was descriptive explorative research by means of qualitative
data gathering. The data of vocational high school teachers’ difficulties in
implementing the assessment within the Curriculum 2013 were gathered
by means of
interviews and focus
group discussions. The
data source was 22
vocational high school
teachers and the
vice principals of curriculum
in the Province of Yogyakarta
Special Region of Indonesia. The data
analysis was conducted
by looking for
the specific theme;
then, the researcher found the inter-theme relationship
in order to attain the proper understanding. The results of the
study showed that
in the assessment
implementation of Curriculum
2013 the
teachers had not fully understand
the assessment system. The
teachers’ difficulties were also found in: developing the instrument of
attitude, implementing the
authentic assessment, formulating
the indicators, designing
the assessment rubric for
the skills, and
gathering the scores
from multiple measurement techniques. In
addition, the teachers
could not find
feasible application for describing the students’ learning
achievements.
Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan kesulitan guru SMK dalam melaksanakan penilaian dalam Kurikulum
2013, yang telah dilaksanakan sejak Juli 2013 beberapa sekolah di Indonesia
yang mungkin diberlakukan di semua sekolah sekitar tahun 2014. Penelitian ini
adalah deskriptif eksploratif penelitian dengan cara mengumpulkan data
kualitatif. Data sekolah menengah kejuruan tentang kesulitan guru dalam
melaksanakan penilaian dalam Kurikulum 2013 dikumpulkan dengan cara wawancara
dan diskusi kelompok terarah. Data Sumber itu 22 guru SMK dan wakil kepala
sekolah dari Kurikulum di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari Indonesia.
Data Analisis dilakukan dengan mencari tema tertentu; kemudian, peneliti
menemukan hubungan antar-tema dalam rangka untuk mencapai pemahaman yang tepat.
Itu Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan penilaian Kurikulum
2013 guru belum sepenuhnya memahami sistem penilaian. Kesulitan guru juga
ditemukan dalam: mengembangkan instrumen sikap, menerapkan penilaian otentik,
merumuskan indikator, merancang rubric penilaian untuk keterampilan, dan
mengumpulkan skor dari beberapateknik pengukuran. Selain itu, guru tidak bisa
menemukan aplikasi yang layak untuk menggambarkan prestasi belajar siswa.
D.
METODE PENELITIAN
1.
Jenis dan Desain Penelitian
a.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif, menurut John W Creswell (2010: 18), adalah pendekatan untuk
membangun pernyataan pengetahuan berdasrakan perspektif-konstruktif (misalnya,
makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan
sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu),
atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap
politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. Lebih jelasnya,
pengertian tersebut adalah sebagai berikut:
A quality approach is one in which the inquirer often makes
knowledge claims based primarily on
constructivist perspective (i. e. the multiple meanings of individual
experiences, meaning socially and historically constructed, with an intent of
developing a theory or pattern) or advocacy/ participatory perspective (I. e.
political, issue-oriented, collaborative or change oriented) or both (Creswell,
2010, hal. 18).
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2004 4) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif.
Ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dan orang-orang (subyek)
itu sendiri. Data tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
b.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan objek
penelitian berupa pengelolaan pembelajaran tematik di SD negeri 3 Bawu
Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Studi kasus bertujuan mengkaji kondisi,
kegiatan, perkembangan, factor-faktor yang penting yang menunjang kondisi yang
diteliti (Rubiyanto, 2011: 44). Kajian kasus dalam penelitian ini berupa
penelitian tentang tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran tematik.
2.
Tempat dan Waktu Penelitian
a.
Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali Tahun 2017/2018.
Lokasi penelitian ini terletak di Desa Bawu, Kecamatan Kemusu, Kabupaten
Boyolali. Berada di tengah-tengah pusat desa Bawu, dan letaknya yang strategis
di pinggir jalan, sehingga memudahkan jangkauan masyarakat sekitar yang berada
di sekitar SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali. Penelitian
dilaksanakan di tempat tersebut dengan pertimbangan bahwa di SD Negeri 3 Bawu,
Kemusu, Boyolali sudah menerapkan pembelajaran tematik kurikulum 2013, lokasi
mudah dijangkau, guru sudah mengikuti diklat dan pelatihan pengelolaan pembelajaran
tematik kurikulum 2013. Kelas yang digunakan sebagai penelitian ini adalah Siswa
kelas IV SD Negeri 3 Bawu, Kemusu, Boyolali.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini
akan dilaksanakan selama delapan bulan mulai dari penyusunan proposal,
perbaikan proposal, menyusun instrumen, perijinan penelitian, pelaksanaan
tindakan, analisis data, penyusunan laporan dan pengajuan laporan diawali pada
bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017. Adapun rincian waktu
penelitian terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No
|
Kegiatan Penelitian
|
Bulan Pelaksanaan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
||||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Perbaikan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Menyusun Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Perijinan Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pelaksanaan Tindakan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Pengajuan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Data, Sumber Data, dan Narasumber
a.
Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
hasil wawancara dengan informan, pengamatan lapangan maupun studi dokumentasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer,
yaitu sumber data yang diperoleh secara
langsung melalui wawancara dengan informan serta pengamatan lapangan dan sumber
data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
studi dokumentasi.
b.
Sumber Data
Sumber data utama dalamn penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnyan adalah data tambahan seperti dokumen atau bahkan lain
(Moleong 2006; 112). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a) dokumen sekolah, b) catatan lapangan, c) perilaku dan tindakan pelaku, d)
ucapan dan kata-kata, serta dokumen sekolah.
c.
Narasumber
Narasumber dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang
terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah yang meliputi: kepala sekolah,
guru di kelas IV yang terdiri dari seorang guru kelas, dan Pengawas Sekolah.
Secara garis besar sumber data yang diambil dalam penelitian ini meliputi manusia
sumber yaitu kepala sekolah, guru, Pengawas Sekolah dan Komite Sekolah. Data
pendukung lain adalah data statistik, laporan, dokumentasi, dan kepustakaan.
Sasaran yang dijadikan informan atau sumber data dipertimbangkan menurut rancangan purpose sampling. Disamping itu
digunakan pula pendekatan snow ball sampling yaitu informan diminta untuk
menunjuk informan lain yang dianggap dapat memberikan informasi tentang fokus
penelitian. Informan termasuk sumber data berupa orang.
4.
Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif mryakini bahwa hanya manusia yang mampu
menanggapi dan menilai makna dari berbagai interaksi (Lincoln dan Guba dalam
Sutopo, 2006: 44). Berdasarkan hal tersebut, kehadiran peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai sisea dan sekaligus sebagai inetrumen penelitian.
a.
Peneliti sebagai Siswa
Kehadiran peneliti sebagai siswa dikatakan oleh Sutopo sebagai
“sudah menunjukkan adanya peranan yang paling pasif dalam pengamatan’ (Sutopo,
2006: 76). Kehadiran peneliti sebagai orang asing dalam konteks setting
penelitian diketahui oleh pribadi yang diamati sehingga akan membawa pengaruh
pada pribadi yang diamati.Sebagai siswa, peneliti terjun ke lapan gan terutama
untuk memperoleh data mengenai pengelolaan pembelajaran tematik di SD negeri 3
Bawu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali yang terfokus pada perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pen gendalian pembelajaran tematik.
b.
Peneliti sebagai Istrumen
Kedudukan peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian menjadi
sangat kuat. Hal ini dikarekanan bahwa dalam penelitian kualitatif, bentuk
semua teknik pengumpulan data dan kualitas pelaksanaan serta hasilnya sangat
tergantyng pada penelitinya sebagai alat pengumpulan data utama (Sutopo, 2006: 76). Posisi peneliti sebagai alat utama
pengumpuklan data menuntut kualitas peneliti yang benar-benar memahami
metodologi penelitian yang digunakan.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi partisipan, wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi.
Penjelasan ketiga teknik pengumpulan data tersebut adalah:
a.
Observasi Partisipan
Teknik observasi ini menggunakan pengamatan atau penginderaan
langsung terhadap, suatu benda, kondisi, situasi atau perilaku. Data observasi
berupa deskripsi yang factual. Cermat dan terinci mengenai keadaan langsung,
kegiatan manusia, dan situasi sosial, serta konteks tempat kegiatan-kegiatan
itu terjadi (Nasution, 2004: 59). Data yang diperoleh adalah hasil pengamatan
langsung di lapangan.
Peneliti melakukan observasi berperan dengan maksud untuk
memperoleh data yang lengkap dan rinci melalui pengamatan yang seksama dengan
melibatkan diri dalam kegiatan subyek yang sedang diteliti. Menurut Guba
(Muhadjir, 2004: 115), observasi itu interaktif, anatra peneliti dengan yang
diteliti, ada pengaruh dan hambatan timbal balik. Observasi berperan dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan terkait dengan
pengelolaan pembelejaran tematik di sekolah tersebut.
Observation Guide yang digunakan adalah pengamatan terhadap
lokasi yang diteliti, dan pengatan sarana prasarana belajar. Data lain yang
diperlukan adalah pengelolaan pembelajaran tematik, maka observation Guide meliputi
pengamatan Guru dalam mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan
evaluasi pembelajaran.
b.
Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2004:
135). Wawancaraa adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara Tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data. Agar wawancara dapat dilakukan dengan baik, maka hubungan antara
peneliti dengan subyek merupakan suatu partnership. Kemudian data hasil
wawanacraa di deskripsikan dan ditafsirkan sesuai dengan latar secara utuh
wawancara digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif dalam kata-kata tuturan
subyek sendiri sehingga peneliti memperoleh pengertian mengenai bagaimana
subyek menafsirkan sebagian dari dunia (Bogdan dan Biklen, 2004: 178). Agar
data yang diperoleh sejalan dengan arah penelitian, peneliti menggunakan
pedoman umum wawancara sebagai kerangka konseptual untuk mengangkat
permasalahan penelitian.
Wawancara mendalam dilakukan dengan para responden penelitian yang
dilakukan secara bertatap muka. Fokus wawancara diarahkan pada peranan
pihak-pihak yang diwawancarai dengan proses pembelajaran tematik di sekolah
tersebut.
Dipilih metode wawancara mendalam karena melalui kegiatan wawancara
tersebut maka penulis dapat memperoleh informasi yang detail dan terperinci
mengenai bentuk kerjasama tersebut. Selain itu, dengan wawancara mendalam
memungkinkan tercipta hubungan harmonis antara penulis dengan responden
sehingga responden dapat diajak wawanacara dengan nyaman sekaligus dapat
memberikan data sebanyak mungkin.
Interview Guide yang digunakan
meliputi pertanyaan tentang perencanaan guru dalam pembelajaran tematik,
pengorganisasian pembelajaran tematik yang dilakukan guru, pelaksanaan
pembelajaran tematiuk yang dilakukan guru, dan pengawasan pembelajaran tematik
yang dilakukan guru.
c.
Studi Dokumen
Studi dokumentasi ini sebagai pelengkap data, dan dokumen-dokumen
tersebut diharapkan dapat menjadi narasumber yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimungkinkan ditanyakan melalui wawancara atau
observasi. Di dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas,
dokumen bukan hanya berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda
peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol (Sutopo, 2004: 149-150).
Studi dokumentasi dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data
sekunder, baik yang diperoleh dari perpustakaan maupun warung internet. Dokumen
dalam bentuk data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini anatra lain
tentang gambaran umum Sekolah Dasar Negeri 3 Bawu Kecamatan Kemusu, Kabupaten
Boyolali.
Hasil studi dokumentasi dapat dipergunakan sebagai pendukung datan
penelitian yang diperoleh melalui obervasi maupun wawancara. Sinkronisasi data
dari ketiga metode ilmiah yang pada akhirnya dapat memberikan jawaban akhir
dari permasalahan yang dikaji secara akurat, factual dan rasional. Adakalanya
studi dokumentasi dari buku-buku pustaka dapat dipergunakaan sebagai landasan
teoritis untuk menjawab permasalahan.
6.
Teknik Analisis Data
Nasution dalam Sugiyono (2005: 89) menyatakan bahwa
“Analisis berlangsung mulai sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangann, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi, tes,
hasil wawancara dan dokumentasi dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan dan
hambatan-hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan media pembelajaran gambar seri dan papan cerita. Peneliti
menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan model alur yang terdiri
dari tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen yaitu:
sajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai suatu proses siklus.
Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup deskripsi hasil
wawancara, reduksi data,
analisis, interpretasi data
dan triangulasi. Dari hasil
analisis data yang
kemudian dapat ditarik
kesimpulan. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh
peneliti:
Gambar
3.1. Model analisis interaktif (Interactive Model of Analysis)
Sumber
: (Miles dan Huberman, 2002: 20)
Berikut
merupakan penjelasan lebih lanjut tentang ketiga komponen tersebut:
a.
Reduksi
Data
Reduksi data adalah
proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan lapangann yang didapat peneliti pada tiap
siklus penelitian yang dilakukan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap
pasca tindakan dilakukan. Hasil dari reduksi data berupa uraian singkat yang
telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang tindakan
yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga pada akhirnya dapat
ditarik kesimpulan.
b. Penyajian Data
Setelah data yang
didapatkan dari lapangann dipilah-pilah ke bagian yang penting, dipisahkan
sesuai kategori (antara huruf besar, huruf kecil, angka) dan membunag data-data
yang tidak dipakai. Kemudian data ini bisa disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, maupun diagram. Sehingga melalui penyajian data tersebut, data bisa
terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikkan kesimpulan
ini dilakukan secara bertahap. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara. Melalui analisis yang dilakukan peneliti dari berbagai data yang
diperoleh maka bisa ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.
Hasil penarikan kesimpulan ini akan dijadikan sebagai hasil laporan dari
pelaksanaan penelitian.
7.
Jaminan Khusus Data
Penulisan tesis ini merupakan syarat yang harus dipehuni untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada program Pacasarjana UMS. Tesis ini berjudul “Pengelolaan
Pembelajaran Tematik Kurikulum 2103 Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Bawu,
Kemusu, Boyolali” belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain pada program
Pascasarjana UMS dan tesis ini asli serta bukan plagiat ataupun diambil dari
tesis orang lain . semua informasi dan data yang disampaikan adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan keasliannya serta tidak memiliki indikasi kesamaan
dengan data dari mahasiswa lain.
8.
Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa data digunakan
cara memperpanjang masa penelitian, pengamatan yang terus-menerus, triangulasi,
baik triangulasi sumber data maupun triangulasi teknik pengumpulan data,
menganalisis kasus negative, mengadakan member check, serta membicarakan
dengan orang lain atau rekan sejawat.
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunkan triangulasi
data. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
yang diperoleh melalui wawancara, untuk mencari atau memperoleh standar
kepercayaan data yang diperoleh dengan jalan melakukan pengecekan data, cek
ulang, dan cek silang pada dua atau lebih informasi. Setelah mengadakan
wawancara dan observasi, peneliti mengadakan penelitian kembali, mencocokan
data yang diberikan oleh informan satu dengan informan lainnya. Peneliti
meminta kembali penjelasan, atau informasi baru dari informan yang sama dan
pertanyaan yang sama tetapi dengan waktu dan situasi yang berbeda.
E.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
Djuwariyah, (2014). “Understanding the 2013 Curriculum of English Teaching
through the Teachers‟ and Policymakers‟ Perspectives”. International Journal
of Enhanced Research in Educational Development (IJERED), ISSN: 2320-8708 Vol.
2, Issue 4, July-August, 2014, pp: (6-15), Impact Factor: 1.125, Available online
at: www.erpublications.com.
Akbar, Sa’dun; Sutama,
I Wayan &
Pujianto. 2009. ”Pengembangan Model Pembelajaran Tematik
Untuk Kelas 1
dan 2 Sekolah
Dasar”. Jurnal
Penelitian Pendidikan, Tahun
19, Nomor 2, Oktober
2009, Hal. 140-151.
Arends, Richard I.,
2003. “Classroom Instruction and Management”. New York: McGraw-Hill
Companies.
Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. 2008. “Manajemen
Pendidikan”. Yogyakarta: Aditya Media.
Aunurrahman. 2009. “Belajar dan Pembelajaran”. Bandung:
Alfabeta.
Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. (1982). “Qualitative Research
For Education: An Introduction to Theory and Methods”. Boston, Mass: Allyn and Bacon, Inc.
Bogdan, R. C, & Taylor, S. J. (1975). “Research Design.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed”. (terjemahan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2010. “Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed”. (terjemahan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal: 309.
Daryanto. 2014. “Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi
(Kurikulum 2013)”. Yogyakarta: Gava Media.
Desmita dan Mar’at, Samsunuwiyati. 2015. “Psikologi
Perkembangan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Erickson, H. Lynn. 2002. “Concept-Based
Curriculum and Instruction: Teaching
Beyond the Facts”. California: Corwin Press, Inc.
Good, Thomas L.,
and Brophy, Jere
E.. 1990. “Educational Psychology:
A Realistic Approach. Fourth Edition”. London: Longman. 119.
Hamalik, Oemar. 2007. “Manajemen Pengembangan
Kurikulum”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Harsanto, Radno. 2007. “Pengelolaan Kelas yang Dinamis”.
Yogyakarta: Kanisius.
Ibrahim and Cut Morina Zubainur.
(2015). “Integrative Curriculum in Teaching
Science in The Elementary School”. Journal of Arts, Science &
Commerce ■E-ISSN2229-4686■ISSN2231-4172 International Refereed Research Journal
■www.researchersworld.com■Vol.–VI, Issue – 4, Oct. 2015 [48] DOI:10.18843/rwjasc/v6i4/07DOIURL
http://dx.doi.org/10.18843/rwjasc/v6i4/07.
Milles, Mattew B & Huberman, Michael. 2002. “Analisa Data
Kualitatif”. Jakarta: UI Press.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). “Qualitative Data
Analysis”. A Sourcebook of New Methods”. Beverly Hills: Sage Publication.
Moleong, Lexy J. 2004. “Metodologi Penelitian Kualitatif”.
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 120.
Mulyasa, E. 2005. “Menjadi Guru Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2003. “Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar
dan Mengajar”. Jakarta: Bumi Aksara.
Nkosana,
L. M. (2013).
“Theoretical Insights
into Curriculum Reform
in Botswana". International Journal of Scientific
Research in Education, 6(1), 68-75.
Retrieved [DATE] from http://www.ijsre.com.
NCAC. 2004. “Classroom
Management: Curriculum Enhancement”. New York: U.S Office of Special
Education Program.
Purwanto, Ngalim. 2003. “Psikologi Pendidikan”. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Retnawati, Heri., Samsul Hadi and
Ariadie Chandra Nugraha. (2016). “Vocational
High School Teachers’
Difficulties in Implementing
the Assessment in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of Indonesia”. International
Journal of Instruction January 2016 ● Vol.9, No.1 e-ISSN: 1308-1470 ● www.e-iji.net p-ISSN: 1694-609X
Rubiyanto, Rubino. 2011. “Metode Penelitian Pendidikan”. Surakarta:
Qinant.
Sanjaya, Wina. 2008. “Strategi Pembelajaran;
Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Slameto. 2003. “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.” Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Spradley, J. P. (1980). “Participants Observation”. New
York: Holt, Rinehart, and Winston.
Strauss A. & Corbin J., (2003). “Dasar-dasar Penelitian
Kualitatif”. Terjemahan oleh M. Shodiq & Iman Muttaqien. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiman and Hardi Suyitno. (2016). “Readiness
of Teachers of Extraordinary School in Central Java in Mastering of The
Teaching Materials and Implementing of Curriculum of 2013 (A Case in
Mathematics Teaching At Extraordinary
School”). International Journal of Contemporary Applied Sciences Vol. 3,
No. 3, March 2016 (ISSN: 2308-1365)
www.ijcas.net.
Suratinah, Tirtonegoro. 2004. “Psikologi Belajar dan Mengajar”. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suryosubroto, B. 2009. “Proses Belajar Mengajar di Sekolah”.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sutikno, Sobry. 2009. “Belajar Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Bandung: Prospect.
Sutopo, HB. 2006. “Metode Penelitian Kualitatif”. Surakarta:
UNS Press.
Suyono & Hariyanto. 2011. “Belajar dan
Pembelajaran”. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2011. “Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tempat Parkir SD Negeri 3 Bawu Kemusu Perpustakaan SD Negeri
3 Bawu Kemusu
Papan Misi SD Negeri 3 Bawu Kemusu Papan
Visi SD Negeri 3 Bawu Kemusu
Papan gerakan pramuka SD Negeri 3
Bawu Papan identitas SD Negeri 3 Bawu
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Guru menjelaskan tentang ruang lingkup materi Siswa memperhatikan penjelasan guru
Guru menjelaskan cara
menyelesaikan soal Siswa belajar mengerjakan soal dengan media
Guru mendampingi siswa mengerjakan tugas Guru memberikan pengarahan kepada siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar