Sabtu, 03 Desember 2016

TUGAS AKHIR PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA



PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MEMPERHATIKAN PILIHAN KATA DAN PENGGUNAAN EJAAN”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:
SRI WAHYUNI                            (A510120172/IVD)
ARISKA ETIK. K                       (A510120161/IVD)
DANIK WITANTRI                    (A510120171/IVD)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Di kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, banyak siswa masih memiliki kemampuan menulis karangan narasi yang rendah. Rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal ini disebakan oleh kurangnya pemahaman siswa mengenai karangan narasi, sulitnya siswa menemukan ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, metode yang digunakan oleh guru juga masih bersifat konvensional yaitu metode ceramah, guru kurang kreatif menggunakan media pembelajaran. Kejadian ini merupakan suatu permasalahan yang perlu segera ditemukan pemecahan masalahnya. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: (1) apakah terjadi peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal; dan (2) apakah terjadi perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal; dan (2) Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal meningkat setelah
menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri. Rata-rata
skor pada siklus II menunjukan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor
pada siklus I, yaitu 66,54 menjadi 78,59 pada siklus II atau sebesar 12,05 (18,11%).
Peningkatan tersebut cukup signifikan, lebih dari 50% siswa dapat mencapai KKM
sebesar 70. Perubahan perilaku yang positif tampak dalam pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media
gambar seri.
Kata Kunci: keterampilan menulis, karangan narasi, metode picture and picture, gambar seri


 
I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
           Pendidikan di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan (teacher centered), ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar yang berakibat kurangnya pengalaman belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar dan pembelajaran menjadi sesuatu yang bersifat kontinyu sehingga cenderung monoton yaitu kapur dan tutur (chalk and talk). Secara umum pendidikan saat ini mengalami kendala dalam hal belajar dan pembejalarannya. Pembelajaran dikelas yang dilakukan guru secara konvensional atau masih tradisional dengan beberapa metode dan model belajar tertentu seperti ceramah dan sebagainya akan membuat para siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran tersebut. Atas dasar itu seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi yang sudah merambah ke dunia pendidikan khususnya madrasah, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memamfaatkan teknologi yang ada. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut.
             Masalah  yang  sering  dilontarkan  dalam  pelajaran  mengarang  adalah  kurang mampunya siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.  Hal tersebut dapat dilihat pada pilihan kata  yang kurang tepat, kalimat  yang kurang efektif, sukar mengungkapkan  gagasan  karena  kesulitan  memilih  kata  atau  membuat  kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematik, disamping kesalahan masalah ejaan (Sabarti Akhadiah dkk, 1996:v). Selain itu, menulis efektif merupakan  kebutuhan  mutlak  bagi  setiap  orang  yang  terlibat  dalam  kegiatan  sosial, ekonomi,  pendidikan,  teknologi  dan  lain-lain.    Hal  tersebut  disebabkan  semua aktivitas  komunikasi  tidak  dapat  dilepaskan  dari  pemanfaatan  sarana  tulis.    Pada kenyataannya, bentuk komunikasi tertulis merupakan bentuk komunikasi yang paling diperlukan (Atar Semi,1990:3).  Arswendo Atmowiloto (1986:6) juga menyatakan, rasanya  tidak  ada  kegiatan  selama  ini  yang  dapat  dipisahkan  dari  aspek baca  tulis.   Berdasarkan  hal  itulah dalam  kurikulum  mata  pelajaran  Bahasa  Indonesia sekarang  (kurikulum berbasis Tematik Terpadu)  standar  kompetensi mata  pelajaran  bahasa  Indonesia  mencakup  dua  kompetensi  yaitu  (1)  kompetensi berbahasa,  dan  (2)  kompetensi  bersastra.    Dua  kompetensi  tersebut  secara  terpadu diajarkan  melalui  empat  keterampilan  yaitu  mendengarkan,  berbicara,  membaca  dan menulis. Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena keterampilan menulis sudah menjadi  kebutuhan  yang  tidak  dapat  dihindarkan  dalam  memenuhi  keperluan  sehari- hari  yang  terkait  dengan  kegiatan  tulis-menulis. Dengan  menulis  diharapkan  siswa mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, logis, sistematis, sesuai dengan konteks dan keperluan komunikasi.
           Sampai  saat  ini,  sebagian  besar  guru  masih  melaksanakan  pembelajaran dengan  pendekatan  konvensional atau tradisional yang mengajarkan  materi menulis  dengan  metode ceramah dengan  teknik  penugasan. Guru  menentukan  beberapa  judul/topik lalu  menugasi siswa  memilih  satu  judul  sebagai  dasar  untuk  menulis. Yang diutamakan adalah  produk yang berupa tulisan. Pembahasan karangan jarang dilakukan. Dengan model pembelajaran seperti itu siswa  mengalami kesulitan dalam menulis karena keharusan mematuhi judul/topik yang telah ditentukan guru. Hal itu menjadikan kreativitas siswa tidak dapat  berkembang secara maksimal. Pada hakikatnya kesulitan menulis tersebut  berkaitan  dengan  apa  yang  harus  ditulis  dan bagaimana  cara  menuangkannya  dalam  bentuk  tulisan.    Dampak  negatif  dari  model pembelajaran  itu  adalah  kurangnya  motivasi  siswa  untuk  menulis  sehingga keterampilan menulis siswa pun menjadi rendah.   Paparan  di  atas  mengisyaratkan  bahwa  keterampilan  menulis  perlu ditingkatkan.Untuk  meningkatkannya guru  harus  memperbaiki model  pendekatan pengajaranya.    Salah  satu  cara  untuk  mengatasi  kekurangberhasilan  pembelajaran  manulis dapat  melakukan  terapi  dengan  penerapan model picture and picture. Penerapan model picture and picture diharapkan  dapat meningkatkan  keterampilan menulis terutama keterampilan menulis karangan. Dengan penerapan model pembelajaran picture and picture guru akan memperoleh manfaat praktis yaitu  guru  dapat  mengetahui  secara  jelas  tingkat pemahaman siswa tentang kompetensi dasar yang telah di ajarkan di  kelas dan mengetahui peningkatan pasrtisipasi serta ketertarikan siswa pada pembelajaran menulis karangan dengan penerapan model picture and picture.Dengan demikian guru dapat memperbaiki proses pembelajarannya di kelas itu secara  sadar  dan  terencana  dengan  baik.    Dengan  penerapan model picture and picture kualitas mengajar akan menjadi  lebih  baik yaitu dapat meningkatkan  kualitas  pelayanan  dalam  mengajar  sehingga kinerja guru dan siswa akan meningkat pula.  Selain itu guru akan terdorong semakin profesional. Dengan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas adalah hal yang mendorong kami untuk menyusun suatu makalah dengan judul “Penerapan Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan”.
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pada makalah ini dirumuskan berbagai masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengembangan materi ajar model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan?
2.      Bagaimana  penerapan model picture and picture pada Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan?
3.      Bagaimana variasi penilaian yang sesuai dengan model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan?
C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan  perumusan  masalah  di  atas  dapat  disampaikan  tujuan  sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasikan pengembangan materi ajar model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
2.      Menggambarkan penerapan model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
3.      Memaparkan variasi penilaian yang sesuai dengan model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
D.    Manfaat Penulisan 
Berdasarkan  perumusan  masalah dan tujuan penulisan di  atas  dapat  disampaikan manfaat penulisan  sebagai berikut :
1.      Dengan melakukan pembahasan ini nantinya diharapkan dapat Mengidentifikasikan pengembangan materi ajar model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
2.      Dengan melakukan pembahasan ini nantinya diharapkan dapat menggambarkan penerapan model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
3.      Dengan melakukan pembahasan ini nantinya diharapkan dapat Memaparkan variasi penilaian yang sesuai dengan model picture and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
A.    Landasan Teori
1.      Pengertian Menulis
Menulis  dapat  didefinisikan  sebagai  suatu  kegiatan  penyampaian  pesan (komunikasi)  dalam  bahasa  tulis  sebagai  medianya  (Suparno  dalam  Saddhono,2012:96).  Menulis  adalah  keterampilan  yang  bersifat  produktif  yaitu  adanya suatu  produk  atau  hasil  karya.  Diantara  keterampilan  bahasa  yang  lain  keterampilan  menulis  merupakan  yang  paling  kompleks  karena  menulis  bukan  sekedar menyalin  kata  atau  kalimat  melainkan  lebih  pada  menuangkan  ide  dan  pikiran dalam bentuk tulisan yang sistematis.  Menulis merupakan proses penuanagan ide atau gagasan  dalam  bentuk paparan  bahasa tulis berupa rangkaian  simbol-simbol bahasa.
Menulis merupakan suatu kegiatan penuangan ide dan gagasan dalam bentuk bahasa tulisan agar dapat dinikmat orang lain. Menulis merupakan sebuah kegiatan aktif produktif yang mampu mengatasi 2 dimensi yaitu dimensi waktu dan dimensi tempat. Menulis sebagai suatu pewarisan yang mengatasi dimensi waktu memiliki  makna  bahwa  hasil  kegiatan  menulis  dapat  dibaca  oleh  banyak  orang pada waktu yang sama tanpa kehadiran si penulis bahkan dapat diwariskan kepada  generasi-generasi  selanjutnya.  Sedangkan  menulis  dapat  mengatasi  dimensi tempat maksudnya adalah pembaca di tempat lain seperti di luar negeri, di daerah-daerah lain,  dapat  menikmati  hasil tulisan tanpa  penulis  hadir di tempat  tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi anak didik untuk mendapatkan pembelajaran menulis yang benar sejak dini. Menulis  merupakan  keterampilan  bahasa  yang  bersifat  kompleks. 
Menulis  merupakan  suatu  kegiatan  produktif yang  menghasilkan  suatu karya  dari  proses  penuangan  ide  dan  gagasan.  Pembelajaran  menulis dapat  meningkatkan pengembangan kecerdasan siswa kreativitas serta mendorong kemampuan  siswa  untuk  merangkai  informasi.  Kegiatan  menulis  juga  dapat  meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasannya agar dapat diketahui orang lain. Pendapat di atas didasarkan pada pendapat Muslich (2009:120) mengenai manfaat pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, memiliki beberapa fungsi diantaranya: 1) sebagai dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana dalam bentuk verbal atau tulisan; 2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan  pemahaman berbagai pengetahuan; 3) sarana mengembangkan IPTEK; 4) sarana menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik; 5) sarana menghubungkan siswa antara mata pelajaran bahasa Indonesia dengan disiplin ilmu lainnya.
2.      Kegiatan Menulis
Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus mampu mengelola dan mengorganisir ide dan gagasanya dalam sebuah tulisan yang menarik dalam ragam bahasa tulis yang ada.  Dibalik  kerumitannya  menulis  dapat  mengembangkan  bakat,  kreativitas, intelektual  serta  emosional  seseorang.  Pendapat  di  atas  senada  dengan  pendapat Mc. Crimmon (dalam Saddhono, 2012:96) yang mendefinisikan menulis sebagai kegiatan  menggali  pikiran  dan  perasaan  mengenai  subjek,  memilih  hal-hal  yang akan ditulis dan menentukan cara menuliskannya  sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.  Sedangkan menurut Tarigan (2008:4) menulis merupakan keterampilan bahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis  adalah  kegiatan  yang  produktif  dan  ekspresif  karena  menghasilkan  suatu tulisan.   Dalam  kegiatan  menulis seorang  penulis  harus  terampil  memanfaatkan struktur  bahasa  dan  kosakata  untuk  menghasilkan  tulisan  yang  baik. 
3.      Ciri-ciri dan Manfaat Menulis
Menurut Tarigan (2008:6) tulisan yang  baik memiliki ciri-ciri yaitu: 1)  mencerminkan kemampuan  penulis  menggunakan  nada  yang  serasi,  2)  mampu    menyusun  bahan-bahan yang tersedia menjadi kesatuan yang utuh, 3) jelas dan tidak samar-samar, 4) menarik minat pembaca dan mencerminkan kebanggaan penulis. Menurut Graaves (dalam Muslich,2009:120) menulis  memiliki  beberapa manfaat diantaranya: 1) menulis dapat mengembangkan kecerdasan dalam mengharmoniskan  beberapa  aspek  seperti  keluwesan  pengungkapan,  kemampuan  me-ngendalikan  emosi  serta  menata  daya  nalar,  2)  dapat  mengembangkan  daya  inisiatif dan kreativitas, 3) menulis mendorong seseorang untuk memiliki keberanian dalam  menyampaikan  idenya,  pemikiran  serta  gaya  tulisannya  kepada  publik,  4) menulis mendorong kemampuan seseorang untuk mengumpulkan informasi.
Dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar keempat aspek keterampilan bahasa yaitu mendengarkan,  berbicara,  membaca  dan menulis harus  diajarkan  dan  dikembangkan  secara  maksimal.  Keempat  aspek ini  harus  diajarkan  secara  seimbang  dan  terpadu agar  tujuan  pengajaran  bahasa Indonesia  di  sekolah  dasar  dapat  tercapai.  Berdasarkan  Standar  Isi  2007  tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah: 1) sarana berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku; 2) memupuk rasa bangga dalam ber-bahasa  Indonesia  yang  baik  dan  benar;  3)  siswa  memiliki  kemampuan  menggunakan  bahasa  Indonesia  untuk  meningkatkan  kemampuan  intelektual  dan  kematangan emosional; 4) siswa mampu menikmati hasil karya untuk memperhalus budi  pekertinya; 5) mengajarkan siswa untuk menghargai bahasa Indonesia seba-gai kekayaan khazanah budaya bangsa (Depdiknas,2007).
4.      Tahapan-tahapan Menulis
Pembelajaran  menulis  merupakan  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  melalui tahapan-tahapan.  Proses  yang  dilakukan dalan pembelajaran  menulis  di  SD disesuaikan  dengan  tingkatan  kelas  dan  kesulitannya serta  jenis  dan  bentuk  tulisan yang diajarkan (Hairuddin,2007:28). Bedasarkan Pasal 1 Permendiknas Nomor 23 tahun 2006  Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI aspek menulis meliputi  melakukan berbagai  jenis kegiatan  menulis untuk  mengungkapkan  pikiran, perasaan,  dan  informasi  dalam  bentuk  karangan  sederhana,  petunjuk,  surat,  pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, puisi serta pantun. Bedasarkan  kurikulum berbasis tematik terpadu siswa  hendaknya mampu  mengungkapkan  gagasan, pendapat,  dan  pengetahuannya  secara  tertulis  dan  memiliki  kegemaran  menulis. Sedangkan dalam kaitannya dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar menulis  berfungsi  untuk membentuk dan meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam mengekspresikan berbagai  pikiran,  gagasan,  pendapat  dan  perasaannya  dengan menulis karangan bedasarkan ide sendiri serta menulis karangan bedasarkan gambar seri (Depdiknas,2007). 
5.      Pengertian Mengarang
Mengarang adalah penuangan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan untuk disampaikan kepada orang lain. Jadi apabila seseorang menuangkan ide, perasaan, serta  pengalamannya  dalam  bentuk  tulisan  kegiatan  tersebut  dapat  digolongkan sebagai kegiatan mengarang. Mengarang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan  dalam  proses  pembelajaran  menulis  di  sekolah  sebagai  bentuk  dari  penuangan  ide siswa. Dalam proses mengarang setiap ide atau gagasan dituangkan dalam bentuk kata-kata kemudian dirangkai menjadi sebuah kalimat selanjutnya dikembangkan membentuk paragraf. Pendapat diatas didasarkan pada pendapat Heuken (2008:10) bahwa mengarang  merupakan  pengungkapan buah  pikiran  melalui tulisan.  Mengarang  berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati atau buah  pikiran secara menarik  yang  mengena  kepada  pembaca.  Menurut  Muslich  (2009:124)  proses  mengarang  adalah  proses  menggunakan  bahasa  yang  dituliskan.  Supaya  seseorang dapat  mengarang dengan baik maka diperlukan kecakapan dalam pemakaian bahasa. Oleh karaena itu, kecakapan pemaknaan bahasa harus  diajarkan kepada peserta didik agar siswa dapat mengarang dengan tepat dan cermat.
6.      Bentuk-bentuk Karangan
Dalam setiap penulisan karangan maksud dan tujuan penulis diungkapkan dalam  jenis karangan  yang  berbeda. Menurut segi pengungkapannya menulis karangan dibedakan menjadi lima jenis yaitu:
a.       Karangan Narasi (Kisahan)
Narasi  adalah  karangan  yang  menceritakan  sesuatu  secara  kronologis  berdasarkan  rangkaian  peristiwa.  Narasi  didasarkan  pada  urutan  waktu,    yang  bisa berisi fakta-fakta yang benar terjadi, maupun hanya sekedar khayalan. Pengarang bertindak  sebagai  sejarawan  atau  tukang  cerita (Mujianto  dalam    Muslich,2009:128)
b.      Karangan Deskripsi (Perian)
Deskripsi  adalah  karangan  yang  hidup  dan  berpengaruh  yang  menggambarkan  atau  melukiskan  sesuatu sehingga  orang  yang  mendengar  dapat  membayangkannya. Karangan deskripsi berhubungan dengan pancaindera seperti  pendengaran,  penglihatan,  penciuman,  peraba,  dan  perasaan.  Untuk  dapat  menggambarkan pengarang harus dekat dengan objeknya.
c.       Karangan Eksposisi (Paparan)
Eksposisi  merupakan  pemberian  informasi  yang  dikembangkan  secara analisis,  spasial dan kronologis. Eksposisi  merupakan  bentuk wacana yang berusaha  mengungkapkan,  menguraikan  dan  menjelaskan  pokok  pikiran  yang  tidak mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima penjelasan penulis.
d.      Karangan Argumentasi (Bahasan)
Karangan argumentasi berupaya untuk meyakinkan pembaca untuk percaya  dan  menerima  apa  yang  dikatakannya.  Pengarang  memberikan  sejumlah  data dan pembuktian dengan objektif dan meyakinkan. Jadi karangan argumentasi merupakan karangan  yang berisi  opini  yang  disertai alasan untuk memperkuat opininya sehingga dapat meyakinkan pembaca.
e.       Karangan Persuasi
Merupakan  karangan  yang  disusun  untuk  mempengaruhi  pembaca  agar mengikuti  apa  yang  dikehendaki  oleh  penulis.  Jadi  karangan  jenis  ini  bertujuan untuk mempengaruhi pembaca.
7.      Menulis Karangan
Menulis  karangan  bedasarkan  Standar  Isi tahun 2007  dikhususkan pada menulis  karangan sederhana baik dari pikiran sendiri maupun bedasarkan gambar seri.  Karangan sederhana merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca agar mudah dipahami.  Menurut Anwar (2011:14) karangan sederhana diperoleh dari suatu proses dimana ide yang ada dilibatkan dalam suatu kata, kata-kata yang terbentuk kemudian dirangkai menjadi sebuat kalimat. Kalimat disusun menjadi  sebuat  paragraf  dan akhirnya  paragraf-paragraf tersebut mewujudkan  sebuah karangan  sederhana.Karangan  sederhana  adalah  proses  mengorganisasikan  ide atau gagasan seseorang secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri  atas  beberapa  kalimat 5  sampai  10  kalimat  (Resmini  dalam  Anwar, 2011:15). 
8.      Ciri-ciri Karangan
Karangan  sederhana  memiliki  ciri-ciri  diantaranya:  1)  bahasanya  mudah dimengerti; 2) kata-kata yang digunakan masih sederhana; 3) kalimatnya pendek-pendek sehingga karangannya juga  pendek; 4) isi  cerita biasanya  mengenai lingkungan  keseharian  anak.  Karangan  sederhana  berbeda  dari  jenis  karangan  yang lain  karena  bahasa  dan  kalimatnya  masih  sederhana,  kalimatnya  pendek-pendek, dan temanya seputar dunia dan lingkungan keseharian anak. Kegiatan  mengarang  bukanlah  kegiatan  yang  mudah melainkan  perlu  latihan yang  berkelanjutan.  Untuk dapat menyampaikan  maksud  melalui karangan seseorang harus memiliki kecakapan mengarang. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar mengarang yaitu: 1) ide harus jelas dan fokus; 2) memahami teknik mengarang; 3)  mempelajari tata  bahasa agar  tulisan  mudah dimengerti pembaca; 4)  pengungkapan  harus  jelas,  teratur,  tanpa  rasa  emosional  yang  berlebihan  dan harus realistis (Heuken,2008:10).
9.      Model Pembelajaran Picture and Picture
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran  adalah  model  pembelajaran  picture  and  picture.  Model  ini  merupakan salah  satu  bentuk  model  pembelajaran  kooperatif.  Model  pembelajaran  picture and  picture  adalah  suatu  model  pembelajaran  yang  menggunakan  gambar  yang dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis (Suprijono,2012:125). Model pembelajaran ini mengandalkan gambar dalam proses pembelajarannya. Gambar-gambar inilah yang menjadi faktor utama dalam pembelajaran. Sehingga sebelum pembelajaran guru  harus  menyiapkan  gambar-gambar  yang  terkait  dengan  pembelajaran.
Picture and Picture adalah  suatu  model  pembelajaran  yang  menggunakan  gambar  yang  dipasangkan/diurutkan  menjadi  urutan  yang  logis.  Dalam  pembelajarannya  siswa diajak  untuk  mengurutkan  gambar-gambar  yang  ada  menjadi  urutan  yang  benar dan mengemukakan alasannya. (Suprijono,2012:125). Model  pembelajaran  adalah  keseluruhan  rangkaian  penyajian  materi  ajar yang  meliputi  segala  aspek  sebelum,  saat,  maupun  sesudah  pembelajaran  yang dilakukan  oleh  guru.  Serta  segala  fasilitas  yang  terkait  yang  digunakan  secara langsung maupun tidak langsung dalam proses mengajar. Menurut  Arends (dalam Suprijono,2012:46)  model  pembelajaran  adalah  kerangka  konseptual  yang melukiskan  prosedur  sistematis  dalam  mengorganisasikan  pengalaman  belajar untuk  mencapai  tujuan  belajar.  Model  pembelajaran  mengacu  pada  pendekatan yang digunakan, tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
10.  Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Picture and Picture
Dalam  model  pembelajaran  picture and picture terdapat  beberapa prinsip dasar  yaitu  :1)  setiap  anggota  kelompok  (siswa)  bertanggung  jawab  atas  segala sesuatu  yang  dikerjakan  dalam  kelompoknya;  2)  setiap  anggota  kelompok  harus mengetahui bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.; 3) adanya pembagian tugas dan tanggung jawab diantara sesama anggota; 4) setiap anggota kelompok harus ikut mengerjakan tugas; 5) setiap  siswa berbagi kepemimpinan  dan harus dapat  bekerjasama  dalam  prosesnya;  6)  setiap  anggota  kelompok  harus  mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dalam  model  pembelajaran  picture and picture digunakan  media  gambar untuk nantinya dipasangkan menjadi urutan yang logis. Dari sini diharapkan siswa mampu berfikir secara logis dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
11.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah  model  pembelajaran  picture  and  picture  menurut Suprijono (2012:125) adalah sebagai berikut: 
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Pada langkah ini guru  menyampaikan  kompetensi  dasar  dan indikator-indikator dari materi, dengan harapan siswa akan mengetahui sejauh mana materi  yang harus dikuasai siswa nantinya.
b.      Menyajikan materi sebagai pengantar. Guru  menyampaikan  materi  dengan  teknik  yang  menarik  dan  memberi motivasi kepada siswa sehingga siswa tertarik untuk lebih jauh mempelajari materi. Pemberian materi pengantar sangat penting karena dapat menjadi kesuksesan dalam pembelajaran.
c.       Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam  proses  penyajian  materi guru  mengajar  siswa  ikut  terlibat  aktif dalam  proses  pembelajaran  dengan  mengamati  setiap  gambar  yang  ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi  kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan  selanjutnya guru  dapat  memodifikasikan  gambar  atau  mengganti gambar.
d.      Guru  menunjuk  siswa  secara  bergantian  memasang/mengurutkan  gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Inovasi sangat penting dilakukan guru dalam cara pemanggilan siswa misalnya  dengan  undian  sehingga  siswa  tidak  merasa  bahwa  ia  ditunjuk  karena  dihukum.
e.       Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Pada tahapan ini, guru mengajak siswa untuk menemukan rumus, jalan cerita  atau tuntutan KD sesuai indikator yang ingin dicapai. Siswa diajak untuk aktif selama diskusi sehingga banyak pengetahuan yang akan diperoleh dari kegiatan ini.
f.       Dari  urutan  gambar  tersebut  guru  memulai  menamkan  konsep/materi  sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus memberikan penekanan penekanan dengan meminta siswa lain untuk  mengulanginya.  Guru  harus  memastikan  bahwa  siswa  telah  menguasai indiktor yang ditetapkan.
g.      Siswa membuat simpulan. Pada  akhir  pembelajaran guru  bersama  siswa  menarik  simpulan  sebagai salah satu bentuk penguatan materi yang telah diajarkan.
12.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture
Sebagai  sebuah  model  pembelajaran  Picture  and  Picture  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan.  Kelebihan  model  pembelajaran  Picture  and  Picture  diantaranya:
a.       Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.      Melatih siswa untuk berfikir logis dan sistematis melalui kegiatan mengurutkan gambar.
c.       Dengan adanya gambar akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
d.      Mem berikan  kebebasan  kepada  siswa  untuk  berfikir  bedasarkan  sudut pandangnya dan aktif dalam pembelajaran melalui diskusi.
Sedangkan  menurut  Istarani  (2011:8)  kelebihan  model  pembelajaran picture and picture diantaranya:
a.    Materi yang diajarkan lebih terarah karena diawal pembelajaran guru menyampaikan  kompetensi  yang  akan  dicapai  dan  memberikan  materi  singkat.
b.    Siswa lebih cepat dan mudah dalam menangkap materi ajar karena guru menggunakan gambar-gambar sebagai alat bantu membelajarkan materi.
c.    Dengan menganalisa gambar dapat mengembangkan daya nalar siswa untuk berfikir logis.
d.   Dapat  meningkatkan  tanggung  jawab  siswa sebab  guru  selalu  menanyakan alasan pemilihan urutan gambar oleh siswa.
e.    Pembelajaran lebih berkesan sebab guru menyediakan gambar-gambar.
Model  pembelajaran  picture  and  picture  juga  memiliki  kekurangan  yang harus dapat diatasi guru diantaranya :
a.       Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi dari materi yang akan diajarkan.
b.      Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.
c.       Jika  guru  kurang  ahli  dalam  mengelola  kelas ada  kekhawatiran  kelas  akan kacau dan tidak kondusif.
d.      Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadahi.
Kekurangan  yang  ada  dalam  model  pembelajaran  Picture  and  Picture dapat diatasi dengan beberapa usaha. Misalnya mengenai sulitnya mencari gambar yang cocok dengan kompetensi. Dalam hal ini guru dapat membuat gambar sendiri  sehingga guru  dapat  menyesuaikan  dengan  materi.  Untuk  waktu yang  relatif lama sebelum  pembelajaran  guru harus sudah  mengalokasikan  waktu dengan tepat. Sedangkan masalah kekhawatiran kelas yang kacau guru harus dapat mengelola kelas dengan baik.
II.    PEMBAHASAN
A.    Penerapan Metode Picture and Picture dalam Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan
Langkah-langkah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan menggunakan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.  Kompetensi  yang akan dicapai harus terencana dengan jelas sesuai dengan tujuan dan indikator. Pada langkah ini guru  menyampaikan  kompetensi  dasar  dan indikator-indikator dari materi, dengan harapan siswa akan mengetahui sejauh mana materi  yang harus dikuasai siswa nantinya.
b.      Menyajikan  materi sebagai  pengantar. Dalam pelaksanaannya,  guru bisa melakukan apersepsi maupun tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa. Guru  menyampaikan  materi  dengan  teknik  yang  menarik  dan  memberi motivasi kepada siswa, sehingga siswa tertarik untuk lebih jauh mempelajari materi. Pemberian materi pengantar sangat penting karena dapat menjadi kesuksesan dalam pembelajaran.
c.       Guru memperlihatkan gambar-gambar bersusun(seri) dengan topik tentang pengalaman dari beberapa majalah seperti majalah anak Cahaya halaman 18-19, 27, dan 30 volume ke-2 tahun 2011, majalah Bobo halaman 6, 8 dan 22 edisi 3 tahun 2013, dan majalah Super Kids Junior halaman  4-6, 14-15, 26-27 dan 28-31 edisi ke-03 Tahun 2013 yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Siswa  diperintahkan  untuk  mencermati  gambar-gambar seri  yang  ada didalam kedua majalah tersebut. Dalam  proses  penyajian  materi,  guru  mengajar  siswa  ikut  terlibat  aktif dalam  proses  pembelajaran  dengan  mengamati  setiap  gambar  yang  ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar, kita akan menghemat energi  kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan  selanjutnya,  guru  dapat  memodifikasikan  gambar  atau  mengganti gambar.
d.      Guru  membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok siswa dalam masing-masing kelompok secara  bersama-sama mengurutkan  gambar-gambar  bersusun(seri) tentang topik pengalaman menjadi susunan gambar yang padu dan logis tentang pengalaman. Inovasi sangat penting dilakukan guru dalam cara penentuan gambar yanga akan diberikan kepada siswa dalam kelompok, misalnya  dengan  undian  sehingga  siswa  tidak  merasa  bahwa guru melakukan pilih kasih terhadap satu kelompok lain.
e.       Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Pada tahapan ini, guru mengajak siswa untuk menemukan rumus, jalan cerita  atau tuntutan KD sesuai indikator yang ingin dicapai. Siswa diajak untuk aktif selama diskusi sehingga banyak pengetahuan yang akan diperoleh dari kegiatan ini.
f.       Guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yaitu mengenai langkah-langkah membuat karangan sederhana. Dari  urutan  gambar  tersebut  guru  memulai  menamkan  konsep/materi  sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus memberikan penekanan-penekanan dengan meminta siswa lain untuk  mengulanginya.  Guru  harus  memastikan  bahwa  siswa  telah  menguasai indiktor yang ditetapkan.
g.      Dari gambar seri yang telah diurutkan siswa diajak untuk menulis kalimat bedasarkan gambar. Siswa dalam masing-masing kelompok mencermati dari urutan gambar yang telah mereka susun secara bersama-sama. Kemudian Guru memerintahkan siswa dalam masing-masing kelompok untuk membuat suatu gagasan, kemudian dari gagasan-gagasan tersebut dituangkan menjadi sebuah karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
h.      Selanjutnya guru membimbing  siswa untuk menulis paragraf bedasarkan  kalimat yang telah dibuat siswa. Dalam tahap ini Guru memerintahkan siswa dalam masing-masing kelompok untuk membuat suatu gagasan, kemudian dari gagasan-gagasan tersebut dituangkan menjadi sebuah paragraf yang disusun menjadi sebuah karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
i.        Paragraf  yang  ada  selanjutnya  disusun  menjadi  karangan  sederhana  dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Sehingga karangan yang di buat isi ceritanya sesuai dengan urutan gambar yang telah disusun siswa dalam masing-masing kelompok.
j.        Setelah siswa menyusun sebuah karangan tahap selanjutnya adalah memberi judul. Dalam  karangan,  pemberian  judul  sangat  penting.  Pemberian  judul  harus menarik dan harus dapat menggambarkan isi karangan.
k.      Menarik simpulan. Penarikan simpulan ini dilakukan diakhir pembelajaran mengenai materi yang telah dipelajari. Pada  akhir  pembelajaran,  guru  bersama  siswa  menarik  simpulan  sebagai salah satu bentuk penguatan materi yang telah diajarkan.
Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan metode pembelajaran Picture and Picture terdapat langkah-langkah yang digunakan, sehingga siswa dengan mudah dan jelas memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu, siswa mengetahui cara kerja dari penggunaan metode pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyanangkan.
Dalam penggunaan media majalah anak seperti majalah Cahaya dan majalah Bobo memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, adapun kelebihan dan kekurangan media majalah anak adalah sebagai berikut.
1.      Kelebihan
Kelebihan dari majalah anak (Majalah Bobo, majalah Cahaya dan majalah Super Kids Junior) adalah:
a.       Karena media ini hasilnya adalah berupa tulisan atau teks maka media ini bisa disimpan dan bisa di baca berulang- ulang. Di saat pembaca ingin lebih memahami isi berita, maka pembaca bisa mengulang – ulang membacanya.
b.      Selain itu juga bisa dikumpulkan dan dibuat kliping. Terutama mengenai sebuah berita yang fenomenal ataupun berita- berita yang dianggap menarik.
c.       Biasanya informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu menjelaskan hal- hal yang bersifat kompleks ataupun investigatif. Terkadang disertai gambar atau foto yang lebih memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan ada kalanya bila berita tersebut bersifat continue maka ada sedikit pengulangan mengenai berita sebelumnya, sehingga pembaca benar- benar mengerti dan faham tentang isi dan alur berita tersebut.
d.      Jika dilihat dari harganya, media cetak bisa didapat oleh khalayak dengan harga yang cukup murah. Karena dengan biaya yang cukup murah kita bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak. Misalnya koran Jawa Pos, dengan harga Rp. 4.000 kita bisa mendapatkan informasi atau berita sebanyak 30an halaman berbeda dengan media lain yang terbatas. Ini yang lebih membedakan antara media cetak dengan media elektronik( baik radio maupun televisi).
e.       Bahkan kita bisa memilih berita mana yang ingin kita baca terlebih dahulu,misal tentang politik,ekonomi,olahraga atau yang lainnya. Jadi tidak ada keharusan untuk menyimak informasi satu per satu atau tidak harus berurutan.
2.      Kekurangan
Untuk kekurangan dari majalah anak (Majalah Bobo, majalah Cahaya, dan majalah Super Kids Junior) adalah:
a.       Media cetak lebih lambat penyampaian beritanya daripada media-media yang lain. Karena memang harus melewati proses yang panjang sampai di tangan khalayak. Bahkan berita yang terjadi hari ini baru bisa diterima oleh khalayak pada hari esoknya.
b.      Selain itu media cetak hanya terbatas pada tulisan atau teks saja meskipun beberapa didukung oleh foto atau gambar, sehingga pembaca harus memahami sendiri berita tersebut karena memang visualisasi yang terbatas.
c.       Untuk biaya produksi media cetak tergolong mahal, karena media cetak harus dicetak dan didistribusikan sebelum dapat dinikmati masyarakat. Biaya percetakan dan pendistribusian itulah yang tergolong mahal.
B.     Pengembangan Materi Ajar dalam Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan
Dalam pengembangan materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan metode picture and picture, penulis membuat media pembelajaran berupa GASURI (Gambar Susun Seri) dengan topik tentang pengalaman. Dimana dalam metode picture and picture (pembelajaran melalui gambar) yang digunakan untuk menuntut peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran yaitu dengan berfikir kritis dalam membuat suatu gagasan yang disusun menjadi sebuah karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan, sehingga media tersebut dianggap efektif dalam mengembangkan materi ajar yang akan di sampaikan dalam proses pembelajaran. Dalam metode picture and picture guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator saja. Disini guru hanya menyediakan potongan-potongan gambar berurutan (seri) dengan topik tentang pengalaman yang nantinya akan disusun secara runtut dengan urutan yang sesuai menjadi sebuah urutan gambar yang padu yang selanjutnya pesetra didik akan memiliki sebuah gagasan yang nantinya akan disusun menjadi sebuah karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Dalam media pembelajaran GASURI (Gambar Susun Seri) ini kami menggunakan beberapa gambar bersusun ataupun gambar seri dengan topik tentang pengalaman yang terdapat pada beberapa buku atau majalah anak seperti majalah anak yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Dimana media kami, disesuaikan untuk anak usia Sekolah Dasar kelas 4 yang umumnya masih sangat senang dengan gambar-gambar karena anak kelas 4 Sekolah Dasar masih dalam lingkup dunia fantasi, permainan, dan imajinasi dalam kesehariannya. Gambar yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Menulis Karangan Berdasarkan Gambar dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan” disesuaikan dengan metode yang digunakan, yakni metode picture and picture. Dalam metode picture and picture dan media GASURI (Gambar Susun Seri) setiap gambar memiliki isi cerita yang berbeda sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan membuat sendiri sebuah karangan berdasarkan gambar yang telah disajikan. Adapun beberapa gambar bersusun (seri) yang akan kami gunakan diantaranya terdapat pada majalah dan buku anak seperti:
1.      “Menyusun cerita(Liburan ke kebun binatang)”, Majalah Bobo  edisi ke-03 halaman 6 Tahun 2013 Oleh Kussusani Prihatmoko.

2.      “Tenggelam, Majalah Bobo edisi ke-03 halaman 8 Tahun 2013 Oleh Kussusani Prihatmoko.

3.      “Main musik, Majalah Bobo edisi ke-03 halaman 22 Tahun 2013 Oleh Pipit.

4.      “Cahaya(Bertamasya ke kebun binatang)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 18-19 Tahun 2011 Oleh Kak Lim-lim.

5.      “Kognitif(Pengetahuan Umum dan Sains) (Meniup Bola)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 27 Tahun 2011 Oleh Kak Lim-lim.

6.      “Bahasa/Mengungkap Bahasa(Pengalaman memancing)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 30 Tahun 2011 Oleh Kak Lim-lim.
7.      “Cerita bergambar(kupu-kupu menari)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 4-6 Tahun 2013 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.
8.      “Cerita pendek(Rumah Baru)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 14-15 Tahun 2013 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.

9.      “Aku Bisa Sendiri(Aku bisa memakai baju sendiri)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 26-27 naskah: Sihasika Althafaya, cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.

10.  “Komik seri(Ekor dari akar)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 28-31 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.

Media GASURI (Gambar Susun Seri) yang kami buat dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan metode picture and picture akan berbentuk potongan-potongan gambar bersusun(seri) yang yang kami lapisi dengan papan yang tyerbuat dari kardus yang apabila disusun akan berbentuk sebagai berikut:
Gambar 1 adalah contoh media gambar bersusun(seri) tentang persahabatan Gajah dan Semut
Gambar 2 contoh media gambar bersusun(seri) tentang liburan bersama keluarga
 Gambar 3 contoh media gambar bersusun(seri) tentang anak rajin
Gambar 4 contoh media gambar bersusun(seri) tentang anak malas.
Dalam menulis sebuah karangan ada hal yang perlu di perhatikan yaitu dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan baik dan benar berikut ketentuan-ketentuannya:
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca yang Tepat dalam Tulisan
1.      Penggunaan Tanda Titik (.) 
a.       Setiap  akhir  kalimat  berita  dalam  suatu  paragraf  ditutup  dengan  tanda baca titik (.)
Contoh :
Hari Minggu yang lalu Dina diajak Ayah ke Bandara. Mereka mengantar  Paman  yang  akan pulang ke Batam. Pagi-pagi  mereka sudah sampai di Bandara.
b.      Tanda  titik  dipakai  pada  akhir  singkatan  gelar,  jabatan,  pangkat,  dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim.
Contoh :
1)      Dr. (Doktor)      a.n.   (atas nama)
2)      dr. (Dokter)       d.a  (dengan alamat)
3)      Ir. (Insinyur)      dkk.   (dan kawan-kawan)
4)      M.Sc. (Master of Science)    dll.  (dan lain-lain)
5)      Prof. (Profesor)      tsb.   (tersebut)
6)      S.H. (Sarjana Hukum)    Yth.  (Yang terhormat)
c.       Tanda  titik  dipergunakan  untuk  memisahkan  angka  ribuan,  jutaan,  dan seterusnya  yang  menunjukkan  jumlah;  juga dipakai untuk  memisahkan angka jam, menit dan detik.
Contoh :
1)      1.000
2)      154.370.000
3)      Pukul 5.45.42 (pukul lima lewat 45 menit 42 detik)
Bila  bilangan  itu  tidak  menunjukkan  jumlah  maka  tanda  titik  itu  tidak dipergunakan, contoh : 
1)      Pada halaman 5675 terdapat kata-kata berikut.
2)      Ia lahir pada tahun 1876.
2.      Penggunaan Tanda Koma (,)
a.       Tanda  koma  digunakan  untuk  memisahkan  bagian-bagian  kalimat, antara  kalimat  setara  yang  menyatakan  pertentangan,  antara  anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan anak kalimat.
Contoh :
1)      Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
2)      Mereka bukan mengerjakan apa yang diperintahkan, melainkan duduk bermalas-malasan saja.
b.      Tanda  koma  (,)  digunakan  diantara  kata  dalam  pemerincian  atau pembilangan.
Contoh :
1)      Ayah, Dina, dan Bayu pergi ke bandara.
2)      Ia membeli seekor ayam, dua ekor kambing, dan lima puluh kilo gula sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya.
c.       Tanda  koma  dipakai  dibelakang  kata  atau  ungkapan  transisi  yang terdapat pada awal kalimat, misalnya: jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, disamping itu.
Contoh :
1)      Di  samping  itu,  kenyataan  dan  sejarah  juga  menunjukkan  bahwa gerakan mahasiswa itu biasanya tidak berlangsung lama.
2)      Oleh  karena  itu,  sudah  tibalah  waktunya  bagi  kita  untuk  menata kembali kehidupan di kampus ini.
d.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
1)      Aduh, betapa sedih nasibnya.
2)      Wah, sungguh hebat hasil yang mereka capai.
e.       Tanda koma dipakai untuk  memisahkan  sebuah ucapan  langsung dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
1)      Kata ayah,”Saya akan mengurus sendiri persoalan itu.”
3.      Penggunaan Huruf Kapital (Huruf Besar)
a.       Huruf  kapital  digunakan  untuk  menuliskan  huruf  awal  dan  kata pertama pada sebuah kalimat.
Contoh : 
1)      Kereta itu tiba di stasiun pukul lima pagi.
2)      Ia meninggalkan rumah tanpa pamit.
b.      Huruf  kapital  dipergunakan  pula  di  depan  nama  diri,  nama  tempat, bangsa,  negara,  organisasi,  bahasa,  nama  bulan  dan  hari,  Tuhan,  dan sifat-sifat Tuhan yang mempergunakan kata Maha.
Contoh :
Adi, Nina, Tanto, Bogor, Bandung,  Jakarta, Ende, Inggris, Indonesia, Nederland,  bahasa  Inggris,  bahasa  Indonesia,  Januari,  Februari, Minggu,  Senin,  Tuhan,  Allah,  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  Tuhan  Yang Maha Pengasih, dsb.
c.       Huruf  kapital  dipergunakan  pula  bagi  judul-judul  buku,  pertunjukan, nama harian, majalah, artikel dan biasanya kata-kata yang penting saja ditempatkan  dalam  huruf  kapital,  sedangkan  kata-kata  yang  tidak penting tetap dalam huruf kecil.
Contoh:
1)      Bahasa  dan  Kesusastraan  Indonesia  sebagai  Cermin  Manusia
2)      Indonesia Baru
3)      Majalah Ilmu Sastra Indonesia
4)      Bahasa Indonesia dan problematiknya
Siswa atau peserta didik yang nantinya akan di buat berkelompok akan dibagikan potongan-potongan gambar bersusun(seri) dengan suatu topik tentang pengalaman kemudian siswa dalam kelompok menyusun gambar-gambar tersebut sesuai dengan urutan yang padu kemudian dari masing-masing siswa membuat suatu karangan sesuai dengan urutan gambar dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Berikut ini adalah pengembangan materi ajar berupa contoh pengerjaan soal dan soal yang akan di kerjakan oleh siswa pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan:
Contoh Pengerjaan Soal
Petunjuk Pengerjaan Soal:
a.       Amatilah gambar yang ada di bawah ini!
b.      Susunlah gambar di bawah ini menjadi urutan gambar yang padu!
c.       Berikan nomor pada setiap gambar sesuai dengan nomor urutannya!
d.      Dari setiap gambar tuliskan kalimat sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing gambar!
e.       Dari setiap kalimat dari masing-masing gambar susunlah menjadi sebuah karangan yang utuh sesuai dengan urutan gambar yang di susun!
f.       Kemudian kembangkan karanganmu dan tuliskan semua karanganmu menjadi sebuah cerita dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang baik dan benar!
g.      Berikan judul yang sesuai dengan cerita yang dibuat!
Gambar Seri Tema Lomba Kebersihan Kelas
Gambar 1: Dalam rangka ulang tahun, Sekolah Dasar Negeri Wonosari 02 Semarang akan mengadakan lomba kelas sehat yang akan dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2013.                      
   Gambar 2: Setelah Bapak dan Ibu Guru memberikan pengumuman kepada seluruh siswa tentang pengadaan lomba, Seluruh siswa antusias untuk mengikuti lomba kelas sehat tersebut.
Gambar 3: Seluruh siswa secara bersama-sama membersihkan kelas mereka dengan menggunakan peralatan kebersihan yang ada dikelas. Seluruh siswa sangat bersemangat mengikuti lomba kelas sehat dengan harapan menjadi juara pertama.
Gambar 4: Para siswa membersihkan kelas dengan cara menyapu, membersihkan papan tulis, membersihkan kaca dan lain-lain dan juga menghias kelas mereka seindah mungkin.
Gambar 5: Setelah diadakan penilaian lomba kelas sehat yang menjadi juara adalah kelas 5 karena mereka membersihkan kelas dengan kompak selain itu mereka juga menghias kelas dengan sangat indah. Bapak kepala sekolah memberikan penghargaan kepada kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 02 Wonosari Semarang berupa piala dan mereka sangat bahagia.
Lomba Kebersihan Kelas
Dalam rangka ulang tahun, Sekolah Dasar Negeri Wonosari 02 Semarang akan mengadakan lomba kelas sehat yang akan dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2013. Setelah Bapak dan Ibu Guru memberikan pengumuman kepada seluruh siswa tentang pengadaan lomba, Seluruh siswa antusias untuk mengikuti lomba kelas sehat tersebut. Seluruh siswa secara bersama-sama membersihkan kelas mereka dengan menggunakan peralatan kebersihan yang ada dikelas. Seluruh siswa sangat bersemangat mengikuti lomba kelas sehat dengan harapan menjadi juara pertama. Para siswa membersihkan kelas dengan cara menyapu, membersihkan papan tulis, membersihkan kaca dan lain-lain selain itu mereka juga menghias kelas mereka dengan seindah mungkin. Setelah diadakan penilaian lomba kelas sehat yang menjadi juara adalah kelas 5 karena mereka membersihkan kelas dengan kompak selain itu mereka juga menghias kelas dengan sangat indah. Bapak kepala sekolah memberikan penghargaan kepada kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 02 Wonosari Semarang berupa piala dan mereka sangat bahagia.
Contoh Soal
Petunjuk Pengerjaan Soal:
a.       Amatilah gambar yang ada di bawah ini!
b.      Susunlah gambar di bawah ini menjadi urutan gambar yang padu!
c.       Berikan nomor pada setiap gambar sesuai dengan nomor urutannya!
d.      Dari setiap gambar tuliskan kalimat sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing gambar!
e.       Dari setiap kalimat dari masing-masing gambar susunlah menjadi sebuah karangan yang utuh sesuai dengan urutan gambar yang di susun!
f.       Kemudian kembangkan karanganmu dan tuliskan semua karanganmu menjadi sebuah cerita dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang baik dan benar!
g.      Berikan judul yang sesuai dengan cerita yang dibuat!
Gambar Seri Tema Mengikuti Lomba
d.      Variasi Penilaian Menulis Karangan dengan Metode Picture and Picture
Evaluasi keterampilan menulis merupakan suatu evaluasi yang mengukur keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan, menentukan teknik penyajiannya (dalam mengarang), dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam bahasa tulisan. Penekanan evaluasi menulis adalah kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola kata yang tepat di dalam bahasa resmi tulisan. Kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola tersebut meliputi: 1) kesesuaian antara subjek dengan bentuk kata kerja dalam kalimat, 2) kesejaran bentuk kata dalam kalimat, 3) pemakaian kata ganti, 4) penggunaan kata sifat, dan 5) penggunaan kata tambahan (Safari 1997:109).
Evaluasi hasil pembelajaran menulis karangan sederhana digunakan untuk  melihat  perkambangan  kemampuan  siswa  menulis  karangan  sederhana  melalui model  picture  and  picture.  Evaluasi  hasil  pembelajaran  menulis  karangan sederhana  mengacu  pada  indikator  pencapaian  hasil  belajar  kemampuan  siswa menulis karangan sederhana. Evaluasi hasil juga difungsikan sebagai balikan bagi peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun  indikator  yang  digunakan  sebagai  evaluasi  dalam  penelitian  ini adalah:
1.      Apakah  siswa  mampu  menulis  karangan  sederhana  dengan menggunakan  kata  dan  struktur  yang  tepat.
2.      Apakah siswa  mampu  menulis karangan  sederhana  dengan  menggunakan  ejaan  yang  tepat.
3.      Apakah siswa mampu menulis karangan sederhana sesuai dengan urutan gambar. Keberhasilan belajar dan mengajar bergantung pada keyakinan kita tentang faktor-faktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun variasi penilaian yang di gunakan untuk Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan adalah sebagai berikut:
1.      Teknik Tes
Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawaban memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah, dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choice), benar salah (true false), menjodohkan (matching choice), jawaban singkat (short answer) ataupun tes isian (completion test) (Sukmadinata, 2010:230). Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes lisan, tes tulisan, dan tes perbuatan (Sanjaya 2010:100-101). Tes tulisan atau sering juga disebut tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk ke dalam tes tulisan, yakni tes esai dan objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka, yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Tes esai dapat menilai proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan menyusun jawaban yang sistematis, kesanggupan menggunakan bahasa, dan lain sebagainya. Tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan. Misalkan bentuk tes Benar-Salah (BS), tes pilihan ganda (multiple choice),menjodohkan (matching), atau bentuk tes melengkapi (completion). Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala guru ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu, misalkan keterampilan memperagakan gerakan-gerakan, keterampilan mengoperasikan sesuatu alat, dan lain sebagainya.
Pada pembelajaran ini, penulis menggunakan tes yang digunakan untuk memperoleh data nilai siswa. Tes ini diadakan setelah kegiatan inti pembelajaran terhadap masing-masing siswa dalam bentuk tes yang sama yaitu tes menulis menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan metode picture and picture untuk melihat potensi keterampilan menulis siswa. Data ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
2.      Non tes
a.       Observasi
Observasi (observation) atau pengamatam merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010:220). Observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran menulis kreatif puisimenggunakan metode picture and picture.
Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan yaitu pada saat proses pembelajaran dikelas untuk mengamati secara langsung bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang ada di kelas. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data secara kongkrit yang diperlukan. Teknik yang dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi adalah penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti, dan sistematis, yaitu:
1.      Tanggapan awal siswa pada saat guru hadir dan memperkenalkan materi pembelajaran yang akan dibahas.
2.      Perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang disampaikan oleh guru.
3.      Tanggapan siswa mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan.
4.      Tanggapan siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang sudah dilalui.
Observasi dilakukan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek yaitu peserta didik. Metode observasi merupakan verbalisasi mengenai hal-hal yang diamati, dengan metode ini dengan mencari data langsung ke lapangan. Observasi ini berfungsi mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya.
b.      Dokumentasi (Dokumenter)
Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2010:221-222). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen- dokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah (dilaporkan tanpa analisis). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam penelitian serta nilai siswa.
Teknik dokumentasi digunakan sebagai bukti pada saat pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran ini dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi foto yang diambil dengan kondisi praktikan dan siswa dalam keadaan yang sewajarnya tanpa direkayasa. Aspek yang diambil dalam dokumentasi foto meliputi:
1.      Aktivitas pada waktu praktikan memberikan apersepsi,
2.      Aktivitas pada waktu menjelaskan materi,
3.      Aktivitas pada waktu siswa membuat sebuah karangan dengan metode picture and picture.
3.      Instrumen Penilaian
Instrumen Penilaian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh Penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti hasilnya lebih cepat, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006:160). Instrumen Penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan ini adalah tes tertulis dan non tes. Data yang diperoleh dalam Pembelajaran ini diharapkan merupakan data yang baik dan sesuai dengan hasil pekerjaan siswa yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar