Sabtu, 03 Desember 2016

TUGAS PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ANAK “PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR”



TUGAS PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ANAK
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Anak
Dosen Pengampu :  Bp. Fatkhul Imron S.Pd., M.Or.

Disusun Oleh:
SRI WAHYUNI                     (A510120172/VIF)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
Nama  : Sri  Wahyuni
Nim     : A510120172
Kelas  : VI F
Makul : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Anak
Dosen: Bp. Fatkhul Imron S.Pd., M.Or.
Motto : “ Sistem pendidikan masa kini perlu diubah untuk menyiapkan generasi muda yang siap menyongsong perubahan dunia yang begitu cepat. Pendidikan harus mampu membuat anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam kaitan dengan ujian Pendidikan perlu menyeimbangkan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dengan tetap memegang nilai-nilai tradisional yang relevan dan modern.”
“PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR”
A.    Pendahuluan
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit jantung, diare, dan stroke, dua di antaranya adalah penyakit menular dan tidak menular. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam menangani masalah penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya menangani masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.hal ini tidak dapat disangkal dari sejarah perkembangan nya epidemiologi berlatar belakang penyakit menular. Sejarah epidemiologi memang bermula dengan penanganan masalah penyakit menular dan tidak menular yang merajalela dan banyak menelan korban pada waktu itu. Perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia kemudian menurut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkat nya prevalensi PTM dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit masyarakat. Perubahan pola struktur  masyarakat , khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada giliran nya dapat memacu semakin meningkat nya PTM. Di Indonesia keadaan perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.
B.     Pembahasan (Isi)
1.      Pengertian Penyakit Menular
Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus memahami konsep penyakit itu sendiri,  agar kita dapat mendeteksi penyakit tersebut dan melakukan tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan kesehatan.
Perbedaan konsep penyakit antara tenaga kesehatan dan masyarakat menyebabkan gagalnya peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.
Berikut beberapa pendapat tentang definisi penyakit, antara lain :
a.       Menurut Kathleen Meehan Arias
Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat di identifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
b.      Menurut dr. Beate Jacob
Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.
c.       Menurut Wahyudin Rajab, M.epid
Keadaan yang bersifak objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.
d.      Menurut dr. Eko Dudiarto
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.
e.       Menurut Azizan Haji Baharuddin
Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.
Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara berkembang, di samping munculnya masalah baru pada negara yang sudah maju. Penguasaan teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit menular maka penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang dikembangkan di berbagai negara dewasa ini yang sejalan dengan terhadap lingkungan biologis.
Dewasa ini berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama pada negara-negara maju, tetapi sebagian besar penduduk dunia yang mendiami belahan dunia yang sedang berkembang, masih terancam dengan berbagai penyakit menular tertentu. Dalam hal ini maka penyakit menular dapat di kelompokan dalam 3 kelompok utama yakni:
1.      Penyakit yang sangat berbahaya karena kematian cukup tinggi.
2.      Penyakit menular yang dapat menimbulkan kematian atau cacat, walaupun, akibatnya lebih ringan dibanding dengan yang pertama.
3.      Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun materi/biaya.
Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan tidak normal pada suatu organisme  atau minda yang menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stress kepada orang yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh dibedakan.
2.      Macam Penyakit
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit dapat dibedakan menjadi 2 karakteristik, yaitu :
a.       Penyakit Menular/Penyakit Infeksi
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.
Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular, antara lain :
1)      Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.
Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.
a)      Cacar air (Chicken Pox)
Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata (simian) saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100 – 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69 daerah pada gen – gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56 – 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.
Gejala dari cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak enak, pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul bintik – bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan berisi cairan, biasanya bintik – bintik ini bermula pada bagian dada, perut atau punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain  dan terasa gatal. Bintik ini lama kelamaan akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan mengering dan akan hilang bekasnya, asal tidak digaruk.
Pengobatan dan pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja. Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
2)      Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan  atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat – sifat hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).
Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak – anak biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan,  dan dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media akut.
3)      Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat  pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
4)      Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.
5)      HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
6)      TBC
Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis”. Yang menyerang pada organ paru – paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.
b.      Penyakit Tidak Menular/Noninfeksi
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan, dsb.   
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan penyakit degeneratif.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :
1.      Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
2.      Masa inkubasi yang panjang dan latent
3.      Penyakit berlangsung lama
4.      Sulit untuk didiagnosa
5.      Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
6.      Mempunyai variasi yang cukup luas
7.      Multifaktor
Dibawah ini adalah beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis, yaitu :
1.      Penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu :
a.       Penyakit jantung iskemik
b.      Kanker
c.       CHF
d.      DM
e.       Cerebrovasculer disease
f.       Chronic obstructive pulmonary disease
g.      cirrhosis
2.      Penyakit yang termasuk dalam special-interest, banyak menyebabkan masalah kesehatan tetapi frekuensinya kurang, antara lain :
a.       Osteoporosis
b.      Gagal ginjal kronis
c.       Mental retardasi
d.      Epilepsi
e.       Lupus erithematosus
f.       Collitis ulcerative
3.      Penyakit yang akan menjadi perhatian di masa yang akan datang, antara lain :
a.       Defesiensi nutrisi
b.      Alkoholisme
c.       Ketagihan obat
d.      Penyakit – penyakit mental
e.       Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan
Faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit tidak menular, antara lain :
1.      Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang belum kronis belum ditemukan secara keseluruhan :
a.       Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda – beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
b.      Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda – beda, missal : merokok dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker laring.
c.       Untuk kebanyakan penyakit, faktor – faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui.
2.      Faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis, antara lain :
a.       Tembakau
b.      Alkohol
c.       Kolesterol
d.      Hipertensi
e.       Diet
f.       Obesitas
g.      Aktivitas
h.      Stress
i.        Pekerjaan
j.        Lingkungan
k.      Gaya hidup
3.      Cara Penularan Penyakit
Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :
a.       Waktu generasi (Generation Time)
Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya  usur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada penjamu lain.
b.      Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
c.       Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung. 
4.      Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme penyebab penyakit, adanya sumber penularan (resorvoir maupun resources), adanya cara penularan khusus (mode of transmission), adanya cara meninggalkaan penjamu dan cara masuk ke penjamu lainnya, serta keadaan ketahanan penjamu sendiri.
Yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsur biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme multi selular yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit manusia. Unsur penyebab ini dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok yakni:
1.      Kelompok arthropoda (serangga), seperti pada penyakit scabies, pediculosis dan lain-lain.
2.      Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupaun cacing perut dan yang lainnya.
3.      Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan lain-lain.
4.      Fungus atau jamur, baik uniseluler maupun multiseluler.
5.      Bakteri termasuk spirocheata maupun ricketsia yang memiliki sifat tersendiri.
Sebagai makhluk biologis yang sebagian besar adalah kelompok mikro-organisme, unsur penyebab penyakit menular tersebut juga mempuyai potensi untuk tetap berusaha untuk mempertahankan diri terhadap faktor lingkungan di mana ia berada dalam usaha mempertahankan hidupnya serta mengembangkan keturunannya.
Adapun usaha tersebut yang meliputi berkembang biak pada lingkungan yang sesuai/menguntungkan, terutama pada penjamu /host dimana mikro-organisme tersebut berada, berpindah tempat dari satu penjamu lainnya yang lebih sesuai/menguntungkan, serta membentuk pertahanan khususnya pada situasi lingkungan yang jelek seperti membentuk spora atau bentuk lainya.
5.      Mekanisme Penyakit Menular
Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisime penularan (mode of transmissions) yakni berbagai mekanisme di mana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir, cara penularan untuk mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu potensial tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu potensial dalam masyarakat, mungkin akan ketularan suatu penyakit menular tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam pengaruh berbagai reservoir yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula olah berbagai faktor antara lain:
1.      Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
2.      Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia .
3.      Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
4.      Cara unsur penyebab keluar dari penjamu (Reservoir)
Pada umumnya selama unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia akan tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap individu penjamu memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab patogen yang mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam tubuh penjamu.
Unsur penyebab yang akan meninggalkan penjamu di mana ia berada dan berkembang biak, biasanya keluar dengan cara tersendiri yang cukup beraneka ragam sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing. Secara garis besar, maka cara ke luar unsur penyebab dari tubuh penjamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada di antara unsur penyebab yang dapat menggunakan lebih satu cara.
Cara penularan (mode of transmission). Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur penularan tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di bagi menjadi dua bagian utama yakni:
1.      Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu potensial yang baru.
2.      Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi dengan melalui media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector (vector borne).
6.      Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1.      Pencegahan Penyakit Menular
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruskan didasarkan pada data/keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil  pengamatan penelitian epidemiologis.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan secara umum yakni:
a.       Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran pencegahan pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan penjamu.
b.      Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, penyemprotan inteksida dalam rangka menurunkan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan, di samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai penularannya.
c.       Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perubahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
d.      Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah raga kesehatan.
e.       Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat . sasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadi akibat samping atau komplikasi.
f.       Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan sebagainya), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan efektif.
g.      Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
h.      Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkatan ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi dan sosial optimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaan nya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.
2.      Penanggulangan penyakit menular
Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut.
Seperti halnya pada upaya pencegahan penyakit, maka upaya penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber penularan atau reservoir, sasran ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang ditujukan terhadap penjamu dengan menurunkan kepekaan penjamu.
a.       Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu.
Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian keberadaan sumbar penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya yang cukup tinggi.
1)      Sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestik) maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)
2)      Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara pendekatannya sangat berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber.
b.      Sasaran ditujukan pada cara penularan
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha lain dengan perbaikan sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya lebih bermanfaat.
c.       Sasaran ditujukan pada penjamu potensial.
Sebagaimana diterangkan sebelumnya bahwa faktor yang berpengaruh pada penjamu potensial terutama tingkat kekebalan (imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi, keadaan umum serta faktor genetika.
1)      Berbagai penyakit dewasa  ini dapat dicegah melalui usaha imunitas yakni peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian vaksinasi. Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan penyakit (DPT) merupakan pemberian imunisasi dasar kepada anak-anak sebagai bagian terpenting dalam program kegiatan kesehatan masyarakat.
2)       Peningkatan kekebalan umum. Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan penjamu terhadap penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan keluarga, peningkatan gizi balita melalui program kartu menuju sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui posyandu. Keseluruhan program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeksi.
3.      Pengertian penyakit menular
Kesamaan penyebutan tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu dengan yang lainnya. Penyakit kronik biasanya dapat di pakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik (menahun) atau lama. Namun ada juga penyakit menular yang kelangsungan mendadak/akut , misalnya keracunan.
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena PTM biasanya bukan oleh mikro-organisme. Disebut juga sebagai penyakit degeratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut.
4.      Pengertian dan jenis faktor resiko.
a.       Pengertian penyakit faktor resiko.
Risk factors are characteristics, signs, symptoms, in disease free individual which are statistically associated with an increased incidence of subsequent disease (simborg DW)
b.      Macam- macam faktor resiko.
Dikenal beberapa macam faktor resiko menurut segi dari mana faktor resiko yang diamati:
a)      Menurut dapat tidaknya risiko itu diubah:
1)      Unchangeable risk factors: faktor risiko tidak dapat berubah, misalnya faktor umur atau genetik.
2)      Changeable risk factors: faktor risiko yang dapat berubah, misalnya kebiasaan merokok atau latihan olahraga.
b)      Menurut kestabilan peranan faktor resiko dikenal:
1)      Suspected risk factors: faktor resiko yang di curigai, yakni faktor-faktor yang belum mendapat dukungan sepenuhnya dari hasil; hasil penelitian sebagai faktor resiko. Misalnya rokok sebagai penyebab kanker rahim.
2)      Established risk factors: faktor resiko yang telah ditegakkan, yakni faktor resiko yang telah mantap mendapat dukungan ilmiah/penelitian dalam peranan sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya rokok, sebagai faktor resiko kanker paru-paru.
c)      Ada juga yang membagi faktor resiko atas faktor risiko yang well document dan ‘less well documented.
d)     Ataupun pembagian atas resiko yang ‘strong dan ‘weak;, faktor risiko yang kuat dan lemah.
5.      Upaya pencegahan penyakit tidak menular.
a.  Tingkat-tingkat pencegahan.
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku dalam PTM. Dikenal juga keempat tingkat pencegahan seperti berikut:
1)      Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup yang dan faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja. Prakondisi harus diciptakan dengan multimitra. Misalnya menciptkan prakondisi sehingga masyarakat meras bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok.
2)      1. Pencegahan tingkat pertama meliputi:
a)      Promosi kesehatan masyarakat, misalnya:
1)      Kampanye kesadaran kesehatan.
2)      Promosi kesehatan.
3)      Pendidikan kesehatan masyarakat.
b)      Pencegahan khusus, meliputi:
1)      Pencegahan keterpaparan.
2)      Pemberian kemopreventif.
2.      Pencegahan tingkat kedua:
a)      Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening.
b)      Pengobatan,  misalnya kemoterapi atau tindakan bedah.
3.      Pencegahan tingkat ketiga:
a)      Meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit.
7.      Contoh Upaya  Pencegahan PTM
Pencegahan penyakit datang dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya:
a.       Menjaga kebersihan lingkungan
Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan.
b.      Cuci tangan dengan sabun
Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam tubuh.
c.       Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup
Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.
d.      Pola hidup yang sehat
Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress.  Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.
e.       Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan penyakit.
f.       Nutrisi yang baik
Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh.
g.      Melakukan promkes
Misalnya :  kampanye kesadaran kesehatan
 Promkes
Pendidikan kesehatan masyarakat
Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasikan. Misalnya pada penderita stoke, hipertensi dianggap sebagai faktor resiko utama disamping faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan stroke diarahkan kepada upaya pencegahan dan penurunan hipertensi.
Sebagai itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit (gaya hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan. (a) gaya hidup dengan melakukan reduksi stres, makan rendah garam, lemak dan kalori.  (b) lingkungan dengan menyadari stres kerja. (c) biologi dengan memberikan perhatian terhadap faktor resiko biologis(jenis kelamin, riwayat keluarga). (d) pelayanan kesehatan, dengan memberikan health education dan pemeriksaan tensi.
C.    Penutup
1.      Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut. Contohnya saja penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun bakteri. Sedangkan penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit ataupun bakteri melainkan disebabkan karena adanya masalah fisiologis. Penyakit tersebut dapat dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola makanan.
Perbedaan penyakit menular dan tidak menular memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuan sebagai masalah kesehatan masyarakat sampai pada upaya pencegahan dan penanggulangan nya. Penyakit menular umumnya diagnosis nya mudah, rantai penularan nya jelas, banyak di temui di negara berkembang agak mudah mencari penyebabnya sedangkan penyakit tidak menular banyak di temui di negara industri tidak ada rantai penularan, diagnosis nya sulit dan dan membutuhkan biaya yang relatif mahal.
2.      Kritik dan Saran
Setelah memahami tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Ilmu Epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari. Dikarenakan bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat mampu menceganya.
Sebagai penulis kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan pembuatan makalah ini, sebagai penulis kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurna nya makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar