TUGAS AKHIR PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
“PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MEMPERHATIKAN
PILIHAN KATA DAN PENGGUNAAN EJAAN”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:
SRI WAHYUNI (A510120172/IVD)
ARISKA ETIK. K (A510120161/IVD)
DANIK WITANTRI (A510120171/IVD)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Di kelas IV SD Negeri 1
Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, banyak siswa masih memiliki
kemampuan menulis karangan narasi yang rendah. Rendahnya keterampilan menulis
karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten
Tegal ini disebakan oleh kurangnya pemahaman siswa mengenai karangan narasi,
sulitnya siswa menemukan ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, metode yang
digunakan oleh guru juga masih bersifat konvensional yaitu metode ceramah, guru
kurang kreatif menggunakan media pembelajaran. Kejadian ini merupakan suatu
permasalahan yang perlu segera ditemukan pemecahan masalahnya. Salah satu upaya
yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalahan tersebut adalah dengan
menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri dalam
pembelajaran menulis karangan narasi. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: (1) apakah terjadi peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan metode picture and
picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja
Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal; dan (2) apakah terjadi perubahan perilaku
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan
metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Tujuan dari penelitian
ini yaitu: (1) untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media
gambar seri pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu
Kabupaten Tegal; dan (2) Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan
metode picture and picture melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Keterampilan menulis
karangan narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal meningkat setelah
menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri. Rata-rata
skor pada siklus II menunjukan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor
pada siklus I, yaitu 66,54 menjadi 78,59 pada siklus II atau sebesar 12,05 (18,11%).
Peningkatan tersebut cukup signifikan, lebih dari 50% siswa dapat mencapai KKM
sebesar 70. Perubahan perilaku yang positif tampak dalam pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media
gambar seri.
Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal meningkat setelah
menggunakan metode picture and picture melalui media gambar seri. Rata-rata
skor pada siklus II menunjukan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor
pada siklus I, yaitu 66,54 menjadi 78,59 pada siklus II atau sebesar 12,05 (18,11%).
Peningkatan tersebut cukup signifikan, lebih dari 50% siswa dapat mencapai KKM
sebesar 70. Perubahan perilaku yang positif tampak dalam pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode picture and picture melalui media
gambar seri.
Kata Kunci: keterampilan menulis, karangan narasi, metode picture and picture, gambar
seri
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada
guru sebagai sumber pengetahuan (teacher
centered), ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar yang berakibat
kurangnya pengalaman belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar dan
pembelajaran menjadi sesuatu yang bersifat kontinyu sehingga cenderung monoton
yaitu kapur dan tutur (chalk and talk).
Secara umum pendidikan saat ini mengalami kendala dalam hal belajar dan
pembejalarannya. Pembelajaran dikelas yang dilakukan guru secara konvensional
atau masih tradisional dengan beberapa metode dan model belajar tertentu
seperti ceramah dan sebagainya akan membuat para siswa merasa bosan untuk
mengikuti pelajaran tersebut. Atas dasar itu seiring dengan semakin
berkembangnya teknologi informasi yang sudah merambah ke dunia pendidikan
khususnya madrasah, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan dan memamfaatkan teknologi yang ada. Tuntutan dalam dunia
pendidikan sudah banyak berubah kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma
lama tersebut.
Masalah yang
sering dilontarkan dalam
pelajaran mengarang adalah
kurang mampunya siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Hal tersebut dapat dilihat pada
pilihan kata yang kurang tepat,
kalimat yang kurang efektif, sukar
mengungkapkan gagasan karena
kesulitan memilih kata
atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan
ide secara teratur dan sistematik, disamping kesalahan masalah ejaan (Sabarti
Akhadiah dkk, 1996:v). Selain itu, menulis efektif merupakan kebutuhan
mutlak bagi setiap
orang yang terlibat
dalam kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan,
teknologi dan lain-lain.
Hal tersebut disebabkan
semua aktivitas komunikasi tidak
dapat dilepaskan dari
pemanfaatan sarana tulis.
Pada kenyataannya, bentuk komunikasi tertulis merupakan bentuk
komunikasi yang paling diperlukan (Atar Semi,1990:3). Arswendo Atmowiloto (1986:6) juga menyatakan,
rasanya tidak ada
kegiatan selama ini
yang dapat dipisahkan
dari aspek baca tulis.
Berdasarkan hal itulah dalam
kurikulum mata pelajaran
Bahasa Indonesia sekarang (kurikulum berbasis Tematik Terpadu) standar kompetensi mata pelajaran
bahasa Indonesia mencakup
dua kompetensi yaitu
(1) kompetensi berbahasa, dan
(2) kompetensi bersastra.
Dua kompetensi tersebut
secara terpadu diajarkan melalui
empat keterampilan yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena
keterampilan menulis sudah menjadi
kebutuhan yang tidak
dapat dihindarkan dalam
memenuhi keperluan sehari- hari
yang terkait dengan
kegiatan tulis-menulis.
Dengan menulis diharapkan
siswa mampu mengungkapkan gagasan secara jelas, logis, sistematis,
sesuai dengan konteks dan keperluan komunikasi.
Sampai saat
ini, sebagian besar
guru masih melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional atau tradisional yang
mengajarkan materi menulis dengan
metode ceramah dengan teknik penugasan. Guru menentukan
beberapa judul/topik lalu menugasi siswa memilih
satu judul sebagai
dasar untuk menulis. Yang diutamakan adalah produk yang berupa tulisan. Pembahasan
karangan jarang dilakukan. Dengan model pembelajaran seperti itu siswa mengalami kesulitan dalam menulis karena
keharusan mematuhi judul/topik yang telah ditentukan guru. Hal itu menjadikan
kreativitas siswa tidak dapat berkembang
secara maksimal. Pada hakikatnya kesulitan menulis tersebut berkaitan
dengan apa yang
harus ditulis dan bagaimana
cara menuangkannya dalam
bentuk tulisan. Dampak
negatif dari model pembelajaran itu
adalah kurangnya motivasi
siswa untuk menulis
sehingga keterampilan menulis siswa pun menjadi rendah. Paparan
di atas mengisyaratkan bahwa
keterampilan menulis perlu ditingkatkan.Untuk meningkatkannya guru harus
memperbaiki model pendekatan
pengajaranya. Salah satu
cara untuk mengatasi
kekurangberhasilan pembelajaran manulis dapat
melakukan terapi dengan
penerapan model picture and
picture. Penerapan model picture and
picture diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menulis
terutama keterampilan menulis karangan. Dengan penerapan model pembelajaran picture and picture guru akan memperoleh
manfaat praktis yaitu guru dapat
mengetahui secara jelas
tingkat pemahaman siswa tentang kompetensi dasar yang telah di ajarkan
di kelas dan mengetahui peningkatan
pasrtisipasi serta ketertarikan siswa pada pembelajaran menulis karangan dengan
penerapan model picture and picture.Dengan
demikian guru dapat memperbaiki proses pembelajarannya di kelas itu secara sadar
dan terencana dengan
baik. Dengan penerapan model picture and picture kualitas mengajar akan menjadi lebih
baik yaitu dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dalam
mengajar sehingga kinerja guru
dan siswa akan meningkat pula. Selain
itu guru akan terdorong semakin profesional. Dengan latar belakang yang sudah
dipaparkan diatas adalah hal yang mendorong kami untuk menyusun suatu makalah
dengan judul “Penerapan Model Picture and
Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar
Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan
Penggunaan Ejaan”.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pada makalah ini dirumuskan
berbagai masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
pengembangan materi ajar model picture
and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar
menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan?
2. Bagaimana penerapan model picture and picture pada Pembelajaran Bahasa Indonesia pada
Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan?
3. Bagaimana variasi penilaian yang sesuai dengan model picture and picture pada pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan perumusan
masalah di atas
dapat disampaikan tujuan
sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasikan
pengembangan materi ajar model picture
and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar
menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan.
2.
Menggambarkan
penerapan model picture and picture
pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
3.
Memaparkan
variasi penilaian yang sesuai dengan model picture
and picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar
menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan.
D. Manfaat
Penulisan
Berdasarkan perumusan
masalah dan tujuan penulisan di
atas dapat disampaikan manfaat penulisan sebagai berikut :
1. Dengan melakukan pembahasan ini
nantinya diharapkan dapat Mengidentifikasikan pengembangan materi ajar model picture and picture pada pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
2. Dengan
melakukan pembahasan ini nantinya diharapkan dapat menggambarkan penerapan
model picture and picture pada
pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
3. Dengan
melakukan pembahasan ini nantinya diharapkan dapat Memaparkan variasi penilaian
yang sesuai dengan model picture and
picture pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar menulis
karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan.
A.
Landasan
Teori
1. Pengertian Menulis
Menulis dapat didefinisikan
sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan
(komunikasi) dalam bahasa
tulis sebagai medianya
(Suparno dalam Saddhono,2012:96). Menulis
adalah keterampilan yang
bersifat produktif yaitu
adanya suatu produk atau
hasil karya. Diantara
keterampilan bahasa yang
lain keterampilan menulis
merupakan yang paling
kompleks karena menulis
bukan sekedar menyalin kata
atau kalimat melainkan
lebih pada menuangkan
ide dan pikiran dalam bentuk tulisan yang
sistematis. Menulis merupakan proses
penuanagan ide atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa.
Menulis merupakan suatu kegiatan penuangan ide dan gagasan dalam bentuk
bahasa tulisan agar dapat dinikmat orang lain. Menulis merupakan sebuah
kegiatan aktif produktif yang mampu mengatasi 2 dimensi yaitu dimensi waktu dan
dimensi tempat. Menulis sebagai suatu pewarisan yang mengatasi dimensi waktu
memiliki makna bahwa
hasil kegiatan menulis
dapat dibaca oleh
banyak orang pada waktu yang sama
tanpa kehadiran si penulis bahkan dapat diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Sedangkan menulis dapat
mengatasi dimensi tempat
maksudnya adalah pembaca di tempat lain seperti di luar negeri, di
daerah-daerah lain, dapat menikmati
hasil tulisan tanpa penulis hadir di tempat tersebut. Oleh karena itu, sangat penting
bagi anak didik untuk mendapatkan pembelajaran menulis yang benar sejak dini.
Menulis merupakan keterampilan
bahasa yang bersifat
kompleks.
Menulis merupakan suatu
kegiatan produktif yang menghasilkan
suatu karya dari proses
penuangan ide dan
gagasan. Pembelajaran menulis dapat
meningkatkan pengembangan kecerdasan siswa kreativitas serta mendorong
kemampuan siswa untuk
merangkai informasi. Kegiatan
menulis juga dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan ide dan
gagasannya agar dapat diketahui orang lain. Pendapat di atas didasarkan pada
pendapat Muslich (2009:120) mengenai manfaat pembelajaran bahasa Indonesia.
Menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, memiliki beberapa
fungsi diantaranya: 1) sebagai dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana
dalam bentuk verbal atau tulisan; 2) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan pemahaman berbagai
pengetahuan; 3) sarana mengembangkan IPTEK; 4) sarana menyebarluaskan pemakaian
bahasa Indonesia yang baik; 5) sarana menghubungkan siswa antara mata pelajaran
bahasa Indonesia dengan disiplin ilmu lainnya.
2. Kegiatan Menulis
Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus mampu mengelola dan
mengorganisir ide dan gagasanya dalam sebuah tulisan yang menarik dalam ragam
bahasa tulis yang ada. Dibalik kerumitannya
menulis dapat mengembangkan
bakat, kreativitas,
intelektual serta emosional
seseorang. Pendapat di
atas senada dengan
pendapat Mc. Crimmon (dalam Saddhono, 2012:96) yang mendefinisikan menulis
sebagai kegiatan menggali pikiran
dan perasaan mengenai
subjek, memilih hal-hal
yang akan ditulis dan menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan
mudah dan jelas. Sedangkan menurut
Tarigan (2008:4) menulis merupakan keterampilan bahasa untuk berkomunikasi
secara tidak langsung. Menulis
adalah kegiatan yang
produktif dan ekspresif
karena menghasilkan suatu tulisan. Dalam
kegiatan menulis seorang penulis
harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan
kosakata untuk menghasilkan
tulisan yang baik.
3. Ciri-ciri dan Manfaat Menulis
Menurut Tarigan (2008:6) tulisan yang
baik memiliki ciri-ciri yaitu: 1)
mencerminkan kemampuan
penulis menggunakan nada
yang serasi, 2)
mampu menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi kesatuan
yang utuh, 3) jelas dan tidak samar-samar, 4) menarik minat pembaca dan
mencerminkan kebanggaan penulis. Menurut Graaves (dalam Muslich,2009:120)
menulis memiliki beberapa manfaat diantaranya: 1) menulis dapat
mengembangkan kecerdasan dalam mengharmoniskan
beberapa aspek seperti
keluwesan pengungkapan, kemampuan
me-ngendalikan emosi serta
menata daya nalar,
2) dapat mengembangkan
daya inisiatif dan kreativitas,
3) menulis mendorong seseorang untuk memiliki keberanian dalam menyampaikan
idenya, pemikiran serta
gaya tulisannya kepada
publik, 4) menulis mendorong
kemampuan seseorang untuk mengumpulkan informasi.
Dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar keempat aspek keterampilan bahasa
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis harus diajarkan dan
dikembangkan secara maksimal.
Keempat aspek ini harus
diajarkan secara seimbang
dan terpadu agar tujuan
pengajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar dapat
tercapai. Berdasarkan Standar
Isi 2007 tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah adalah: 1) sarana berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika
yang berlaku; 2) memupuk rasa bangga dalam ber-bahasa Indonesia
yang baik dan
benar; 3) siswa
memiliki kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual
dan kematangan emosional; 4)
siswa mampu menikmati hasil karya untuk memperhalus budi pekertinya; 5) mengajarkan siswa untuk
menghargai bahasa Indonesia seba-gai kekayaan khazanah budaya bangsa
(Depdiknas,2007).
4. Tahapan-tahapan Menulis
Pembelajaran menulis merupakan
suatu kegiatan yang
dilakukan melalui
tahapan-tahapan. Proses yang
dilakukan dalan pembelajaran
menulis di SD disesuaikan dengan
tingkatan kelas dan
kesulitannya serta jenis dan
bentuk tulisan yang diajarkan
(Hairuddin,2007:28). Bedasarkan Pasal 1 Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI aspek menulis meliputi melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk, surat,
pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, puisi serta pantun.
Bedasarkan kurikulum berbasis tematik
terpadu siswa hendaknya mampu mengungkapkan
gagasan, pendapat, dan pengetahuannya secara
tertulis dan memiliki
kegemaran menulis. Sedangkan
dalam kaitannya dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar menulis berfungsi
untuk membentuk dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai pikiran,
gagasan, pendapat dan
perasaannya dengan menulis
karangan bedasarkan ide sendiri serta menulis karangan bedasarkan gambar seri
(Depdiknas,2007).
5. Pengertian Mengarang
Mengarang adalah penuangan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan untuk
disampaikan kepada orang lain. Jadi apabila seseorang menuangkan ide, perasaan,
serta pengalamannya dalam
bentuk tulisan kegiatan
tersebut dapat digolongkan sebagai kegiatan mengarang.
Mengarang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran menulis
di sekolah sebagai
bentuk dari penuangan
ide siswa. Dalam proses mengarang setiap ide atau gagasan dituangkan
dalam bentuk kata-kata kemudian dirangkai menjadi sebuah kalimat selanjutnya
dikembangkan membentuk paragraf. Pendapat diatas didasarkan pada pendapat
Heuken (2008:10) bahwa mengarang
merupakan pengungkapan buah pikiran
melalui tulisan. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan
isi hati atau buah pikiran secara
menarik yang mengena
kepada pembaca. Menurut
Muslich (2009:124) proses
mengarang adalah proses
menggunakan bahasa yang
dituliskan. Supaya seseorang dapat mengarang dengan baik maka diperlukan
kecakapan dalam pemakaian bahasa. Oleh karaena itu, kecakapan pemaknaan bahasa
harus diajarkan kepada peserta didik
agar siswa dapat mengarang dengan tepat dan cermat.
6. Bentuk-bentuk Karangan
Dalam setiap penulisan karangan maksud dan tujuan penulis diungkapkan
dalam jenis karangan yang
berbeda. Menurut segi pengungkapannya menulis karangan dibedakan menjadi
lima jenis yaitu:
a. Karangan
Narasi (Kisahan)
Narasi adalah
karangan yang menceritakan
sesuatu secara kronologis
berdasarkan rangkaian peristiwa.
Narasi didasarkan pada
urutan waktu, yang
bisa berisi fakta-fakta yang benar terjadi, maupun hanya sekedar
khayalan. Pengarang bertindak
sebagai sejarawan atau
tukang cerita (Mujianto dalam
Muslich,2009:128)
b. Karangan
Deskripsi (Perian)
Deskripsi adalah
karangan yang hidup
dan berpengaruh yang
menggambarkan atau melukiskan
sesuatu sehingga orang yang
mendengar dapat membayangkannya. Karangan deskripsi
berhubungan dengan pancaindera seperti
pendengaran, penglihatan, penciuman,
peraba, dan perasaan.
Untuk dapat menggambarkan pengarang harus dekat dengan
objeknya.
c. Karangan
Eksposisi (Paparan)
Eksposisi merupakan
pemberian informasi yang
dikembangkan secara
analisis, spasial dan kronologis.
Eksposisi merupakan bentuk wacana yang berusaha mengungkapkan, menguraikan
dan menjelaskan pokok
pikiran yang tidak mendesak atau memaksa pembaca untuk
menerima penjelasan penulis.
d. Karangan
Argumentasi (Bahasan)
Karangan
argumentasi berupaya untuk meyakinkan pembaca untuk percaya dan
menerima apa yang
dikatakannya. Pengarang memberikan
sejumlah data dan pembuktian
dengan objektif dan meyakinkan. Jadi karangan argumentasi merupakan
karangan yang berisi opini
yang disertai alasan untuk
memperkuat opininya sehingga dapat meyakinkan pembaca.
e. Karangan
Persuasi
Merupakan karangan
yang disusun untuk
mempengaruhi pembaca agar mengikuti apa
yang dikehendaki oleh
penulis. Jadi karangan
jenis ini bertujuan untuk mempengaruhi pembaca.
7. Menulis Karangan
Menulis karangan bedasarkan
Standar Isi tahun 2007 dikhususkan pada menulis karangan sederhana baik dari pikiran sendiri
maupun bedasarkan gambar seri. Karangan
sederhana merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca agar mudah
dipahami. Menurut Anwar (2011:14)
karangan sederhana diperoleh dari suatu proses dimana ide yang ada dilibatkan
dalam suatu kata, kata-kata yang terbentuk kemudian dirangkai menjadi sebuat kalimat.
Kalimat disusun menjadi sebuat paragraf
dan akhirnya paragraf-paragraf
tersebut mewujudkan sebuah karangan sederhana.Karangan sederhana
adalah proses mengorganisasikan ide atau gagasan seseorang secara tertulis
dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri
atas beberapa kalimat 5
sampai 10 kalimat
(Resmini dalam Anwar, 2011:15).
8. Ciri-ciri Karangan
Karangan sederhana memiliki
ciri-ciri diantaranya: 1)
bahasanya mudah dimengerti; 2)
kata-kata yang digunakan masih sederhana; 3) kalimatnya pendek-pendek sehingga
karangannya juga pendek; 4) isi cerita biasanya mengenai lingkungan keseharian
anak. Karangan sederhana
berbeda dari jenis
karangan yang lain karena
bahasa dan kalimatnya
masih sederhana, kalimatnya
pendek-pendek, dan temanya seputar dunia dan lingkungan keseharian anak.
Kegiatan mengarang bukanlah
kegiatan yang mudah melainkan perlu
latihan yang berkelanjutan. Untuk dapat menyampaikan maksud
melalui karangan seseorang harus memiliki kecakapan mengarang. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam belajar mengarang yaitu: 1) ide harus jelas dan
fokus; 2) memahami teknik mengarang; 3)
mempelajari tata bahasa agar tulisan
mudah dimengerti pembaca; 4)
pengungkapan harus jelas,
teratur, tanpa rasa
emosional yang berlebihan
dan harus realistis (Heuken,2008:10).
9. Model Pembelajaran Picture
and Picture
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
pembelajaran adalah model
pembelajaran picture and picture.
Model ini merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran
picture and picture
adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan
gambar yang dipasangkan/diurutkan
menjadi urutan yang logis (Suprijono,2012:125). Model pembelajaran ini
mengandalkan gambar dalam proses pembelajarannya. Gambar-gambar inilah yang
menjadi faktor utama dalam pembelajaran. Sehingga sebelum pembelajaran
guru harus menyiapkan
gambar-gambar yang terkait
dengan pembelajaran.
Picture and Picture adalah suatu
model pembelajaran yang
menggunakan gambar yang
dipasangkan/diurutkan
menjadi urutan yang
logis. Dalam pembelajarannya siswa diajak
untuk mengurutkan gambar-gambar
yang ada menjadi
urutan yang benar dan mengemukakan alasannya.
(Suprijono,2012:125). Model
pembelajaran adalah keseluruhan
rangkaian penyajian materi
ajar yang meliputi segala
aspek sebelum, saat,
maupun sesudah pembelajaran
yang dilakukan oleh guru.
Serta segala fasilitas
yang terkait yang
digunakan secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses mengajar. Menurut
Arends (dalam Suprijono,2012:46)
model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang digunakan, tujuan
pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.
10. Prinsip-prinsip
Model Pembelajaran Picture and Picture
Dalam model pembelajaran
picture and picture
terdapat beberapa prinsip dasar yaitu
:1) setiap anggota
kelompok (siswa) bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya;
2) setiap anggota
kelompok harus mengetahui bahwa
mereka memiliki tujuan yang sama.; 3) adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
diantara sesama anggota; 4) setiap anggota kelompok harus ikut mengerjakan
tugas; 5) setiap siswa berbagi
kepemimpinan dan harus dapat bekerjasama
dalam prosesnya; 6)
setiap anggota kelompok
harus mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dalam model
pembelajaran picture and picture digunakan
media gambar untuk nantinya
dipasangkan menjadi urutan yang logis. Dari sini diharapkan siswa mampu
berfikir secara logis dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
11. Langkah-langkah
Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah model pembelajaran
picture and
picture menurut Suprijono
(2012:125) adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Pada langkah ini guru menyampaikan
kompetensi dasar dan indikator-indikator dari materi, dengan
harapan siswa akan mengetahui sejauh mana materi yang harus dikuasai siswa nantinya.
b. Menyajikan
materi sebagai pengantar. Guru
menyampaikan materi dengan
teknik yang menarik
dan memberi motivasi kepada siswa
sehingga siswa tertarik untuk lebih jauh mempelajari materi. Pemberian materi
pengantar sangat penting karena dapat menjadi kesuksesan dalam pembelajaran.
c. Guru
menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses
penyajian materi guru mengajar
siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran
dengan mengamati setiap
gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya.
Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangan
selanjutnya guru dapat memodifikasikan gambar
atau mengganti gambar.
d. Guru menunjuk
siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Inovasi sangat penting
dilakukan guru dalam cara pemanggilan siswa misalnya dengan
undian sehingga siswa
tidak merasa bahwa
ia ditunjuk karena
dihukum.
e. Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Pada tahapan ini,
guru mengajak siswa untuk menemukan rumus, jalan cerita atau tuntutan KD sesuai indikator yang ingin
dicapai. Siswa diajak untuk aktif selama diskusi sehingga banyak pengetahuan
yang akan diperoleh dari kegiatan ini.
f. Dari urutan
gambar tersebut guru
memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus memberikan
penekanan penekanan dengan meminta siswa lain untuk mengulanginya. Guru
harus memastikan bahwa
siswa telah menguasai indiktor yang ditetapkan.
g. Siswa
membuat simpulan. Pada akhir pembelajaran guru bersama
siswa menarik simpulan
sebagai salah satu bentuk penguatan materi yang telah diajarkan.
12. Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture
and Picture
Sebagai sebuah model
pembelajaran Picture and Picture
memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan model
pembelajaran Picture and Picture
diantaranya:
a.
Guru lebih
mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b.
Melatih
siswa untuk berfikir logis dan sistematis melalui kegiatan mengurutkan gambar.
c.
Dengan
adanya gambar akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
d.
Mem berikan kebebasan
kepada siswa untuk
berfikir bedasarkan sudut pandangnya dan aktif dalam pembelajaran
melalui diskusi.
Sedangkan menurut Istarani
(2011:8) kelebihan model
pembelajaran picture and picture
diantaranya:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah
karena diawal pembelajaran guru menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai dan memberikan
materi singkat.
b. Siswa lebih cepat dan mudah dalam
menangkap materi ajar karena guru menggunakan gambar-gambar sebagai alat bantu
membelajarkan materi.
c. Dengan menganalisa gambar dapat
mengembangkan daya nalar siswa untuk berfikir logis.
d. Dapat meningkatkan
tanggung jawab siswa sebab
guru selalu menanyakan alasan pemilihan urutan gambar
oleh siswa.
e. Pembelajaran lebih berkesan sebab
guru menyediakan gambar-gambar.
Model pembelajaran picture and
picture juga memiliki
kekurangan yang harus dapat
diatasi guru diantaranya :
a. Sulit
menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi dari materi yang
akan diajarkan.
b. Memerlukan
waktu yang lama dalam pembelajarannya.
c. Jika guru
kurang ahli dalam
mengelola kelas ada kekhawatiran
kelas akan kacau dan tidak
kondusif.
d. Dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadahi.
Kekurangan yang
ada dalam model
pembelajaran Picture and Picture dapat diatasi dengan beberapa
usaha. Misalnya mengenai sulitnya mencari gambar yang cocok dengan kompetensi.
Dalam hal ini guru dapat membuat gambar sendiri
sehingga guru dapat menyesuaikan
dengan materi. Untuk
waktu yang relatif lama
sebelum pembelajaran guru harus sudah mengalokasikan waktu dengan tepat. Sedangkan masalah
kekhawatiran kelas yang kacau guru harus dapat mengelola kelas dengan baik.
II.
PEMBAHASAN
A. Penerapan Metode
Picture and Picture dalam Menulis Karangan Berdasarkan
Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan
Langkah-langkah
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan menggunakan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai
berikut:
a.
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Kompetensi yang akan dicapai
harus terencana dengan jelas sesuai dengan tujuan dan indikator. Pada langkah
ini guru menyampaikan kompetensi
dasar dan indikator-indikator
dari materi, dengan harapan siswa akan mengetahui sejauh mana materi yang harus dikuasai siswa nantinya.
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar. Dalam pelaksanaannya, guru bisa melakukan apersepsi maupun tanya
jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan
materi dengan teknik
yang menarik dan
memberi motivasi kepada siswa, sehingga siswa tertarik untuk lebih jauh
mempelajari materi. Pemberian materi pengantar sangat penting karena dapat
menjadi kesuksesan dalam pembelajaran.
c.
Guru
memperlihatkan gambar-gambar bersusun(seri) dengan topik tentang pengalaman
dari beberapa majalah seperti majalah anak Cahaya halaman 18-19, 27, dan 30
volume ke-2 tahun 2011, majalah Bobo halaman 6, 8 dan 22 edisi 3 tahun 2013,
dan majalah Super Kids Junior halaman 4-6,
14-15, 26-27 dan 28-31 edisi ke-03 Tahun 2013 yang berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan. Siswa
diperintahkan untuk mencermati
gambar-gambar seri yang ada didalam kedua majalah tersebut.
Dalam proses penyajian
materi, guru mengajar
siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran
dengan mengamati setiap
gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya.
Dengan picture atau gambar, kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangan
selanjutnya, guru dapat
memodifikasikan gambar atau
mengganti gambar.
d.
Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok siswa dalam masing-masing kelompok secara bersama-sama mengurutkan gambar-gambar
bersusun(seri) tentang topik pengalaman menjadi susunan gambar yang padu
dan logis tentang pengalaman. Inovasi sangat penting dilakukan guru dalam cara
penentuan gambar yanga akan diberikan kepada siswa dalam kelompok,
misalnya dengan undian
sehingga siswa tidak
merasa bahwa guru melakukan pilih
kasih terhadap satu kelompok lain.
e.
Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Pada tahapan ini,
guru mengajak siswa untuk menemukan rumus, jalan cerita atau tuntutan KD sesuai indikator yang ingin
dicapai. Siswa diajak untuk aktif selama diskusi sehingga banyak pengetahuan
yang akan diperoleh dari kegiatan ini.
f.
Guru
menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yaitu mengenai
langkah-langkah membuat karangan sederhana. Dari urutan
gambar tersebut guru
memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru harus memberikan
penekanan-penekanan dengan meminta siswa lain untuk mengulanginya. Guru
harus memastikan bahwa
siswa telah menguasai indiktor yang ditetapkan.
g.
Dari gambar
seri yang telah diurutkan siswa diajak untuk menulis kalimat bedasarkan gambar.
Siswa dalam masing-masing kelompok mencermati dari urutan gambar yang telah
mereka susun secara bersama-sama. Kemudian Guru memerintahkan siswa dalam
masing-masing kelompok untuk membuat suatu gagasan, kemudian dari
gagasan-gagasan tersebut dituangkan menjadi sebuah karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
h.
Selanjutnya
guru membimbing siswa untuk menulis
paragraf bedasarkan kalimat yang telah
dibuat siswa. Dalam tahap ini Guru memerintahkan siswa dalam masing-masing
kelompok untuk membuat suatu gagasan, kemudian dari gagasan-gagasan tersebut
dituangkan menjadi sebuah paragraf yang disusun menjadi sebuah karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
i.
Paragraf yang
ada selanjutnya disusun
menjadi karangan sederhana
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Sehingga
karangan yang di buat isi ceritanya sesuai dengan urutan gambar yang telah
disusun siswa dalam masing-masing kelompok.
j.
Setelah
siswa menyusun sebuah karangan tahap selanjutnya adalah memberi judul.
Dalam karangan, pemberian
judul sangat penting.
Pemberian judul harus menarik dan harus dapat menggambarkan
isi karangan.
k.
Menarik
simpulan. Penarikan simpulan ini dilakukan diakhir pembelajaran mengenai materi
yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran,
guru bersama siswa
menarik simpulan sebagai salah satu bentuk penguatan materi
yang telah diajarkan.
Dari penjabaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam penggunaan metode pembelajaran Picture and Picture terdapat langkah-langkah yang digunakan,
sehingga siswa dengan mudah dan jelas memahami materi yang disampaikan guru.
Selain itu, siswa mengetahui cara kerja dari penggunaan metode pembelajaran
sehingga suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyanangkan.
Dalam penggunaan media majalah anak seperti majalah Cahaya dan majalah Bobo
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, adapun kelebihan dan
kekurangan media majalah anak adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan
Kelebihan
dari majalah anak (Majalah Bobo, majalah Cahaya dan majalah Super Kids Junior)
adalah:
a. Karena media
ini hasilnya adalah berupa tulisan atau teks maka media ini bisa disimpan dan
bisa di baca berulang- ulang. Di saat pembaca ingin lebih memahami isi berita,
maka pembaca bisa mengulang – ulang membacanya.
b. Selain itu
juga bisa dikumpulkan dan dibuat kliping. Terutama mengenai sebuah berita yang
fenomenal ataupun berita- berita yang dianggap menarik.
c. Biasanya
informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu menjelaskan hal- hal yang bersifat
kompleks ataupun investigatif. Terkadang disertai gambar atau foto yang lebih
memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan ada kalanya bila berita tersebut
bersifat continue maka ada sedikit pengulangan mengenai berita sebelumnya,
sehingga pembaca benar- benar mengerti dan faham tentang isi dan alur berita
tersebut.
d. Jika dilihat
dari harganya, media cetak bisa didapat oleh khalayak dengan harga yang cukup
murah. Karena dengan biaya yang cukup murah kita bisa mendapatkan informasi
yang lebih banyak. Misalnya koran Jawa Pos, dengan harga Rp. 4.000 kita bisa
mendapatkan informasi atau berita sebanyak 30an halaman berbeda dengan media
lain yang terbatas. Ini yang lebih membedakan antara media cetak dengan media
elektronik( baik radio maupun televisi).
e. Bahkan kita
bisa memilih berita mana yang ingin kita baca terlebih dahulu,misal tentang politik,ekonomi,olahraga
atau yang lainnya. Jadi tidak ada keharusan untuk menyimak informasi satu per
satu atau tidak harus berurutan.
2. Kekurangan
Untuk
kekurangan dari majalah anak (Majalah Bobo, majalah Cahaya, dan majalah Super
Kids Junior) adalah:
a. Media cetak
lebih lambat penyampaian beritanya daripada media-media yang lain. Karena
memang harus melewati proses yang panjang sampai di tangan khalayak. Bahkan
berita yang terjadi hari ini baru bisa diterima oleh khalayak pada hari
esoknya.
b. Selain itu
media cetak hanya terbatas pada tulisan atau teks saja meskipun beberapa
didukung oleh foto atau gambar, sehingga pembaca harus memahami sendiri berita
tersebut karena memang visualisasi yang terbatas.
c. Untuk biaya
produksi media cetak tergolong mahal, karena media cetak harus dicetak dan
didistribusikan sebelum dapat dinikmati masyarakat. Biaya percetakan dan
pendistribusian itulah yang tergolong mahal.
B.
Pengembangan Materi Ajar dalam
Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan
Penggunaan Ejaan
Dalam
pengembangan materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar
menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan dengan metode picture and picture, penulis
membuat media pembelajaran berupa GASURI
(Gambar Susun Seri) dengan topik tentang
pengalaman. Dimana dalam metode picture and picture (pembelajaran melalui gambar) yang digunakan
untuk menuntut peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran yaitu dengan
berfikir kritis dalam membuat suatu gagasan yang disusun menjadi sebuah
karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan, sehingga media tersebut dianggap efektif dalam mengembangkan
materi ajar yang akan di sampaikan dalam proses pembelajaran. Dalam metode picture and picture guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator saja. Disini guru hanya menyediakan potongan-potongan gambar
berurutan (seri) dengan topik tentang pengalaman yang nantinya akan disusun
secara runtut dengan urutan yang sesuai menjadi sebuah urutan gambar yang padu
yang selanjutnya pesetra didik akan memiliki sebuah gagasan yang nantinya akan
disusun menjadi sebuah karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Dalam media pembelajaran GASURI
(Gambar Susun Seri) ini kami menggunakan
beberapa gambar bersusun ataupun gambar seri dengan topik tentang pengalaman
yang terdapat pada beberapa buku atau majalah anak seperti majalah anak
yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga akan
lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Dimana media kami, disesuaikan untuk
anak usia Sekolah Dasar kelas 4 yang umumnya masih sangat senang dengan
gambar-gambar karena anak kelas 4 Sekolah Dasar masih dalam lingkup dunia
fantasi, permainan, dan imajinasi dalam kesehariannya. Gambar yang digunakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Menulis Karangan
Berdasarkan Gambar dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan” disesuaikan
dengan metode yang digunakan, yakni metode picture and picture. Dalam
metode picture and picture dan media GASURI (Gambar Susun Seri) setiap
gambar memiliki isi cerita yang berbeda sehingga siswa akan lebih mudah
memahami dan membuat sendiri sebuah karangan berdasarkan gambar yang telah
disajikan. Adapun beberapa gambar bersusun (seri) yang akan kami gunakan
diantaranya terdapat pada majalah dan buku anak seperti:
1. “Menyusun
cerita(Liburan ke kebun binatang)”, Majalah Bobo edisi ke-03 halaman 6 Tahun 2013 Oleh
Kussusani Prihatmoko.
2. “Tenggelam,
Majalah Bobo edisi ke-03 halaman 8 Tahun 2013 Oleh Kussusani Prihatmoko.
3. “Main
musik, Majalah Bobo edisi ke-03 halaman 22 Tahun 2013 Oleh Pipit.
4. “Cahaya(Bertamasya
ke kebun binatang)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 18-19 Tahun 2011 Oleh Kak
Lim-lim.
5. “Kognitif(Pengetahuan
Umum dan Sains) (Meniup Bola)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 27 Tahun 2011 Oleh
Kak Lim-lim.
6. “Bahasa/Mengungkap
Bahasa(Pengalaman memancing)”, Majalah Cahaya volume 2 halaman 30 Tahun 2011
Oleh Kak Lim-lim.
7. “Cerita
bergambar(kupu-kupu menari)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 4-6
Tahun 2013 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.
8. “Cerita
pendek(Rumah Baru)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03 halaman 14-15 Tahun
2013 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.
9. “Aku Bisa
Sendiri(Aku bisa memakai baju sendiri)”, Majalah Super Kids Junior edisi ke-03
halaman 26-27 naskah: Sihasika Althafaya, cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot
Studio.
10. “Komik seri(Ekor dari akar)”, Majalah Super Kids
Junior edisi ke-03 halaman 28-31 cerita dan ilustrasi oleh: Polkadot Studio.
Media GASURI (Gambar Susun Seri) yang kami buat dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan metode picture and picture akan
berbentuk potongan-potongan gambar bersusun(seri) yang yang kami lapisi dengan
papan yang tyerbuat dari kardus yang apabila disusun akan berbentuk sebagai
berikut:
Gambar 1 adalah contoh media
gambar bersusun(seri) tentang persahabatan Gajah dan Semut
Gambar 2 contoh media gambar bersusun(seri) tentang liburan bersama
keluarga
Gambar
3 contoh media gambar bersusun(seri) tentang anak rajin
Gambar 4 contoh media gambar bersusun(seri) tentang anak malas.
Dalam
menulis sebuah karangan ada hal yang perlu di perhatikan yaitu dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan baik dan benar berikut
ketentuan-ketentuannya:
Penggunaan
Ejaan dan Tanda Baca yang Tepat dalam Tulisan
1. Penggunaan
Tanda Titik (.)
a. Setiap akhir
kalimat berita dalam
suatu paragraf ditutup
dengan tanda baca titik (.)
Contoh :
Hari Minggu yang lalu Dina
diajak Ayah ke Bandara. Mereka mengantar
Paman yang akan pulang ke Batam. Pagi-pagi mereka sudah sampai di Bandara.
b. Tanda titik
dipakai pada akhir
singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan singkatan kata atau
ungkapan yang sudah lazim.
Contoh :
1) Dr.
(Doktor) a.n. (atas nama)
2) dr.
(Dokter) d.a (dengan alamat)
3) Ir.
(Insinyur) dkk. (dan kawan-kawan)
4) M.Sc.
(Master of Science) dll. (dan lain-lain)
5) Prof.
(Profesor) tsb. (tersebut)
6) S.H.
(Sarjana Hukum) Yth. (Yang terhormat)
c. Tanda titik
dipergunakan untuk memisahkan
angka ribuan, jutaan,
dan seterusnya yang menunjukkan
jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik.
Contoh :
1) 1.000
2) 154.370.000
3) Pukul
5.45.42 (pukul lima lewat 45 menit 42 detik)
Bila bilangan
itu tidak menunjukkan
jumlah maka tanda
titik itu tidak dipergunakan, contoh :
1) Pada
halaman 5675 terdapat kata-kata berikut.
2) Ia lahir
pada tahun 1876.
2. Penggunaan
Tanda Koma (,)
a. Tanda koma
digunakan untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat,
antara kalimat setara
yang menyatakan pertentangan,
antara anak kalimat dan induk
kalimat, dan antara anak kalimat dan anak kalimat.
Contoh :
1) Ia sudah
berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
2) Mereka
bukan mengerjakan apa yang diperintahkan, melainkan duduk bermalas-malasan
saja.
b. Tanda koma
(,) digunakan diantara
kata dalam pemerincian
atau pembilangan.
Contoh :
1) Ayah,
Dina, dan Bayu pergi ke bandara.
2) Ia membeli
seekor ayam, dua ekor kambing, dan lima puluh kilo gula sebagai oleh-oleh untuk
orang tuanya.
c. Tanda koma
dipakai dibelakang kata
atau ungkapan transisi
yang terdapat pada awal kalimat, misalnya: jadi, oleh karena itu, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi, disamping itu.
Contoh :
1) Di samping
itu, kenyataan dan
sejarah juga menunjukkan
bahwa gerakan mahasiswa itu biasanya tidak berlangsung lama.
2) Oleh karena
itu, sudah tibalah
waktunya bagi kita
untuk menata kembali kehidupan di
kampus ini.
d. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
1) Aduh,
betapa sedih nasibnya.
2) Wah,
sungguh hebat hasil yang mereka capai.
e. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan
langsung dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
1) Kata
ayah,”Saya akan mengurus sendiri persoalan itu.”
3. Penggunaan
Huruf Kapital (Huruf Besar)
a. Huruf kapital
digunakan untuk menuliskan
huruf awal dan
kata pertama pada sebuah kalimat.
Contoh :
1) Kereta itu
tiba di stasiun pukul lima pagi.
2) Ia
meninggalkan rumah tanpa pamit.
b. Huruf kapital
dipergunakan pula di
depan nama diri,
nama tempat, bangsa, negara,
organisasi, bahasa, nama
bulan dan hari,
Tuhan, dan sifat-sifat Tuhan yang
mempergunakan kata Maha.
Contoh :
Adi, Nina, Tanto, Bogor,
Bandung, Jakarta, Ende, Inggris,
Indonesia, Nederland, bahasa Inggris,
bahasa Indonesia, Januari,
Februari, Minggu, Senin, Tuhan,
Allah, Tuhan Yang
Maha Esa, Tuhan
Yang Maha Pengasih, dsb.
c. Huruf kapital
dipergunakan pula bagi
judul-judul buku, pertunjukan, nama harian, majalah, artikel
dan biasanya kata-kata yang penting saja ditempatkan dalam
huruf kapital, sedangkan
kata-kata yang tidak penting tetap dalam huruf kecil.
Contoh:
1) Bahasa dan
Kesusastraan Indonesia sebagai
Cermin Manusia
2) Indonesia
Baru
3) Majalah
Ilmu Sastra Indonesia
4) Bahasa
Indonesia dan problematiknya
Siswa atau
peserta didik yang nantinya akan di buat berkelompok akan dibagikan
potongan-potongan gambar bersusun(seri) dengan suatu topik tentang pengalaman
kemudian siswa dalam kelompok menyusun gambar-gambar tersebut sesuai dengan
urutan yang padu kemudian dari masing-masing siswa membuat suatu karangan
sesuai dengan urutan gambar dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan
ejaan. Berikut ini adalah pengembangan materi ajar berupa contoh pengerjaan
soal dan soal yang akan di kerjakan oleh siswa pada Kompetensi Dasar menulis
karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan:
Contoh Pengerjaan Soal
Petunjuk Pengerjaan Soal:
a. Amatilah
gambar yang ada di bawah ini!
b. Susunlah
gambar di bawah ini menjadi urutan gambar yang padu!
c. Berikan
nomor pada setiap gambar sesuai dengan nomor urutannya!
d. Dari
setiap gambar tuliskan kalimat sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing
gambar!
e. Dari
setiap kalimat dari masing-masing gambar susunlah menjadi sebuah karangan yang
utuh sesuai dengan urutan gambar yang di susun!
f. Kemudian
kembangkan karanganmu dan tuliskan semua karanganmu menjadi sebuah cerita
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang baik dan benar!
g. Berikan
judul yang sesuai dengan cerita yang dibuat!
Gambar
Seri Tema Lomba Kebersihan Kelas
Gambar 1: Dalam rangka ulang tahun, Sekolah Dasar Negeri
Wonosari 02 Semarang akan mengadakan lomba kelas sehat yang akan dilaksanakan
pada tanggal 02 Januari 2013.
Gambar 2: Setelah
Bapak dan Ibu Guru memberikan pengumuman kepada seluruh siswa tentang pengadaan
lomba, Seluruh siswa antusias untuk mengikuti lomba kelas sehat tersebut.
Gambar 3: Seluruh siswa secara bersama-sama membersihkan
kelas mereka dengan menggunakan peralatan kebersihan yang ada dikelas. Seluruh
siswa sangat bersemangat mengikuti lomba kelas sehat dengan harapan menjadi
juara pertama.
Gambar 4: Para siswa membersihkan kelas dengan cara
menyapu, membersihkan papan tulis, membersihkan kaca dan lain-lain dan juga
menghias kelas mereka seindah mungkin.
Gambar
5: Setelah diadakan penilaian lomba kelas sehat yang menjadi juara adalah kelas
5 karena mereka membersihkan kelas dengan kompak selain itu mereka juga menghias
kelas dengan sangat indah. Bapak kepala sekolah memberikan penghargaan kepada
kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 02 Wonosari Semarang berupa piala dan mereka
sangat bahagia.
Lomba
Kebersihan Kelas
Dalam
rangka ulang tahun, Sekolah Dasar Negeri Wonosari 02 Semarang akan mengadakan
lomba kelas sehat yang akan dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2013. Setelah
Bapak dan Ibu Guru memberikan pengumuman kepada seluruh siswa tentang pengadaan
lomba, Seluruh siswa antusias untuk mengikuti lomba kelas sehat tersebut.
Seluruh siswa secara bersama-sama membersihkan kelas mereka dengan menggunakan
peralatan kebersihan yang ada dikelas. Seluruh siswa sangat bersemangat
mengikuti lomba kelas sehat dengan harapan menjadi juara pertama. Para siswa
membersihkan kelas dengan cara menyapu, membersihkan papan tulis, membersihkan
kaca dan lain-lain selain itu mereka juga menghias kelas mereka dengan seindah
mungkin. Setelah diadakan penilaian lomba kelas sehat yang menjadi juara adalah
kelas 5 karena mereka membersihkan kelas dengan kompak selain itu mereka juga
menghias kelas dengan sangat indah. Bapak kepala sekolah memberikan penghargaan
kepada kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 02 Wonosari Semarang berupa piala dan
mereka sangat bahagia.
Contoh
Soal
Petunjuk Pengerjaan Soal:
a. Amatilah
gambar yang ada di bawah ini!
b. Susunlah
gambar di bawah ini menjadi urutan gambar yang padu!
c. Berikan
nomor pada setiap gambar sesuai dengan nomor urutannya!
d. Dari
setiap gambar tuliskan kalimat sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing
gambar!
e. Dari
setiap kalimat dari masing-masing gambar susunlah menjadi sebuah karangan yang
utuh sesuai dengan urutan gambar yang di susun!
f. Kemudian
kembangkan karanganmu dan tuliskan semua karanganmu menjadi sebuah cerita
dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang baik dan benar!
g. Berikan
judul yang sesuai dengan cerita yang dibuat!
Gambar Seri Tema
Mengikuti Lomba
d. Variasi Penilaian Menulis Karangan dengan Metode Picture and Picture
Evaluasi keterampilan
menulis merupakan suatu evaluasi yang mengukur keterampilan siswa dalam
mengungkapkan gagasan, menentukan teknik penyajiannya (dalam mengarang), dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam bahasa tulisan.
Penekanan evaluasi menulis adalah kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola
kata yang tepat di dalam bahasa resmi tulisan. Kepekaan siswa terhadap penggunaan
pola-pola tersebut meliputi: 1) kesesuaian antara subjek dengan bentuk kata
kerja dalam kalimat, 2) kesejaran bentuk kata dalam kalimat, 3) pemakaian kata
ganti, 4) penggunaan kata sifat, dan 5) penggunaan kata tambahan (Safari
1997:109).
Evaluasi hasil pembelajaran
menulis karangan sederhana digunakan untuk
melihat perkambangan kemampuan
siswa menulis karangan
sederhana melalui model picture
and picture. Evaluasi
hasil pembelajaran menulis
karangan sederhana mengacu pada
indikator pencapaian hasil
belajar kemampuan siswa menulis karangan sederhana. Evaluasi
hasil juga difungsikan sebagai balikan bagi peneliti untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun
indikator yang digunakan
sebagai evaluasi dalam
penelitian ini adalah:
1.
Apakah siswa mampu
menulis karangan sederhana
dengan menggunakan kata dan
struktur yang tepat.
2.
Apakah siswa mampu menulis karangan sederhana
dengan menggunakan ejaan
yang tepat.
3.
Apakah siswa mampu menulis karangan sederhana sesuai dengan urutan gambar. Keberhasilan
belajar dan mengajar bergantung pada keyakinan kita tentang faktor-faktor
pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun variasi
penilaian yang di gunakan untuk Kompetensi Dasar menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan adalah
sebagai berikut:
1.
Teknik Tes
Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi
pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawaban memiliki standar jawaban
tertentu, benar-salah, dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choice),
benar salah (true false), menjodohkan (matching choice), jawaban singkat (short
answer) ataupun tes isian (completion test) (Sukmadinata, 2010:230). Dilihat
dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes lisan, tes tulisan,
dan tes perbuatan (Sanjaya 2010:100-101). Tes tulisan atau sering juga disebut
tes tertulis, adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah
item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk ke dalam tes
tulisan, yakni tes esai dan objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara
siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka, yaitu menjelaskan atau
menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Tes esai dapat menilai
proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan menyusun jawaban yang
sistematis, kesanggupan menggunakan bahasa, dan lain sebagainya. Tes objektif
adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah
ditentukan. Misalkan bentuk tes Benar-Salah (BS), tes pilihan ganda (multiple
choice),menjodohkan (matching), atau bentuk tes melengkapi (completion). Tes
lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes perbuatan
adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala guru ingin mengetahui
kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu, misalkan keterampilan
memperagakan gerakan-gerakan, keterampilan mengoperasikan sesuatu alat, dan
lain sebagainya.
Pada pembelajaran ini, penulis
menggunakan tes yang digunakan untuk memperoleh data nilai siswa. Tes ini
diadakan setelah kegiatan inti pembelajaran terhadap
masing-masing siswa dalam bentuk tes yang sama yaitu tes menulis menulis
karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan dengan metode picture and picture untuk melihat potensi
keterampilan menulis siswa. Data ini digunakan untuk menilai hasil belajar
siswa.
2. Non tes
a.
Observasi
Observasi (observation) atau
pengamatam merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata,
2010:220). Observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran
menulis kreatif puisimenggunakan metode picture and picture.
Observasi merupakan metode yang
dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan yaitu pada saat proses
pembelajaran dikelas untuk mengamati secara langsung bagaimana pelaksanaan pembelajaran
yang ada di kelas. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data secara kongkrit yang
diperlukan. Teknik yang dilakukan dengan teknik pengamatan atau
observasi adalah penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal
secara langsung, teliti, dan sistematis, yaitu:
1. Tanggapan
awal siswa pada saat guru hadir dan memperkenalkan materi pembelajaran yang
akan dibahas.
2. Perhatian
siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang disampaikan oleh guru.
3. Tanggapan
siswa mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan.
4. Tanggapan
siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang sudah dilalui.
Observasi dilakukan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek yaitu peserta didik. Metode observasi merupakan verbalisasi mengenai
hal-hal yang diamati, dengan metode ini dengan mencari data langsung ke
lapangan. Observasi ini berfungsi mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama
prosesnya.
b. Dokumentasi
(Dokumenter)
Studi dokumenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata,
2010:221-222). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan
dan fokus masalah yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen- dokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah (dilaporkan
tanpa analisis). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam penelitian serta nilai
siswa.
Teknik dokumentasi digunakan sebagai
bukti pada saat pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran ini dokumentasi
yang digunakan adalah dokumentasi foto yang diambil dengan kondisi praktikan
dan siswa dalam keadaan yang sewajarnya tanpa direkayasa. Aspek yang diambil
dalam dokumentasi foto meliputi:
1. Aktivitas
pada waktu praktikan memberikan apersepsi,
2. Aktivitas
pada waktu menjelaskan materi,
3. Aktivitas
pada waktu siswa membuat sebuah karangan dengan metode picture and picture.
3. Instrumen
Penilaian
Instrumen Penilaian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh Penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti hasilnya lebih cepat, lengkap, dan
sistematis (Arikunto, 2006:160). Instrumen Penilaian yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan ini adalah tes tertulis dan non
tes. Data yang diperoleh dalam Pembelajaran ini diharapkan merupakan data yang
baik dan sesuai dengan hasil pekerjaan siswa yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar