Senin, 19 Desember 2016

TUGAS AKHIR PROPOSAL KUANTITATIF PROF. DR. BAMBANG SETIAJI



HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PROPOSAL TESIS

Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta 
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh 
Gelar Magister Administrasi Pendidikan



 






Oleh:
SRI WAHYUNI
Q 100 160 080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN 
PROGRAM PASCASARJANA 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama               : Sri Wahyuni
NIM                :Q100 160 080
Program           : Magister Administrasi Pendidikan (MPd)
Judul Tesis    : HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal tesis yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti tesis ini hasil plagiat, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta,    Desember  2016
Yang membuat pernyataan,

Sri Wahyuni
   Q100 160 080
Usulan Penelitian

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017




Diajukan Oleh:
SRI WAHYUNI
Q100 160 080



Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing


Prof. Dr. Bambang Setiaji
NIK
      



Tanggal Persetujuan:         Desember 2016

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
A.    JUDUL TESIS.............................................................................................       2
B.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang.................................................................................................. 2
2.    Identifikasi Masalah......................................................................................... 4
3.    Pembatasan Masalah......................................................................................... 4
4.    Rumusan Masalah............................................................................................. 5
5.    Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
6.    Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5

C. TINJAUAN PUSTAKA
1.    Kajian Teori
a.    Perilaku Sosial
1)   Pengertian Perilaku Sosial....................................................................... 6
2)   Bentuk-bentuk Perilaku Sosial................................................................ 6
3)   Kompetensi Dasar Perilaku Sosial Anak ................................................ 8
4)   Pekembangan Perilaku Sosial Anak........................................................    10
5)   Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku Sosial...................    12


b.    Pola Asuh Orang Tua
1)   Pengertian Pola Asuh Orang Tua ...........................................................    13
2)   Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua ..............................................................    14
3)   Pola Asuh Demokratis ............................................................................    14
4)   Peran Pola Asuh Demokratis Terhadap Perilaku Sosial Emosi Anak ....    15
2.    Penelitian Relevan............................................................................................... 16
3.    Kerangka Berfikir.............................................................................................    17
4.    Hipotesis...........................................................................................................    18

D.  METODE PENELITIAN
1.         Jenis dan Desain Penelitian ...........................................................................    19
2.         Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................    19
3.         Populasi, Sampel, dan Sampling....................................................................    20
4.         Variabel Penelitian.........................................................................................    21
5.         Metode Pengumpulan Data............................................................................    22
6.         Teknik Analisis Data......................................................................................    26
 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 28
              
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PROPOSAL TESIS

Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta 
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh 
Gelar Magister Administrasi Pendidikan

 






Oleh:
SRI WAHYUNI
Q 100 160 080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN 
PROGRAM PASCASARJANA 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


A.  JUDUL TESIS
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

B.  PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan langkah awal dalam pendidikan yaitu untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan anak usia dini mengembangkan beberapa aspek diantaranya kognitif, bahasa, motorik halus, motorik kasar, nilai agama dan moral, seni, serta sosial, dan emosional. Aspek-aspek tersebut sangatlah penting dalam mengoptimalkan perkembangan anak.
Untuk mewujudkan pendidikan anak usia dini yang bersumber daya berkualitas maka diperlukannya lingkungan yang baik dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling berperan dalam pembentukan kepribadian, mengembangkan potensi, karakter anak. Lingkungan keluarga yang terdiri dari orang tua mempunyai peran terpenting dalam pembentukan perilaku anak, karena pendidikan yang paling utama yang didapatkan anak dari keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya Gerungan (1999: 180).
Orang tua sebagai guru yang utama dalam kehidupan awal seorang anak mereka merupakan model yang dicontoh oleh anak. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Dalam pengembangan pribadi anak peranan orang tua sangat penting yang dapat terwujud melalui penerapan pola asuh yang tepat. Sehingga pentingnya pola asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk mendidik anak Djamarah (2014: 2)
Pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, merawat, memberikan kasih sayang, membimbing, dan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat. Pola asuh orang tua berperanan penting bagi pembentukan perilaku sosial anak, karena orang tua sebagai peletak dasar kemampuan pertama bagi anak.
Menurut Bety Bea (2012: 170) pola asuh ada tiga macam yaitu : Authotarian, Permisif, Authoritative. Masing-masing pola asuh mempunyai ciri-ciri dan dampak bagi anak. Orang tua berperan sebagai mediator antara anak dengan lingkungan sekolah, teman sebaya, orang dewasa. Perilaku seorang anak tercermin dari pola asuh yang diberikan orang tua sehingga ada hubungan yang erat antara orang tua dan perilaku anak.
Perilaku sosial adalah perilaku yang dilakukan agar menguntungkan atau menyenangkan orang  lain  tanpa  keinginan diberi hadiah, menurut  Bar-Tal dalam Susanto (2011: 138). Perilaku sosial adalah perilaku yang dilakukan sebelum bertindak yang bertujuan untuk menyenangkan dan membantu orang lain tanpa keinginan diberi hadiah. Perilaku sosial sangatlah penting karena anak berperilaku sesuai dengan yang diinginkan dan membantu orang lain sehingga perilaku anak bisa diterima oleh masyarakat dan sebagai hasilnya diterima anggota kelompok sosial lainnya.
Anak yang mengikuti pendidikan pra sekolah dapat melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti pendidikan pra sekolah (Hurlock terjemahan Meitasari, 1998: 261). Anak-anak di TK Dharma Wanita Genengsari dituntut untuk berperilaku saling menghormati, menyayangi, saling membantu dengan teman, mentaati peraturan sekolah dalam kehidupan sosial anak di sekolah. Namun kenyataannya tidak demikian, sebagian anak di TK Dharma Wanita Genengsari saling menghormati dengan guru dan teman belum ada, sering bertengkar, senang menyendiri, tidak perduli dengan orang lain, berebut mainan dan sulit untuk melakukan penyesuaian perilaku sosial,
Anak-anak di TK Dharma Wanita Genengsari dengan pola asuh yang berbeda-beda memiliki perilaku yang sangat beragam. Hal ini terlihat dari adanya perilaku yang dimunculkan anak pada saat berinteraksi dimana anak dapat bersosialisasi, bekerja sama, bersikap ramah, menunjukkan rasa empati, simpati menghargai teman, mau berbagi pada saat disekolah. Ada juga anak yang berperilaku sosialnya cukup baik tetapi anak tersebut sulit untuk bersosialisasi dengan teman lainnya selama disekolah.
Berdasarkan permasalahan diatas perbedaan perilaku sosial anak di TK Dharma Wanita Genengsari dan perbedaan pola asuh yang diterapkan orang tua, agar terbukti pola asuh orang tua menjadi penyebab perilaku sosial terhadap anak mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK Dharma Wanita Genengsari Tahun Ajaran 2016/2017.
2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.    Pola asuh orang tua yang beragam, diantaranya pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh permissive.
b.    Perilaku sosial menurut Hurlock (dalam Ali Nugraha,2006: 2.19) diantaranya: kerjasama, persaingan, pemurah hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru.
c.    Adanya perbedaan perilaku sosial antara anak yang satu dengan anak yang lainya ketika di sekolah.
3.      Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini efektif, efisien, terarah, fokus pada subjek dan objek yang diteliti serta jangkauannya tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka masalah pada proposal ini dibatasi pada :
a.    Pola asuh orang tua difokuskan pada pola asuh yang demokratis.
b.    Perilaku sosial anak dalam penelitian ini adalah perilaku yang dimunculkan saat di sekolahan.

4.        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
“Apakah terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak Kelompok B di TK Dharma Wanita Genengsari Tahun Ajaran 2016/2017?”
5.        Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak kelompok B di TK Dharma Wanita Genengsari Tahun Ajaran 2016/2017.
6.        Manfaat Penelitian
a.      Secara Teoritis
1)      Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan khususnya bagi Pendidikan Anak Usia Dini bahwa pola asuh orang tua mempunyai hubungan terhadap perilaku sosial emosi anak.
2)      Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan untuk meneliti permasalahan lain atau sebagai referensi lain terhadap penelitian yang hampir sama atau sejenis.
b.      Secara Praktis
1)      Bagi Orang Tua
a)      Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pola asuh orang tua serta dapat mengembangkan perilaku sosial anak sejak dini.
b)      Sebagai rujukan dalam memberi saran kepada orang tua dalam mengembangkan perilaku sosial anak.
2)      Bagi guru
Membantu mempermudah guru dalam mengembangkan program-program pembelajaran dengan memperhatikan perilaku sosial anak.



3)      Bagi sekolah
a)      Dapat mengembangkan komunikasi dengan orang tua mengenai sosial anak dalam keluarga sehingga memperkaya perilaku sosial anak di sekolah.
b)      Sebagai masukan pada sekolah tentang perlunya penyusunan program sekolah dan pembelajaran dengan memperhatikan pola asuh orang tua dalam rangka menumbuhkan perilaku sosial anak.

C.  TINJAUAN PUSTAKA
1.      Kajian Teori
a.      Perilaku Sosial
1)   Pengertian Perilaku Sosial
Perilaku sosial merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan tingkah laku, seperti orang lain didalam lingkungan sosialnya menurut Loree 1970 dalam Ali Nugraha (2006: 1.18). 
Dengan demikian perilaku sosial adalah aktivitas seseorang yang dapat diamati oleh orang lain atau situasi yang dihadapi yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Dapat dikatakan bahwa perilaku sosial merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan segala perbuatan yang secara langsung dihubungkan dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
2)      Bentuk-bentuk Perilaku Sosial
Menurut Hurlock dalam Ali Nugraha (2006: 2.19-2.20) mengemukakan beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak-kanak, sebangai berikut :



a) Kerja Sama
Belajar anak melalui bermain, dengan bekerja sama memberi kesempatan anak berinteraksi dengan orang lain dan melatih keterampilan anak secara nyata dalam kehidupannya
b) Persaingan
Persaingan dapat mengakibatkan perilaku baik atau buruk pada anak. Persaingan yang baik akan berakibat terhadap pengelolaan motivasi dan  prestasi yang baik, namun jika persaingan sehingga menimbulkan pertengkaran dan kesombongan akan mangakibatkan sosialisasi yang buruk.
c)  Kemurahan Hati
Kemurahan hati merupakan perilaku kesediaan untuk berbagi dengan anak lain. Perilaku ini banyak disukai oleh lingkungan dan menghasilkan penerimaan sosial yang baik.
d)   Hasrat akan Penerima Sosial
Anak memiliki dorongan untuk untuk melakukan penyesuaian sosial secara baik agar dapat diterima di lingkungan sosial.
e)    Simpati
Anak mengekspresikan perasaan simpati dengan membantu dan menghibur orang lain yang bersedih, kerena anak belum mampu mengekspresikan simpati yang sebenarnya.
f)    Empati
Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta mampu memahami ekspresi wajah orang yang mengajaknya berbicara.
g)   Ketergantungan
Anak membutuhkan bantuan, perhatian, dan dukungan orang lain dan membuat anak berperilaku yang dapat diterima di lingkungannya.


h)   Sikap Ramah
Anak menunjukan sikap ramah dengan saling membantu orang lain dan menunjukkan kasih sayang.
i)     Meniru
Anak-anak melakukan peniruan terhadap orang-orang yang diterima baik oleh lingkungannya, karena melalui meniru anak dapat belajar.
j)     Perilaku Kelekatan
Anak merasakan perilaku kelekatan dan penuh kasih sayang bersama ibu dan orang lain yang dia anggap nyaman, anak mengembangkan perilaku ini untuk membina hubungan yang baik dengan anak lain.
3)      Indikator Perilaku Sosial
Kompetensi dasar perilaku sosial anak yang diambil oleh peneliti adalah penjabaran dari Indikator menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.58 tahun 2009, pada anak kelompok B :
a)      Kerjasama
Anak mampu belajar bermain atau bekerja sama hingga usia empat tahun. (Eprilia, 2011: 44). Adapun beberapa penerapan kerjasama dalam kegiatan disekolahan adalah:
1.      Anak dapat membereskan mainanya secara bersama-sama.
2.      Anak bekerjasama dengan teman dalam kelompok ketika belajar disekolahan.
3.      Anak belajar membuat keputusan secara bersama dalam kelompoknya.
4.      Anak mengajak temannya untuk bermain bersama.
5.      Anak menunjukkan kegembiraan ketika bermain bersama teman-teman.
b)     Simpati
Anak mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang sedih (Eprilia, 2011: 45). Adapun beberapa penerapan kerjasama dalam kegiatan disekolahan adalah:
1.    Anak meminjamkan mainannya kepada temannya.
2.    Anak menghibur temannya yang sedang sedih.
3.    Anak meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
4.    Anak menawarkan bantuan ketika ada teman yang kesulitan.
5.    Anak membantu temannya yang tidak bisa membuka tas.
6.    Anak memberi maaf kepada temannya.
c)    Empati
Anak meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain serta menghayati pengalaman orang tersebut (Eprilia, 2011: 45). Adapun beberapa indikatornya adalah:
1.    Anak mau mengalah dengan teman yang lain.
2.    Anak memuji hasil karya orang lain.
3.    Anak memberi senyum kepada anak yang lain.
4.    Anak bersyukur atas hasil sendiri.
5.    Anak mau mendengarkan cerita teman.
6.    Anak menunjukkan ekspresi senang melihat hasil karya teman.
d)   Hasrat akan Penerima Sosial
Anak memiliki hasrat yang kuat akan penerimaan sosial yang mendorong anak melakukan penyesuaian sosial secara baik (Eprilia, 2011: 45). Adapun beberapa indikatornya adalah:
1.    Anak mau diajak teman bermain.
2.    Anak mampu berinteraksi dengan temannya tanpa membeda-bedakan.
3.    Anak mudah menyesuaikan lingkungan.
4.    Anak mudah mendapat teman.
e)    Sikap Ramah
Anak memperlihatkan sikap ramah dengan cara melakukan sesuatu bersama orang lain, membantu teman, dan menunjukkan kasih sayang menurut Hurlock dalam Ali Nugraha (2006: 2.19-2.20). Adapun beberapa indikatornya adalah:
1.    Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman.
2.    Anak mau berperilaku sopan dengan anak yang lain.
3.    Anak murah senyum.
f)    Perilaku Kelekatan
Peilaku kelekatan muncul berdasarkan pengalamannya pada masa bayi, anak merasakan kelekatan yang hangat penuh cinta dan kasih bersama ibunya, anak mengembangkan sikap ini untuk membina persahabatan dengan anak lain, menurut Hurlock dalam Ali Nugraha (2006: 2.19-2.20). Adapun beberapa indikatornya adalah:
1.      Anak mampu mencari teman yang sesuai dengan keinginannya.
2.      Anak dapat membina hubungan yang baik dengan teman.
3.      Anak mempunyai banyak teman.
4)      Perkembangan Perilaku Sosial Anak
Perkembangan perilaku sosial anak dibentuk sejak dini dan lingkungan dimana anak tinggal berpengaruh terhadap perilaku yang dimunculkan anak. Pendidikan yang paling utama yaitu lingkungan keluarga, lingkungan keluarga berperan dalam perkembangan anak.
Menurut Ali Nugraha (2006: 2.16) perkembangan perilaku sosial anak mengikuti pola yaitu, urutan perilaku sosial yang teratur, dimana pola tersebut sama untuk setiap anak secara normal. Pada dasarnya semua anak menempuh tahapan sosialisasi, tetapi kurangnya kesempatan anak untuk bergaul secara baik dengan orang lain dapat menghambat perkembangan sosialnya.
Menurut Ali Nugraha (2006: 2.16-2.18) karakteristik perkembangan perilaku sosial anak terdiri dari :



a)      Periode Bayi
1-2 Bulan
Belum mampu menggerakkan objek dan benda.
3 bulan
1.     Otot mata sudah dan mampu melihat pada orang atau objek dan mengikuti
2.     Gerakan, telinga sudah mampu membedakan suara. Mulai mampu membedakan objek dan orang, siap untuk belajar menjadi manusia sosial.
3.     Senyum sosial (social smiles) apabila oarang yang dikenalkan datang dan menangis apabila ditinggal.
4 bulan
Memperlihatkan tingkah laku, memperhatikan apabila ada orang yang bicara, membuat penyesuaian dengan tertawa padanya.
4-6 bulan
Tersenyum dengan bayi lain.
5-6 bulan
Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak.
7 bulan
Kadang-kadang agresif, menjambak, mencakar fan sebagainya.

1-2 bulan
Belum mampu membedakan objek dan benda.
6-8 bulan
Memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain.
7-9 bulan
Mengukuti suara-suara, tingkah laku yang sederhana.
9-13 bulan
Meniru suara, mengeksplorasi bayi lain, menjambak, dan sebagainya. Bisa bermain tanpa komunikasi.
12 bulan / 1 tahun
Mengenal larangan.
13-18 bulan
Mulai minat terhadap bayi lain.
15 bulan
Memperlihatkan minat yang tinggi terhadap orang dewasa dan selalu ingin dekat serta mutasi dengan mereka.
24 bulan (2 tahun)
Dapat membentu melakukan aktivitas sederhana. Menggunakan permainan sebagai alat untuk hubungan sosial. disini mereka bermain bersama, tetapi tidak ada interaksi –salutary a paralel play.

b)     Periode Prasekolah
Ciri-ciri sosialisasi periode prasekolah sebagai berikut :
1.    Membuat kontak sosial dengan orang diluar rumahnya.
2.    Disebut dengan pregang age karena anak prasekolah berkelompok belum mengerti arti dari sosialisasi yang sebenarnya. Anak menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan sosial.
3.    Hubungan dengan orang dewasa.
Anak selalu ingin dekat dengan orang dewasa baik dengan orang tua dan guru, mereka selalu berusaha untuk berkomunikasi dan mencari perhatian orang dewasa.
4.    Hubungan dengan teman sebaya.
5.    Anak berumur 3-4 tahun mulai bermain bersama (cooperative play). Mereka mulai mengobrol selama bermain, memilih teman untuk bermain, dan mengurangi tingkah laku bermusuhan.
c)    Periode Usia Sekolah
Pada periode ini minat anak terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Anak membentuk kelompok (gang) pada periode ini sehingga disebut gang age, peranan teman pada tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.
5)   Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku Sosial
Faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku sosial pada anak menurut Gerungan (1999: 181) yaitu :
a)      Status Sosio-ekonomi
Pengaruh latar belakang sosial-ekonomi yang paling menguntungkan bagi perkembangan sosial anak-anak ialah status sosial ekonomi yang menengah saja, kecuali anak lambat dalam menyesuaikan diri dengan tugas pekerjaan baru. Latar belakang sosial ekonomi yang sangat tinggi dan yang sangat rendah dapat merupakan handicap sosial bagi perkembangan anak.


b)     Keutuhan Keluarga
Ketidak utuhan keluarga mempunyai pengaruh-pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial pada anak sebagai wujud ketidakutuhan tersebut dapat berpengaruh pada prestasi anak yang menurun dan pola tingkah laku anak. Keluarga yang utuh akan berpengaruh lebih baik daripada ketidakutuhan keluarga.
c)    Sikap dan Kebiasaan Orang Tua
Sikap dalam orang tua mendidik akan berpengaruh terhadap perkembangan anak termasuk perilaku sosial anak. Sikap dan kebiasaan orang tua berikan sebagai wujud dalam pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak.
d)   Status Anak
Peranan status anak tunggal cenderung berpengaruh negatif pada perkembangan anak dibandingkan status anak sulung, sedangkan peranan status anak sulung kurang aktif dan kurang berusaha dibandingkan dengan anak yang kedua dan berikutnya.
b.      Pola Asuh Orang Tua
1)      Pengertian Pola Asuh Orang Tua 
Menurut Camini dalam Bety Bea (2012: 162) bahwa pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada upaya pembentukan norma-norma pada umumnya.
Dengan demikian pola asuh orang tua adalah keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak dengan menjaga, merawat, dan mendidik, dengan menstimulasi anaknya, mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orangtua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat  dan optimal.


2)      Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
Orang tua menggunakan pola asuh yang berbeda-beda dalam menamkan nilai-nilai positif yang diharapkan kepada anak. Pola asuh yang orang tua berikan memberi dampak dalam perkembangan perilaku sosial anak. Keberhasilan orang tua mendidik tergantung dari bagaimana cara yang orang tua memberikan perlakuan kepada anak-anaknya. Sehingga perlu adanya pengetahuan mengenai tipe-tipe pola asuh orang tua.
Menurut Bety Bea (2012: 170-171) bahwa tipe-tipe pola asuh ada tiga macam yaitu :
a)      Authotarian
Pola ini menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus menurut kepada orang tua keinginan orang tua harus dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan pendapat.
b)     Permisif
Orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua penuh kehangatan, dan menerima apa adanya. Kehangatan cenderung memanjakan ingin menuruti keinginannya. Sedangkan menerima apa adanya cenderung memberikan kebebasan kapada anak untuk berbuat apa saja.
c)      Authoritative
Orang tua sangat memperhatikan kebutuhan anak. Dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan permasalahan tentang anak orang tua berbicara bersama anak-anak dengan baik.
3)      Pola Asuh Demokratis
Menurut Baumrind (dalam Nur Dian Oktafiany, 2013:7) Authoritative Parenting (Pola asuh demokratis) merupakan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran.
Dengan demikian pola asuh demokratis merupakan upaya memonitoring perilaku anak menggunakan disiplin penataran, orang tua mendorong anak untuk mengambil keputusan secara negosiasi dengan orang tuanya dan belajar dari pengalaman mereka, orang tua sangat memelihara dan memperlakukan anak dengan kebaikan rasa hormat kasih sayang. Anak dari orang tua demokratis cenderung kompeten secara sosial, bertanggung jawab dan mandiri.
Beberapa ciri dari tipe pola asuh demokratis menurut Syaiful Bahri (2014: 61) adalah sebagai berikut :
a)      Dalam proses pendidikan anak selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia didunia.
b)      Orang tua selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan anak.
c)      Orang tua senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritikan dari anak.
d)     Mentolerir ketika anak membuat kesalahan dan memberikan pendidikan kepada anak agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa dari anak.
e)      Lebih menitik beratkan kerja sama dalam mencapai tujuan.
f)       Orang tua selalu berusaha untuk menjadikan anak lebih sukses darinya.
4)      Peran Pola Asuh Demokratis Terhadap Perilaku Sosial Anak
Menurut Riyanto dalam Maryati (2014) dalam  mengasuh  anak  orang  tua  bukan hanya  mampu  mengkomunikasikan  fakta, gagasan,  dan  pengetahuan  saja,  melainkan membantu  menumbuh kembangkan kepribadian  anak. Orangtua  dengan  tipe  ini mereka membiarkan anak-anak mereka menentukan keputusan sendiri dan mendorong mereka untuk membangun kepribadian dan juga minat khas mereka sendiri.
Dengan demikian peran pola asuh orangtua demokratis terhadap perilaku sosial anak adalah orang tua mendorong anak untuk bebas mengeksplor perilaku sosial akan tetapi orang tua memberikan batasan dalam mengendalikan tindakan-tindakan anak yang akan dilakukan yang sebelumnya sudah dibicarakan secara bersama.
2.    Penelitian Relevan
Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Penelitian ini menggunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya :
Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Setyawati Wulandari (2011) menyimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh orang tua (X) dengan perilaku sosial anak (Y). Hasil analisis product moment diperoleh   berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku sosial. Dilihat dari besarnya koefisien korelasi tersebut hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak termasuk sangat tinggi.
Penelitian yang dilakukan Ismilawati (2013) menyimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian makan. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan analisis korelasi diperoleh = 0,937 dan taraf signifikansi 0,000(p<0,05) yaitu semakin demokratis pola asuh orang tua maka kemandirian makan anak semakin baik.
Penelitian yang dilakukan Silvianingtyas (2014) menyimpulkan bahwa ada hubungan sangat signifikan arata pola asuh orang tua dan kedisiplinan anak. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan analisis korelasi diperoleh = 0,72  dan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa  = 0,254  >  atau 0,72 > 0,254 pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh iji signifikasi 7,9,   =7,9≥ =1,671 jadi di tolak artinya korelasi signifikan.

Tabel : Perbandingan Penelitian Sekarang dan Sebelumnya

No
Variabel
Nama Peneliti
X
Y
1.
Dyah Setyawati Wulandari (2011)
Pola asuh orang tua
Perilaku sosial anak
2.
Ika Ardiana Ismilawati (2013)
Pola asuh orang tua
Kemandirian makan anak
3.
Devita Ayu silvianigtyas (2014)
Pola asuh orang tua
Kedisiplinan anak
4.
Peneliti
Pola asuh orang tua (demokratis)
Perilaku sosial anak

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang bahwa penelitian yang terdahulu menemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak, pola asuh orang tua dengan kemandirian makan anak, pola asuh orang tua dengan kedisiplinan anak. Sedangkan penelitian yang sekarang berusaha mencari hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak kelompok B di TK Dharma Wanita Genengsari tahun ajaran 2016/2017.
3.    Kerangka Berfikir
Pengembangkan sosial pada anak menekankan pada perilaku anak, pada anak TK lebih mengarahkan peserta didik dapat melakukan berbagai hal,  misalnya. 1) Melatih bekerja sama anak. 2) Melatih simpati anak. 3) Mengekspresikan perasaan empati terhadap orang lain. 4) Melatih anak melakukan penyesuaian sosial di lingkungannya. 5) Mengekspresikan kedekatan yang hangat dan penuh kasih sayang.
Salah satu perilaku sosial adalah anak mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan. Perilaku sosial anak dicirikan salah satunya adalah anak dapat berinteraksi dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan diri dimana dia tinggal. Hal ini bisa dimiliki anak jika lingkungan sekitar dan orang tua mendukung anak interaksi dengan baik, pola asuh merupakan bagian dari lingkungan sekitar. Sehingga orang tua harus secara cermat menerapkan pola asuh tersebut.
Terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pola asuh orang tua terhadap stimulasi perkembangan anak dapat maksimal, salah satu pola asuh yang berpengaruh dalam perkembangan perilaku sosial anak adalah pola yang demokratis. Pola asuh yang demokratis adalah pola asuh dengan memberikan kebebasan kepada anak tetapi terdapat batasan-batasan dan pengendalian perilaku tentunya dengan standar nilai-nilai yang ada. Sehingga orang tua bisa memberikan perhatian, pengertian serta contoh kepada anak tentang perilaku yang diharapkan.
Perkembangan perilaku sosial anak yang kompetensinya adalah, mampu menjalain hubungan yang baik dengan teman yang lain serta melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya. Anak dapat mengekspresikan perasaannya serta memiliki perilaku yang hangat dan penuh kasih sayang dapat dipengaruhi pola asuh yang mereka terima yaitu dengan pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis mengharapkan anak berbagi tanggung jawab dan memiliki kepedulian hubungan antara individu serta mampu memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan analisis data diatas maka gambar kerangka berfikir adalah sebagai berikut.
Perilaku sosial
 anak                           Y
 
Pola asuh orang tua
(demokratis)                  X
 
 
 



4.      Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka berfikir dan permasalahan yang diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak kelompok TK B di TK Dharma Wanita Genengsari Tahun Ajaran 2016/2017.”




D.  METODE PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Menurut Sukmadinata (2013: 72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Dengan metode deskriptif peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (Harmadi, 2011: 145).
Menurut Sukmadinata (2013: 76-82) study hubungan (associational study) disebut study korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam study hubungan hanya menunjukkan asosiasi atau hubungan kesejajaran.
Penelitian deskriptif ini menggunakan metode deskriptif korelasional (hubungan) karena penelitian menggambarkan keadaan sementara dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu dangan yang lainnya. Dalam study hubungan menunjukkan asosiasi atau hubungan kesejajaran Arikunto (2010: 4). Adapun variabel yang ingin dicari adalah variabel pola asuh orang tua (demokratis) dan veriabel perilaku sosial anak.
2.    Tempat dan Waktu Penelitian
a.    Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian ialah TK Dharma Wanita Genengsari Kemusu Boyolali. Lokasi TK Dharma Wanita Genengsari kurang strategis karena terletak di Boyolali paling Utara yang berada didaerah pedesaan dan jauh dari jalan raya. Peneliti memilih tempat ini karena menurut peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran disekolah belum nyaman dikarenakan terdapat permasalahan tentang perilaku sosial anak yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin membantu menyelesaikan permasalahan yang ada agar perilaku sosial anak berkembang dengan baik.

b.   Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama delapan bulan mulai dari penyusunan proposal, perbaikan proposal, menyusun instrumen, perijinan penelitian, pelaksanaan tindakan, analisis data, penyusunan laporan dan pengajuan laporan diawali pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017. Adapun rincian waktu penelitian terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No
Kegiatan Penelitian
Bulan Pelaksanaan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penyusunan Proposal
































2
Perbaikan Proposal
































3
Menyusun Instrumen
































4
Perijinan Penelitian
































5
Pelaksanaan Tindakan
































6
Analisis Data
































7
Penyusunan Laporan
































8
Pengajuan Laporan

































3.    Populasi, Sampel dan Sampling
Sebuah penelitian tidak akan lepas dari adanya penetapan mengenai populasi dan sampel, karena populasi dan sampel merupakan subjek dalam suatu penelitian dan keduanya merupakan sumber data dalam sebuah penelitian. Agar tujuan dari suatu penelitian dapat tercapai dengan baik, maka adanya populasi dan sampel yang diambil haruslah tepat.


a.    Populasi
Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Nasehudin populasi merupakan jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga. Berdasarkan pendapat tersebut disumpulkan bahwa populasi dalam suatu penelitian merupakan kelompok individu yang menjadi objek yang diselidiki tentang aspek-aspek dalam kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok di TK Dharma Wanita Genengsari yang berjumlah 38 anak.
b.   Sampel
Menurut Surakhmad (1985: 93) sampel merupakan penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian sampel merupakan penarikan untuk mewakil populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini diambil anak kelompok B yang berjumlah 39 anak dengan sampel minimal penelitian deskriptif korelasional dan memungkinkan tindak lanjut pada subjek yang sama.
c.    Sampling
Sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2009: 81). Dalam penelitian ini menggunakan (Cluster Sample) yaitu cara pengambilan sampel dalam suatu kelompok dipandang sebagai tingkatan atau strata.sempel yang digunakan adalah kelompok B yang berjumlah 30 anak.
4.    Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 169) variabel penelitian merupakan gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel, yaitu :
a.    Variabel bebas (Independent)
Dalam penelitian ini variabel bebas Independent (X) adalah pola asuh orang tua.


b.   Variabel terikat (Dependent)
Dalam penelitian ini variabel terikat/tergantung Dependent (Y) adalah perilaku sosial.
5.    Metode Pengumpulan Data
Menurut Siregar (2014: 17) pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data primer dan sekunder, dalam penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dengan demikian pengumpulan data merupakan upaya atau cara yang digunakan peneliti dalam memperoleh informasi,  data yang diperoleh digunakan untuk memecahkan masalah.
a.    Observasi
Menurut Sukmadinata (2013: 220) observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dengan demikian observasi merupakan cara yang digunakan peneliti dalam memperoleh data atau informasi melalui pangamatan.
Menurut Sukmadinata (2013: 220) jenis-jenis metode observasi dibedakan menjadi:
1)      Partisipatif (perticipatory observation) pengamatan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan.
2)   Non partisipatif (nonperticipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Dengan demikian penelitian ini akan menggunakan jenis metode non partisipatif (non perticipatory observation) sehingga peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung melainkan mengamati lingkungan sekolah dan perilaku anak. Metode ini digunakan untuk mendapatkan nama siswa dan data yang diperlukan peneliti dalam penelitian.

b.   Metode Angket
Menurut Siregar (2014: 21) metode angket merupakan teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisa mempelajari sikap-sikap, keyakinan perlaku, dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang dijukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan demikian metode angket merupakan cara yang digunakan peneliti dalam memperoleh informasi secara tidak langsung dengan cara memberikan pertanyaan-pernyataan  secara tertulis.
Jenis angket atau kuesioner yang akan dipergunakan dalam proses pengumpulan data adalah kuesioner tertutup pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk pilihan ganda untuk mendapat informasi dari sumber data.
Menurut Arikunto (1992: 193) prosedur dalam penyusunan adalah sebagai berikut:
1)      Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2)   Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3)   Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang spesifik dan tunggal.
4)   Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus menentukan teknis analisisnya.
Kisi-kisi instrumen angket perilaku sosial anak:
No.
Sasaran/
Indikator
Aspek yang Diungkap
Jumlah Item
Tingkah Laku
Ucapan
1.
Kerjasama
1.     Anak dapat membereskan mainanya secara bersama-sama.
2.     Anak bekerjasama dengan teman dalam kelompok ketika belajar disekolahan.
3.     Anak belajar membuat keputusan secara bersama dalam kelompoknya.
4.     Anak mengajak temannya untuk bermain bersama.

5.     Anak menunjukkan kegembiraan ketika bermain bersama teman-teman.
5
2.
Simpati
6.     Anak meminjamkan mainannya kepada temannya.
7.     Anak menghibur temannya yang sedang sedih.
8.     Anak meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
9.     Anak membantu temannya yang tidak bisa membuka tas.
10. Anak menawarkan bantuan ketika ada teman yang kesulitan.
11. Anak memberi maaf kepada temannya.

6
3.
Empati
12. Anak mau mengalah dengan teman yang lain.
13. Anak memberi senyum kepada anak yang lain.
14. Anak mau mendengarkan cerita teman.
15. Anak bersyukur atas hasil sendiri.
16. Anak memuji hasil karya orang lain.
17. Anak menunjukkan ekspresi senang melihat hasil karya teman.

6
4.
Hasrat akan Penerima Sosial

18. Anak mau diajak teman bermain.
19. Anak mampu berinteraksi dengan temannya.
20. Anak mudah menye-suaikan lingkungan.
21. Anak mudah mendapat teman.

4
5.
Sikap Ramah
22. Anak mampu berkomunikasi baik dengan orang lain.
23. Anak mau berperilaku sopan dengan anak yang lain.
24. Anak murah senyum.

3
6.
Perilaku Kelekatan
25. Anak mampu mencari teman yang sesuai dengan keinginannya
26. Anak dapat membina hubungan baik dengan teman.
27. Anak mempunyai banyak teman.

3
Jumlah Item
27

Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis :
No.
Indikator
Butir-butir Angket
1.
Adanya komunikasi dua arah orang tua dan anak.
1.     Orang tua menanyakan kesulitan anak saat disekolahan.
2.     Orang tua memberikan kesempatan kepada anak berpendapat.
3.     Orang tua menanyakan apabila anak sedang sedih.
4.     Orang tua menanyakan anak apa saja yang dilakukan anak disekolahan.
5.     Orang tua menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak saat bergaul dengan teman disekolahan.
6.     Orang tua dan anak bersama-sama dalam menentukan pilahan.
7.     Komunikasi orang tua dan anak berjalan dengan baik.
2.
Kebebasan dalam berpendapat.
8.     Orang tua memberikan kesempatan anak berbicara.
9.     Orang tua mendengarkan anak berbicara.
10. Anak berbicara tanpa paksaan.
11. Anak berani mengunggkapkan pendapatnya.
3.
Adanya musyawarah dalam menentukan keputusan.
12. Orang tua bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama anak.
13. Adanya musyawarah untuk mufakat.
14. Orang tua mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan.
15. Orang tua mengikut sertakan anak dalam memberikan hukuman.
16. Anak mem
4.
Adanya saling menghormati antar anggota keluarga.
17. Saling menolong anggota keluarga.
18. Saling menjaga perilaku yang baik dan sopan anak kepada orang tua.
19. Bertutur kata sopan anak dan orang tua.
20. Orang tua bersikap adil dalam memberikan tugas anak dirumah.
21. Adanya kepercayaan dalam keluarga.
5.

Adanya bimbingan dan arahan orang tua.
22. Orang tua mengawasi anak.
23. Orang tua memberikan arahan.
24. Adanya rasa saling percaya anggota keluarga.

No.
Indikator
No Item
Jumlah
1.
Kebe Adanya komunikasi dua arah orang tua dan anak basan disertai tanggung jawab
1,2,3,4,5,6,7
7
2.
Kebebasan dalam berpendapat.
8,9,10,11
4
3.
Adanya musyawarah dalam menentukan keputusan.
12,13,14
3
4.
Adanya saling menghormati antar anggota keluarga.
15,16,17,18,19
5
5.
Bimbingan dan arahan orang tua.
20,21,22
3
Jumlah
22

6.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi product moment. Adapun rumus yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut:
a.    Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskriptifkan data masing-masing variabel. Deskriptif data yang pertama diawali dangan deskriptif umum kemudian dekriptif untuk tiap-tiap variabel (rata-rata, simpangan baku, dan prosentase).
Deskriptif umum meliputi :
1)      Tabulasi
Data yang terwujud angka-angka hasil perhitungan dijumlahkan, diklasifikasikan sehigga merupakan suatu susunan urut data dan selanjutnya dibuat tabel. Menurut Arikunto (1992:204-205) termasuk dalam kegiatan tabulasi antara lain:
a)   Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
1)      Variabel pola asuh orang tua
2)      Variabel perilaku sosial anak
b)   Menentukan mean, standar deviasi
Rumus analisis korelasi Product Moment :
=
Keterangan :
   = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
   = Jumlah kuadrat dari X
   = Jumlah kuadrat dari Y
   = Jumlah koefisien korelasi antara variabel X dan Y
     = Jumlah tiap faktor
   = Jumlah seluruh faktor
     = Jumlah subyek
b.   Analisis Inferensial
Pengujian hipotesis tersebut dengan menghitung koefisien korelasi sederhana antara X dan Y. Menurut Ghozali (2006: 85-88) langkah-langkah analisis inferensial sebagai berikut :
1)      Merumuskan masalah.
2)      Membuat desain variabel, memasukkan ke perintah Variabel View.
3)      Memasukkan data ke SPSS, memasukkan data View, setelah itu memasukkan data pada masing-masing variabel.
4)       Menganalisis data SPSS.


DAFTAR PUSTAKA :
Achmad, Ika Fadhilah dkk. 2010. “Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua Dengan Emotional Quotient (EQ) pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto”. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret  2010.
Arikunto, Suharsimi. 2010.”Prosedur Penelitian”. Jakarta:Rineka Cipta.
Daryanto, Hasto. 2011. “Profesi Pendidikan Anak Usia Dini”. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gerungan. 1999.”Psikologi Sosial”. Bandung:Eresco.
Ibrahim, Rusli. 2001. “Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar”. Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000.
Mashar, Riana. 2011. “Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya”. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Musthofa, Yasin. 2007.”EQ Untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam”. Jogjakarta:Sketsa.
Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali. 2012. ”Metode Penelitian Kuantitatif”. Bandung:Pustaka Setia.
Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati. 2006. “Metode Pengembangan Sosial Emosional”. Jakarta:Universitas Terbuka.
Santrock, John W.2007. “Perkembangan Anak”. Jakarta:Erlangga.
Siregar, Syofian. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS”. Jakarta:Kencana.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1985. “Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik”. Bandung:Tarsito.
Susanto,  Ahmad.  2011.  Perkembangan  Anak  Usia Dini.  Jakarta:  Kencana  Prenada  Media Group.
Wulandari, Dyah Setyawati. 2011. “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Sosial Anak Kelompok A Di Ba Aisyiyah Bakipandeyan 02 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi thesis:Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak Diterbitkan).





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar